Homili 11 April 2024

Hari Kamis, Pekan II Paskah
Kis 5:27-33
Mzm 34:2,9,17-18,19-20
Yoh 3:31-36

Semakin taat kepada Allah

Adalah santo Agustinus. Sosok orang kudus ini pernah berbicara tentang pentingnya kita mentaati kehendak Allah di dalam hidup kita setiap saat. Ia berkata: “Tuhan tidak memerintahkan hal yang mustahil bagi kita namun dengan memerintahkan, memperingatkan kamu untuk melakukan apa yang kamu bisa lakukan dan berdoalah untuk apa yang tidak kamu lakukan dan juga menolong kamu supaya kamu dapat melakukannya”. Perkataan santo Agustinus sungguh mengundang kita untuk semakin menyadari betapa pentingnya menjadi pribadi yang taat sepenuhnya kepada Tuhan. Seorang pribadi yang taat kepada Tuhan dengan melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan bagi dirinya.

Kita mendengar kisah heroik dari Petrus dan teman-temannya. Para rasul ini memang ‘agak laem’ karena urat rasa takutya benar-benar hilang. Para rasul ini ditangkap pagi-pagi ketika merekan dengan bebas mengajar masyarakat tentang sosok Yesus dari Nazaret. Di hadapan para pemimpin Yahudi, Petrus dan teman-temannya ini berani bersaksi tentang iman mereka kepada Tuhan Yesus, dan mereka berusaha untuk menyangsikan semua pikiran para pemimpin Yahudi. Mereka berani berkata kepada para pemimpin Yahudi tentang kesaksian mereka kepada Tuhan Yesus yang mereka cintai. Inilah perkataan mereka: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.” Ketatatan memiliki nilai yang ilahi.

Mengapa Para Rasul harus menjadi pribadi yang lebih taat kepada Tuhan? Sebab Allah sendiri yang membangkitkan Yesus Kristus yang sudah disalibkan oleh manusia. Allah sendirilah yang juga meninggikan Yesus Kristus dari segalanya. Allah sendiri yang menghendaki supaya Israel bertobat dan menerima pengampunan berlimpah dari Tuhan. Segala-galanya adalah kuasa Allah sendiri.

Santo Yohanes Pembaptis dalam Injil coba memaknai semua ini dengan berkata: “Bapa sendiri mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya”. (Yoh 3: 35). Konsekuensinya adalah “barang siapa percaya kepada Anak, ia akan memperoleh hidup yang kekal, barang siapa tidak taat kepada Anak maka ia juga tidak melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.” (Yoh 3:36).
Apa yang harus kita lakukan?

Pada hari ini kita dipanggil untuk menjadi pribadi yang taat kepada kehendak Allah. Orang yang taat adalah mereka yang mampu mendengar dengan baik, mentaati dan denga demikian akan mampu mengasihi seperti Tuhan sendiri. Nah, apakah kita sungguh merupakan pribadi yang taat? Renungkan dan mintalah anugerah ini dari Tuhan.

P. John Laba, SDB