Berjalan bersama Yesus selamanya
Kita semua mengenal lirik lagu ini: “Jalan serta Yesus, jalan serta-Nya setiap hari. Jalan serta Yesus, serta Yesus s’lamanya.” Bayangkan saat-saat orang menyanyikan lagu ini. Pada wajah mereka ada suasana sukacita yang besar. Kaki dan tangan bergerak seirama dengan suara yang keluar dari mulut. Lagu ini memanggil kita semua untuk tetap berjalan bersama Yesus selamanya, dalam suasana apa saja, baik suka maupun duka.
Saya merenungkan perkataan Yesus di hadapan para murid-Nya supaya mereka siap memikul kuk enak yang dipasan-Nya. Kuk merupakan palang kayu dengan jepitan kayu vertikal sehingga memisahkan dua ekor hewan sehingga bersama-sama dapat menarik beban-beban yang berat. Kuk juga merupakan palang kayu tunggal dengan jerat tali yang diikatkan ke leher binatang penarik. Dalam arti kiasan, kuk berarti kesukaran yang dialami oleh setiap orang dalam hidupnya. Nabi Yeremia misalnya, pernah memakai kuk pada lehernya yang mengisyaratkan bahwa Yehuda akan tunduk paksa kepada Babel (Yer. 27:2). Tuhan Yesus berkata-kata tentang kuk yang ringan (Mat. 11:29-30) yang tidak melukai, enak dipakai.
Apa yang hendak Tuhan Yesus katakan tentang kuk itu? Kuk yang ringan itu menunjuk pada perintah atau hukum baru yang diajarkan-Nya kepada kita yakni hukum kasih. Mengasihi dengan kasih Tuhan Yesus itu tidaklah mudah, sebab menurut Yesus, musuh sekalipun kita doakan dan kasihi, orang berdosa dan orang jahat juga tetap kita kasihi. Ini tidaklah mudah bagi kita secara manusiawi, sangat berat tetapi kita harus tetap melakukannya karena kuk itu sudah dipasang dan kita tetap berjalan bersama-Nya. Kita tidak sendirian memikul kuk, Yesus dan kita berjalan bersama-sama, setiap hari, tanpa kenal lelah. Ini adalah penyertaan Tuhan yang luar biasa.
Apakah sepanjang hari ini anda berjalan bersama Yesus atau berjalan sendiri saja? Mungkin anda yang tidak sadar bahwa sebenarnya anda sedang berjalan bersama Yesus sepanjang hari. Atau anda masa bodoh karena merasa tidak mendapat pertolongan dari Tuhan. Banyak kali kita tidak rendah hati untuk menerima kenyataan bahwa Yesus sedang berjalan bersama kita. Pikiran kita sebaliknya yakni kita sedang berjalan sendirian. Sungguh anda pelupa. Anda melupakan kasih dan kesetiaan Tuhan dalam hidupmu.
Tuhan memberkati kita semua.
PJ-SDB