Homili 1 Mei 2024 – St. Yusuf Pekerja

Hari Rabu Pekan V Paskah
Peringatan Santo Yusuf Pekerja
Kis. 15:1-6
Mzm 122:1-2,3-4a,4b-5
Yoh 15:1-8

Lectio:

“Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” Demikianlah Sabda Tuhan. Syukur kepada Allah.” Demikianlah Sabda Tuhan. Syukur kepada Allah.

Renungan:

Ranting itupun berbuah

Pada hari ini kita memasuki bulan Mei, hari pertama di tahun 2024. Kita mengucapkan selamar datang bulan Mei 2024. Selamat memulai bulan untuk berdevosi kepada Bunda Maria. Sambil kita melakukan devosi kepada Bunda Maria, kita juga mengenang Santo Yusuf, suami Bunda Maria yang dikenal dengan sebutan santo Yusuf Pekerja. Peringatan ini secara resmi dilembagakan oleh Paus Pius XII pada tanggal 1 Mei 1955, untuk memastikan bahwa para pekerja tidak kehilangan pemahaman Kristiani tentang kerja; namun sebelumnya para Paus telah mempersiapkan dasar-dasarnya. Paus Pius IX dengan cara tertentu telah mengakui pentingnya Santo Yosef sebagai seorang pekerja, ketika ia menyatakannya sebagai Pelindung Gereja Universal. Prinsip kerja sebagai sarana menuju keselamatan kekal akan diangkat kembali oleh Santo Yohanes Paulus II dalam ensikliknya Laborem exercens, di mana ia merujuk pada “Injil Kerja”. Dan Kardinal Angelo Roncalli – yang menjadi Paus dan dikenal sebagi Santo Yohanes XXIII – ketika dia terpilih untuk menduduki Tahta santo Petrus telah berpikir untuk mengambil nama Yusuf, begitu berbaktinya dia pada orang kudus yang merupakan ayah angkat Tuhan Yesus. Banyak orang kudus lainnya, terutama St Teresa dari Avila, memiliki devosi khusus kepada Santo Yosef.

Kita mengenal Santo Yusuf sebagai seorang tukang kayu. Namun kita perlu mengenalnya lebih jauh bahwa ia adalah keturunan raja dalam hal ini garis keturunan Raja Daud. Santo Yusuf biasanya digambarkan dalam karya seni dengan rambutnya yang sudah beruban dan berjanggut, sosok seorang yang lebih tua di samping Maria dan Yesus, dan sering kali berada di belakang layar. Sikap santo Yusuf ini ternyata sudah menjadi ‘ranting yang berbuah banyak.’

Kita sudah mendengar selama beberapa hari terakhir ini tentang amanat perpisahan Yesus mulai dari Bab ke-14 Injil Yohanes. Kita barusan mendengat awal Bab ke-15 Injil Yohanes tentang sebuah alegori dalam Injil Yohanes, di mana Tuhan Yesus mengatakan tentang pokok anggur dan ranting-rantingnya. Tuhan Yesus Kristus sendiri adalah pokok anggur yang benar, kita para pengikut adalah ranting-rantingnya, dan Bapa di surga adalah pengusahanya. Di sini ada sebuah kesatuan yang begitu indah antara Tuhan dan manusia.

Tuhan Yesus adalah seoran yang sangat praktis. Dia mengambil contoh yang sederhana, dan kontekstual, supaya menggambarkan diri-Nya dengan manusia dan Bapa sendiri. Dia menggunakan tanaman anggur dan perkembangannya. Sosok Bapa yang baik sebagai pengusaha tanaman anggur akan memperhatikan pokok anggur dan ranting-ranting yang menghasilkan buah-buah anggur baru. Bapa memiki kuasa penuh untuk memelihara ranting-ranting dari pohon anggur. Ranting-ranting yang tidak berbuah akan dipotong, ranting-ranting yang berbuah akan dibersihkan supaya lebih berbuah lagi. Baik ranting maupun pokok anggur tetaplah menyatu sehingga terus menghasilkan buah. Ranting yang terlepas dari pokok anggur dengan sendirinya tidak akan menghasilkan buah.

Perumpamaan yang sifatnya alegoris ini tentu memiliki makna yang sangat mendalam. Contoh tentang tanaman anggur ini mau menjelaskan lebih dalam lagi tentang relasi antara Tuhan sang Pencipta dan Manusia yang diselamatkan oleh Tuhan Yesus Kristus sendiri. Sebab itu Tuhan Yesus berkata: “Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam Dia, ia berbuah banyak”. Perkataan ini sangat benar. Maka hal yang sangat penting adalah membiarkan Yesus tinggal di dalam kita dan kita di dalam Dia. Dialah benar-benar pokok anggur dan kita adalah ranting-rantingnya. Ingatlah perkataan emasnya ini: “Sine me nihil potestis facere” (Yoh 15:5).

Santo Yusuf yang diberi gelas sebagai Yusuf Pekerja selalu menginsprasi kita untuk terus bekerja bahkab serupa dengannya di belakang layer untuk menghasilkan buah yang melimpah. Yusuf menghasilkan banyak buah karena ia bersatu dengan Yesus Kristus, Anaknya yang juga mengakui diri pekerja: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.” (Yoh 5:17). Kita pun terpanggil untuk terus menghasikan buah yang berlimpah.

Doa: Bapa yang Mahabaik. Kami bersyukur kepada-Mu karena Enkau sendiri menganugerahkan Yesus sebagai Pokok Anggur dan kami menjadi ranting-ranting yang menyatu dan menghasilkan banyak buah di dalam Gereja-Mu. Ya santo Yusuf, doakanlah kami untuk tetap tekun dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan kami. Amen.

P. John Laba, SDB