Bersahabat dengan diri sendiri
Pada hari ini saya berbincang-bincang dengan seorang bapa yang sudah memasuki usia senja. Dia mengatakan bahwa semakin usianya bertambah, semakin ia menyadari bahwa Tuhah sungguh baik baginya. Dia masih bisa melihat dengan jelas, mendengar dengan baik dan berjalan masih tegak meski usianya sudah senja. Tentu sebuah sharing yang menyegarkan. Dia sedang bersahabat dan akrab dengan dirinya sendiri.
Saya mengingat perkataan suci ini: “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.” (Mzm 90:10). Kita semua akan melewati serta mengalaminya. Kalau saja kita menerima diri ketika mengalami masa muda dan masa tua maka betapa bahagianya hidup ini.
Saya sekarang memandang diri saya saat ini dan semakin bergaul dengannya. Saya sedang memasuki usia lansia karena pada tanggal 29 Mei mendatang saya memasuki usia 55. Nah, menurut WHO (2013), klasifikasi lansia adalah sebagai berikut : Pertama, usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-54 tahun. 2) Lansia (elderly), yaitu kelompok usia 55-65 tahun. 3) Lansia muda (young old), yaitu kelompok usia 66-74 tahun dan lansia tua (old) adalah kelompok usia 75-90. Anda masuk kelompok yang mana? Ada yang tersenyum karena sedang ngantri yah.
Perhatikan gambar yang saya kirim ini dan renungkan perkataan dalam tulisan ini: “Semakin saya bertambah tua, semakin saya juga menyadari bahwa hal-hal yang dianggap tidak berharga ternyata paling berharga.” Apakah anda sedang mengalaminya saat ini? Apakah anda merawat tubuh jasmani dan rohani anda? Selamat bergaul dengan dirimu sendiri.
P. John Laba, SDB