Ingatlah sang Bunda
Ad Iesum per Mariam. Kita dapat mencapai Yesus melalui Bunda Maria.
Saya ingin membagikan sebuah pengalaman yang unik. Pada sore hari ini ada seorang sahabat bertanya kepada saya: “Romo John, apa khabar?” “Saya baik-baik saja”, saya menjawabnya. Selanjutnya saya balik bertanya kepadanya, “Kalau kamu, apa khabarmu hari ini?” Dia menjawab, “Saya tidak seperti Romo John. Saya merasa sangat kecewa hari ini Romo. Saya memohon doa Romo supaya saya banyak bersabar dan dapat mengerti dan menerima rekan-rekan kerja saya.” “Saya akan mendoakanmu. Ingat, jangan berhenti berbuat baik”, demikian jawaban saya.
Banyak di antara kita yang hari ini tertawa dan merasa bahagia di tempat kerja. Ada yang mendapat banyak rejeki melalui kehadiran rekan-rekan kerja atau hasil kerja yang sangat memuaskan. Ada yang merasa kecewa karena dibully atau direndahkan. Setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Namun kita selalu menyadari bahwa hidup kita itu seperti sebuah roda yang berputar.
Saya mengingat sebuah kutipan yang bunyinya begini: “Roda itu berputar. Kadang perputarannya cepat, kadang juga lambat. Pikirkanlah hidup kita masing-masing saat ini. Mungkin saja saat ini anda menjadi orang penting dan sangat dibutuhkan. Tetapi belum tentu untuk hari esok. Anda dapat saja diabaikan orang karena mereka merasa bahwa anda tidak penting. Sebab itu tetaplah membumi. Hari esok masih merupakan sebuah misteri”. Kata-kata ini sederhana tetapi sangat bermakna bagi kita semua.
Mari kita memandang Bunda Maria. Kita selalu berdoa: “Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati Amen.” Dengan doa ini kita sebetulnya tidak harus berputus asa. Kalau ada kesulitan, ada Bunda yang hadir dan mendoakan, bukan hanya saat ini tetapi sampai ajal menjemput. Maka mengapa kita masih putus asa dan kehilangan harapan?
St. Theresia dari Kalkuta pernah berkata: “Jika engkau merasa sedih di sepanjang harimu, jangan lupa berserulah kepada Bunda Maria. Anda cukup mendaraskan doa sederhana ini: ‘Maria, Bunda Yesus, sudilah engkau menjadi bunda bagi saya sekarang ini’. Saya harus mengakui bahwa doa ini tidak pernah menjauh dari hidup saya.” Marilah kita mengambil doa Bunda Theresia ini menjadi doa kita kepada Bunda Maria.
Santa Perawan Maria, doakanlah kami anak-anakmu. Amen.
PJ-SDB