Homili 17 April 2024

Hari Rabu Pekan III Paskah
Kis 8:1b-8
Mzm 66:1-3a,4-5,6-7a
Yoh 6:35-40

Benih baru iman Kristiani

Adalah Tertulianus. Bapa Gereja ini memiliki sebuag ugkapan yang indah tentang penumpahan darah para martir. Ia berkata: “Il sangue dei martiri è il seme di nuovi Cristian” artinya: “Darah para martir adalah benih orang Kristen yang baru”. Perkataan Tertulianus ini membantu kita untuk berpikir kembali bahwa Tuhan Yesus adalah benar-benar sosok Martir Agung yang memberikan segalanya bagi Tuhan Allah dan sesama manusia. Tuhan Yesus, tidak pernah melakukan sebuah dosa namun dianggap sebagai orang berdosa. Keteladanan Yesus ini banyak diikuti oleh para pengikut-Nya. Sebut saja, santo Stefanus sang Martir pertama di dalam Gereja perdana yang menjadi model yang tepat bagi Gereja sepanjang masa. Stefanus juga mengurbankan dirinya sampai tuntas karena cintanya kepada Kristus dan Gereja.

Apa yang terjadi pasca kematian Diakon Stefanus? Ternyata Gereja semakin berusaha untuk berkembang lebih baik lagi. Para rasul dan jemaat awam semakin bahu membahu mewartakan Injil ke seluruh dunia, apapun situasinya. Kita mengingat kesaksian iman santo Paulus berikut ini: “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” (2Tim 4:2). Kesulitan apapun di hadapan mereka, mereka tetap berusaha untuk mewartakan Injil. Kehadiran Saulus yang kejam tidak menakutkan para Rasul. Mereka bahkan tidak kenal lelah mewartaka Injil ke mana-mana. Filipus misanya, tidak bermental bekicot. Ia tetap berani mewartakan Injil di sekitar Samaria di Kerajaan Utara. Orang-orang sangat antusias untuk menerima Yesus sebagai Tuhan bagi mereka.

Siapakah Yesus bagi mereka saat itu?

Yesus adalah sosok istimewa. Dia menginspirasi orang yang hidup dihadirat-Nya. Dia adalah sosok martir Agung bagi keselamatan semua orang. Dia juga menjadi Roti Hidup bagi semua orang. Tidak ada lagi yang namanya lapar dan haus bagi orang yang datang dan percaya kepada-Nya. Orang harus berusaha untuk melihat Yesus, sang Anak dan percaya kepada-Nya akan beroleh hidup yang kekal. Kebangkitann abadi adalah jaminan baginya.

Bagimana dengan kita?

Kita adalah pengikut Kristus sejati yang tahan banting terhadap berbagai ancaman apapun di dalam hidupnya. Sudah terbukti selama ini, kita tidak kenal lelah dalam mewartakan Injil. Kesulitan berupa fenomena alam tidak pernah menyurutkan niat untuk mengabdi Tuhan dan Gerejanya. Tetaplah berani mewartakan benih subur Injil bagi sesamamu di dalam Gereja.

P. John Laba, SDB