Kesempatan Untuk Bertobat!
Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah buku berjudul Success Through Character karya Yakoep Ezra. Di dalam buku itu terdapat kisah tentang DEWA KESEMPATAN di dalam mitologi Yunani. DEWA KESEMPATAN itu digambarkan menyerupai seorang pria botak yang memiliki sayap di kakinya. Ia sulit ditemukan dan jarang sekali lewat. Tak seorang manusia pun yang mudah menangkapnya karena ia berlari begitu cepat dan manusia juga susah untuk mengejarnya. Ia tidak bisa ditangkap dari belakang sebab kepalanya memang botak dan licin. Mungkin strategi yang tepat adalah menghadangnya dari depan. Jadi orang harus mengetahui waktu tepat kehadirannya dan secepat mungkin menyambar rambut di jidatnya. Kalau ada sedikit saja keraguan maka siapa saja akan gagal menangkap DEWA KESEMPATAN. Tetapi kalau tidak merasa ragu dan tepat waktu maka orang dapat menangkapnya.
Saya merenungkan kata kesempatan yang bahkan digambarkan memiliki dewa tersendiri dalam mitologi Yunani ini. Kata kesempatan dapat dipahami dengan baik kalau dihubungkan dengan kata waktu. Dari kata waktu lalu dapatlah membantu kita untuk mengerti tentang peluang atau keluasan tertentu di dalam hidup pribadi dan kelompok. Berdasarkan mitologi Yunani di atas, kesempatan itu adalah peluang yang sulit untuk dilihat, ditemukan dan ditangkap. Padahal sebenarnya kesempatan itu ada di mana-mana dan dapat membantu setiap pribadi untuk bertumbuh menjadi sempurna sebagai manusia. Nah masalahnya adalah pada pribadi orang yang sulit untuk melihatnya. Jadi orang hanya dapat menangkap kesempatan kalau melihatnya.
Sebenarnya kesempatan itu juga gratis sekaligus mahal. Banyak orang yang berpikir terlalu sulit sehingga sulit untuk mengenali dan memanfaatkannya dengan baik dan untuk kebaikan. Teman saya selalu mengatakan bahwa kesempatan itu seperti rahmat Tuhan yang kalau tidak diperhatikan akan lewat begitu saja dalam kehidupan pribadi kita. Kesempatan juga tidak akan datang untuk kedua kalinya karena akan berbeda. Ada seorang sahabat saya yang pernah mengatakan penyesalannya yang mendalam karena selama seharian ia tidak dapat memanfaatkan waktunya yang diberikan Tuhan 24 jam. Ia merasakan halangan-halangan manusiawi dan temporer yakni kemacetan karena jalan-jalan diblokir oleh para pendemo dan banjir. Ia berkata: “Kesempatan hari ini pergi begitu cepat. Aku sudah melihatnya tetapi susah menangkapnya karena terhalang oleh kemacetan”. Yah, ada saja hal-hal tertentu yang dapat menghalangi kita untuk menangkap kesempatan di dalam hidup.
Di dalam Kitab Suci, kesempatan selalu dikaitkan dengan saat pertobatan. Tuhan menunjukkan kesabaranNya dan memberi kesempatan untuk bertobat sebagaimana Yesus ajarkan dalam perumpamaan tentang lalang yang bertumbuh bersama gandum (Mat 13:29) atau kisah tentang pohon ara yang tidak berbuah (Luk 13:6-9). Mari kita mendengar apa kata Yohanes Pembaptis dalam Injil tentang kesempatan. Dalam masa adventus ini kita diajak untuk bertobat sehingga dapat mengalami Yesus yang kita nantikan di dalam hidup kita. Yohanes berkata: “Hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan” (Mat 3:8). Pria Katolik yang bertobat akan melihat peluang untuk berbalik kepada Tuhan dan mengalami Allah di dalam hidupnya. Tuhan Yesus sang inspirator para Pria Katolik juga berkata: “Kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia, kamu akan mati di dalam dosa” (Yoh 8:24). Hal yang sama dikatakan Yesus di dalam Injil Lukas: “Jikalau kamu tidak bertobat, kamu akan binasa atas cara demikian” (Luk 13:3).
Pada hari ini kita belajar dari Tuhan bagaimana Ia memberi kesempatan kepada manusia untuk bertumbuh dan berkembang, hanya kadang-kadang sangat sulit untuk melihat dan menangkap kesempatan tersebut. Banyak Pria katolik yang suka menunda-nunda pekerjaannya padahal kesempatan itu sedang ada dan harus ditangkap dan digunakan.
Satu sikap yang sedang diperangi banyak orang dalam masyarakat adalah sifat oportunis. Ada banyak orang yang bersifat munafik dan mengembangkan sikap oportunis. Dalam kehidupan bermasyarakat, kaum oportunis bisa menjadi serigala yang berbulu domba. Ada seorang teman pernah bercerita bahwa ketika ada pemilihan kepala daerah di tempatnya, banyak pegawai di pemda mendukung seorang calon tertentu yang bukan kepala daerah sekarang. Tetapi ketika mengetahui bahwa jagoannya kalauh maka cepat-cepat ia kembali kepada sang kepala daerah yang lama. Ini orang oportunis yang tidak punya komitmen!
Pada hari ini kita berdoa semoga Tuhan membantu kita untuk memiliki kesempatan bertumbuh, berkembang dan mengalami kasihNya. Ia memberi kesempatan kepada kita maka lihatlah dan tangkaplah untuk hidupmu. Ia juga memberi kesempatan untuk bertobat maka baharuilah dirimu untuk layak mengalami kasihNya.
Saya mengahiri renungan ini dengan mengutip beberapa kutipan ini:
Ali Abi Talib: “Kesempatan itu datang seperti awan di langit yang datang dan berlalu begitu cepat. Oleh karena itu pergunakanlah kesempatan ketika ia nampak di hadapanmu.”
Winston Churchill said, “A pessimist sees the difficulty in every opportunity; an optimist sees the opportunity in every difficulty”.
Benjamin Disraeli said, “One secret of success in life is for a man to be ready for his opportunity when it comes”
PJSDB