Bersama Don Bosko, Hari ke-24

Sosok Inspiratif bagi Don Bosko

Santo Yohanes Bosko memiliki banyak sosok inspiratif terutama para kudus. Ia sering menulis dan menceritakan kehidupan para kudus kepada anak-anak muda di Oratorium. Ia menceritakan kehidupan Santo Fransiskus dari Asisi, Santo Agustinus, Santo Ignasius Loyola, Santo Dominikus, Santo Alfonsus de Liguori, Santo Aloysius Gonzaga dan Santo Fransiskus dari Sales. Dua Santo yang terakhir lebih sering diungkapkannya kepada anak-anak di oratorium.

Berkaitan dengan Santo Aloysius Gonzaga, Don Bosko menasihati anak-anak muda di Oratorium: “Pada akhir Ekaristi Kudus, jangan lupa untuk mengucapkan doa Salam ya Ratu tersuci kepada Santa Perawan Maria dan sebuah doa Bapa Kami untuk menghormati Santo Aloysius Gonzaga, semoga mereka dapat membantu kalian untuk menjaga resolusi baik, dan terutama supaya membantu Anda sekalian untuk menghindari perkataan-perkataan berupa caci maki yang buruk. Sepanjang hari, ulangi kata-kata ini: “Santa Perawan Maria Bunda Yesus, Santo Aloysius Gonzaga, bantulah saya untuk menjadi orang suci.”

Ada sebuah premis penting untuk memahami apa itu kelembutan hati Salesian. Seorang Pakar Salesianitas, Pater Pietro Braido, SDB, menjelaskannya kepada kita: “Kelembutan hati Salesian bukanlah sentimentalisme, yang membangkitkan jenis ekspresi yang lembek atau gemulai; kelembutan hati bukanlah kebaikan hati yang biasa dimiliki oleh orang-orang yang senang menutup mata terhadap kenyataan agar tidak mengalami masalah dan gangguan; kelembutan hati bukanlah kepicikan orang-orang yang melihat segala sesuatu yang indah dan baik dan yang baginya semuanya selalu baik-baik saja; kelembutan hati bukanlah sikap diam dari orang-orang yang tidak memiliki saran-saran yang dapat ditawarkan… Kelembutan hati Salesian (Don Bosco menggunakan istilah cinta kasih) adalah sesuatu yang berbeda: kelembutan ini tidak diragukan lagi berasal dari cinta kasih yang dalam dan kokoh dan menuntut pengendalian yang cermat atas sumber-sumber emosi dan afektif seseorang; kelembutan ini mengekspresikan dirinya dalam humor yang tetap dan tenang, tanda seseorang yang memiliki rasa kemanusiaan yang kaya; kelembutan ini membutuhkan kemampuan untuk berempati dan berdialog serta menciptakan suasana yang tenteram, bebas dari ketegangan dan konflik. Jadi kelembutan Fransiskus tidak bisa disamakan dengan kelemahan; sebaliknya, ini adalah kekuatan yang membutuhkan kontrol, kebaikan pikiran, kejelasan tujuan dan kehadiran Tuhan yang kuat.”

Don Bosco mengagumi santo Fransiskus dari Sales karena kelembutan hatinya, karena kasih penuh kebaikan yang dimiliki Fransiskus dari Sales. Pada tahun 1854 Don Bosco mengatakan kepada para caln Salesian perdana: “Bunda Maria ingin kita memulai sebuah Serikat. Saya telah memutuskan untuk menyebut diri kita Salesian. Marilah kita menempatkan diri kita di bawah perlindungan Santo Fransiskus dari Sales, sehingga kita dapat memperoleh kelembutannya yang luar biasa.” Pada tanggal 19 Desember 1859. Kongregasi Salesian Don Bosco resmi didirikan. Pada tahun 1872 Konstitusi Salesian Don Bosko disahkan oleh Paus Pius IX.

Mari kita kembali sejenak ke awal berdirinya Kongregasi Salesian. Don Michele Rua selaku pengganti Don Bosko yang pertama mencatat dalam sebuah buku catatan yang sekarang berada di ruangan yang sama, salah satu kenang-kenangan paling berharga di “Museo Casa Don Bosco”, (Museum Rumah Don Bosco). Buku itu berukuran 10 cm kali 5 cm, sedikit lebih besar dari kotak korek api. Ada beberapa halaman, tetapi hanya yang pertama yang digunakan oleh Michele, yang, dengan tulisan tangan yang indah yang selalu membedakannya, telah mewariskan kenangan ini:

“Pada malam hari tanggal 26 Januari 1854 kami berkumpul di kamar Don Bosco; bersama Don Bosco sendiri, Giovanni Cagliero dan Michele Rua, kami berdua saat itu berusia 16 tahun, dan bersama mereka, Giuseppe Rocchietti, 17 tahun, dan Giacomo Artiglia, si bungsu, 15 tahun. Kepada kami semua diusulkan suatu latihan praktis cinta kasih kepada sesama, dengan bantuan Tuhan dan Santo Fransiskus dari Sales, dan kemudian kami berjanji, kalau mungkin dan sesuai, untuk mengikrarkan kaul kepada Tuhan. Sejak malam itu, nama Salesian disematkan kepada mereka yang siap melakukan hal yang sama”. Nama Salesian berasal dari nama Santo Fransiskus dari Sales.

Bagi saya dua sosok ini sangat menginspirasi kehidupan rohani Don Bosko. Sebab itu dia pun menghendaki supaya anak-anak muda di oratoriumnya juga berjalan dalam kekudusan dengan menginspiras para kudus yang diceritakannya secara lisan maupun tulisan.

Untuk menghormati Santo Fransiskus dari Sales, saya mengutip dua perkataanya yang inspiratif berikut ini:

Pertama, “Jangan pernah terburu-buru; lakukan segala sesuatu dengan tenang dan dengan jiwa yang tenang. Jangan kehilangan kedamaian batin Anda untuk apa pun, bahkan jika seluruh dunia Anda tampak kacau.”

Kedua, “Bersabarlah dengan segala sesuatu – tetapi pertama-tama dengan diri Anda sendiri. Jangan pernah mencampuradukkan kesalahan Anda dengan nilai Anda sebagai manusia. Anda adalah orang yang sangat berharga, kreatif, dan berharga hanya karena Anda ada. Dan tidak ada kemenangan atau kesengsaraan yang dapat mengubahnya.”

Santo Fransikus dari Sales, doakanlah kami. Amen.

P. John Laba, SDB