Pedang
Food For Thought pada hari ini berjudul “Pedang”. Sumber inspirasinya adalah perkataan Yesus di dalam Injil Matius: “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.” (Mat 10:34).
Mungkin di antara kita merasa bingung karena Yesus sang Mesias sendiri datang sebagai Pangeran Perdamaian (Yes 9:5) dan menjadi pendamai manusia dengan Tuhan (Rom 3:25; 2Kor 5:18). Dia sendiri berkata: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu, Kuberikan kepadamu dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan dunia kepadamu.” (Yoh 14:27) maka “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” (Mat 5:9). Para murid membawa damai kepada keluarga-keluarga (Mat 10:13).
Perkataan Yesus di dalam Injil Matius ini kelihatan bertentangan dengan pewartaan damaiNya karena Dia membawa pedang! Sebenarnya Yesus mau mengatakan tentang pewartaan Injil yang dapat membangkitkan permusuhan bahkan di dalam keluarga sendiri. Firman Tuhan itu hidup dan kuat lebih tajam dari pedang bermata dua (Ibr 4:12; Ef 6:17). Untuk itu dalam mewartakannya orang harus berani meskipun banyak penderitaan yang dihadapi. Ada pertentangan di dalam keluarga manusia (Mikha 7:6) tetapi Injil memang harus tetap diwartakan.
Pedang dalam Injil Matius 10:34 ini merupakan metafora yang dipakai untuk menjelaskan tentang permusuhan sesama manusia karena Injil Yesus Kristus. Pedang juga merupakan simbol alat penghukuman dan ganjaran dari Allah (Rom 13:4). Pedang adalah lambang Sabda Allah untuk menghancurkan dosa dan kejahatan (Mat 26:52). Pedang sebagai simbol kekerasan (Kej 27:40). Pedang merupakan metafora untuk kematian dan pembantaian yang keji (Luk 21:24). Pedang juga melambangkan perkataan yang keras dan membinasakan (Luk 2:35). Sebaiknya: “Sarungkanlah pedangmu!” (Yoh 18:11).
PJSDB