Homili 14 Juli 2014

Hari Senin, Pekan Biasa XV
Yes 1:11-17
Mzm 50:8-9.16bc-17. 21,23
Mat 10:34-11:1

Belajar Berbuat Baik!

Fr. JohnAda seorang ibu yang sudah menjanda selama beberapa tahun. Ia memiliki seorang putra yang sedang memasuki usia remaja. Setiap hari ibu itu selalu mengingatkan anaknya untuk selalu berbuat baik. Ada banyak contoh dan teladan untuk berbuat baik diberikan ibu kepada anaknya sejak usia dini. Anak itu pun bertumbuh sebagai pribadi yang baik dan simpatik. Para guru di sekolah selalu memujinya sebagai siswa yang baik. Dalam pemilihan siswa teladan di sekolah, ia berhasil mengungguli siswa-siswi yang lain. Para gurunya meminta kehadiran orang tuanya. Ketika ditanya oleh kepala sekolah mengapa anaknya memiliki kepribadian yang baik, ibunya menjawab: “Setiap hari saya selalu berbuat baik kepadanya dan saya juga mengatakan kepadanya untuk selalu berbuat baik kepada sesamanya.” Anak itu bisa berbuat baik karena ia belajar dari ibunya yang setiap hari berbuat baik dan menasihati hal yang sama.

Pengalaman seorang remaja dari keluarga single parent ini sangat inspiratif bagi banyak keluarga dalam mendidik anak-anaknya. Berbuat baik itu sesuatu yang sangat universal tanpa memandang latar belakang setiap orang. Tuhan sudah menciptakan manusia serupa dengan wajahNya maka dengan sendirinya segala kebaikan Tuhan juga ada di dalam diri kita semua. Tuhan Yesus sendiri berkata: “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan BapaMu yang di Surga.” (Mat 5:16).

Tuhan Allah bernubuat melalui nabi Yesaya bahwa Ia tidak lagi menerima korban persembahan dari umatNya. Ia sudah bosan dengan korban bakaran berupa domba-domba jantan, akan lemak dari anak lembu gemuk. Darah lembu jantan dan domba-domba juga tidak lagi disukai oleh Tuhan. Ia memalingkan wajahNya dari manusia meskipun manusia berdoa. Mengapa Tuhan tidak menyukai kurban persembahan dan memalingkan wajahNya dari umatNya? Karena Tuhan lebih melihat keterbukaan hati manusia untuk mengasihiNya dan mengasihi sesama lain. Itu sebabnya dengan tegas Tuhan berkata: “Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!” (Yes 1: 16-17).

Pesan Tuhan melalui nabi Yesaya dalam perikop kita adalah bahwa lebih baik kita bertobat, berbalik kepada Allah dari pada mempersembahkan korban bakaran. Kita membenci dosa tetapi harus mengasihi kaum pendosa. Tugas dan tanggung jawab kita adalah membantu sesama supaya bertumbuh menjadi pribadi-pribadi yang layak di hadirat Tuhan. Kasih dan kesetiaan Tuhan melingkupi kita semua sebagai anak-anakNya. Banyak kali orang berpikir bahwa ia melayani Tuhan dalam pelayanan-pelayanan. Semuanya ini belumlah cukup. Pelayanan menjadi sempurna ketika kita berprinsip bahwa semuanya itu dilakukan demi kemuliaan Tuhan, demi melayani sesama tanpa memandang latar belakangnya. Inilah wujud perbuatan baik yang nyata di dalam hidup kita.

Tuhan Yesus dalam bacaan Injil mengatakan kepada para muridNya tentang konsekuensi dan urgensi untuk mengikutiNya. Ia datang ke dunia bukan untuk membawa damai melainkan pedang. Ia datang untuk memisahkan pribadi-pribadi di dalam keluarga. Dengan demikian setiap orang dapat mengasihi Tuhan lebih dari segalanya, kalau tidak demikian maka orang itu tidak layak bagi Tuhan. Orang harus berani memikul salib dan menyerahkan nyawanya bagi Kristus. Singkatnya mengikuti Kristus berarti siap untuk menderita, menyerahkan nyawa karena mengimani Tuhan. Pedang melambangkan permusuhan karena pewartaan Injil, bahkan permusuhan itu bisa terjadi di dalam keluarga.

Di samping menderita dan menyerahkan nyawa bagi Tuhan Yesus Kristus, para murid juga diingatkan untuk selalu berbuat baik bagi sesama. Ia berkata: “Barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia muridKu, Aku berkata kepadamu, sungguh ia tidak kehilangan upahnya.” Dengan berbuat baik kita menyalurkan kasih Allah kepada sesama dan mereka juga akan merasakan kehadiran dan kasih Allah sendiri.

Sabda Tuhan pada hari ini membantu kita untuk berefleksi selalu: “Apakah anda sudah berbuat baik?” Tuhan sudahy berbuat baik kepadamu maka anda juga harus berbuat baik kepada sesama.

Doa: Tuhan bantulah kami untuk selalu berbuat baik dan menjauhkan perbuatan-perbuatan yang jahat. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply