Hari Rabu, Pekan ke-VII Paskah
Peringatan Wajib St. Bonifasius
Kis. 20:28-38
Mzm. 68:29-30,33-35a,35b-36c
Yoh. 17:11b-19
Lectio:
Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi semua murid-Nya: “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran.”
Demikianlah Injil Tuhan kita
Terpujilah Kristus
Renungan:
Tuhan pasti menjagamu
Saya pernah mengunjungi seorang pasien di rumah sakit sekaligus memberikan sakramen perminyakan kepadanya. Perjumpaan kami benar-benar sangat bermakna baginya dan bagiku. Baginya, kunjunganku kali ini benar-benar bermakna karena ia mendapat pelayanan sakramen perminyakan dan viaticum. Sorot matanya kepadaku menunjukkan rasa syukurnya yang luhur kepada Tuhan dan kepada abdi yang melayaninya. Bagi saya, saya mendapat sebuah pengalaman lagi dalam pelayanan kepada orang sakit. Saya melihat pergumulan hidupnya di saat sakit dan sorot mata penuh syukur meskipun dalam suasana menderita. Pada saat hendak meninggalkan ruangannya, salah seorang saudaranya berkata: “Jangan takut, Tuhan pasti menjagamu”. Perkataan ini bukanlah perkataan perpisahan selamanya. Perkataan ini ternyata memiliki kekuatan yang menyembuhkan. Sang pasien mendengar perkataan ini: “Jangan takut, Tuhan pasti menjagamu” dan ia percaya bahwa Tuhan akan melakukan yang terbaik sebagai wujud kasih-Nya. Ia percaya bahwa Tuhan menjaganya dan ia pun sembuh dan hidup sampai saat ini.
Kita sedang berada di hari keenam dalam masa Novena Pentekosta. Saya merasa yakin bahwa banyak di antara kita sedang mengikuti novena Pentekosta ini dan sedang memohon anugerah-anugerah Roh Kudus yang baru bagi hidup pribadinya. Roh Kudus akan mengajar segala sesuatu dan mengingatkan semua yang sudah Yesus Sabdakan kepada kita (Yoh 14: 26). Roh Kudus adalah Penghibur yang tidak akan meninggalkan kita sendirian. Kita patut bersyukur karena Tuhan tidak akan membiarkan kita sendirian. Dia pasti tetap menjaga hidup kita di dunia ini.
Pada hari ini kita mendengar kisah Yesus sebagai Imam Agung berlanjut. Dia menunjukkan jati diri-Nya sebagai Imam Agung yang sangat berbeda dengan para imam sepanjang zaman. Ia sebagai Imam Agung mendoakan para murid-Nya yang penuh dengan kelemahan. Sebut saja Yudas Iskhariot yang akan mengkhianati-Nya, Petrus yang akan menyangkal-Nya, Thomas yang kurang percaya, Anak- anak Zebedeus yang memiliki ambisi-ambisi tertentu dan para rasul lain yang mungkin punya hiden agenda di hadapan Yesus. Yesus mengetahui hidup pribadi para murid-Nya namun Ia tetap menunjukkan jati diri-Nya sebagai Imam Agung yang mendoakan mereka kepada Bapa di surga. Wah, kalau anda dan saya sudah tahu bahwa sesama kita berkhianat maka kita tidak akan mendoakan mereka, bahkan kita berniat jahat terhadap mereka. Yesus berbeda dengan kita. Ia mendokan tanpa memilah-milah hidup manusia.
Apa yang menjadi intensi doa dari Tuhan Yesus sang Imam Agung?
Ada beberapa kata penting dalam doa Yesus ini. Pertama, supaya Bapa disurga dapat memelihara kita dalam nama-Nya yang kudus supaya masing-masing pribadi menjadi satu, bersaudara. Kedua, supaya Bapa di surga dapat menjaga kita supaya memperoleh keselamatan dan hidup abadi. Ketiga, Supaya Bapa dapat melindungi kita dari maut dan dosa (kejahatan). Keempat, supaya Bapa menguduskan kita dalam kebenaran. Keempat kata kunci dalam doa sang Imam Agung yakni memelihara, menjaga, melindungi dan menguduskan kita supaya menjadi semakin serupa dengan Diri-Nya. Keempat kata yang sama menjadi misi kita di dunia ini, yakni supaya dalam hidup berdampingan dengan sesama, kita juga dapat saling memelihara, menjaga, melindungi dan menguduskan.
Pada hari ini kita belajar dari Yesus. Dia adalah Tuhan kita, tetapi masih menempatkan diri-Nya sebagai Imam Agung yang berdoa kepada Bapa di Surga. Dia mendoakan semua orang tanpa melihat baik tidaknya orang yang Ia doakan. Dia percaya kepada Bapa yang senantiasa memelihara, menjaga, melindungi dan menguduskan kita. Kita harus mengalami transformasi radikal supaya menjadi serupa dengan Tuhan Yesus. Mengapa? Karena kita masih dikuasai oleh keinginan untuk membalas dendam, marah, iri hati dan benci. Semua ini menandakan bahwa kita masih menjadi milik dunia. Apakah kita tetap mau menjadi milik dunia? Jawabnya adalah tidak! Karena Yesus adalah Imam Agung yang mendoakan kita kepada Bapa sampai tuntas. Hanya dengan demikian kita juga maupu memelihara, menjaga, melindungi dan menguduskan.
Doa: Tuhan, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau sungguh baik hati kepada kami. Kami mohon kepada-Mu, semoga kami dapat menjadi serupa dengan Engkau yang memelihara, menjaga, melindungi dan menguduskan kami anak-anak-Mu. Santu Bonifasius, doakanlah kami. Amen.
PJ-SDB