Biarkan lilin ini terus menyala!
Selamat merayakan Paskah bagimu. Sekali lagi saya mengucakan selamat merayakan Paskah bagimu. Saya sangat berterima kasih kepadamu malam ini karena anda selalu mendapatkan sapaan dari saya setiap hari. Saya berharap anda merasa bahagia dengan sapaan saya kali ini. Saya merayakan misa Malam paskah dengan hati penuh sukacita. Dari banyak hal yang saya rasakan malam ini, ada satu yang mau saya renungkan dan bagikan bersamamu yaitu tentang Lilin Paskah yang terus menyala.
Lilin Paskah menjadi pusat perhatian kita pada awal perayaan Malam Paskah (upacara mulia pembuka vigili). Pada Lilin Paskah ini sang imam selaku pemimpin Ekaristi mendoakan sambil menandai lilin paskah dengan kata-kata ini: “Kristus dahulu dan sekarang, Awal dan Akhir, Alfa dan Omega, Milik-Nyalah segala masa dan segala abad, kepada-Nyalah kemuliaan dan kekuasaan sepanjang segala masa.” Selanjutnya imam menancapkan lima biji dupa pada Lilin Paskah dengan berkata: “Demi luka-luka-Nya yang kudus dan mulia, semoga kita dilindungi dan dipelihara oleh Kristus Tuhan. Amen”. Imam juga meminta perhatian umat dengan mengatakan: “Semoga cahaya Kristus yang telah bangkit mulia, menghalau kegelapan hati dan budi.” Dalam Pujian Paskah, sekali lagi dikatakan tentang lilin: “Semoga lilin ini, yang diberkati demi penghormatan-Mu Bapa bernyala terus untuk menghalau kegelapan malam ini.”
Lilin Paskah yang terus menyala bukan hanya sekedar sebuah lilin saja. Lilin adalah tanda kehadiran seorang Pribadi yaitu Tuhan Yesus Kristus yang bangkit dari kegelapan maut dan membawa terang abadi bagi kita. Lilin itu yakni Kristus terus menyala dan menghalau kegelapan malam kehidupan kita. Lilin yang menyala pada saat kita membaharui janji baptis mentransformasi kedangkalan iman kita kepada Kristus. Jangan hanya mulut yang mengakui tetapi hati kita juga harus mengakui dan mencintai Tuhan Yesus Kristus. Hanya dengan demikian kita juga menjadi lilin yang bercahaya untuk menerangi kegelapan hidup orang lain.
Saya teringat pada Buddha. Ia pernah berkata: “Ribuan lilin dapat dinyalakan dari satu lilin dan nyalanya tidak akan berkurang. Begitu pun kebahagiaan tidak akan pernah berkurang walau dibagi-bagi.” Bagi saya perkataan Buddha ini sangat super dan tidak jauh dari apa yang kita rasakan malam ini dengan lilin Paskah Kristus. Dari satu lilin yang sama kita saling berbagi cahaya, saling berbagi kepedulian dan bertekad untuk membaharui lagi janji baptis kita kepada Tuhan.
Maka apa yang harus kita lakukan?
Meminjam perkataan Rohaniwan dan Filsuf Ivan Dominic Illich: “Bawalah lilin dalam kegelapan, jadilah lilin dalam kegelapan, ketahuilah bahwa kamu adalah nyala api dalam kegelapan.” Anda, dirimu adalah lilin bagi sesama. Jangan pernah memadamkan lilin dalam hidupmu. Lilin adalah perbuatan-perbuatanmu yang terbaik setiap saat hidupmu.
Selamat Paskah dan Tuhan memberkati kita semua,
P. John Laba, SDB