Keselamatan Universal
Penginjil Lukas bersaksi bahwa ketika Yesus barusan tampil di depan umum, Ia sangat aktif, berkeliling sambil berbuat baik. Ia pernah mencari waktu untuk berada di tempat yang sunyi, namun orang tetap mencari sampai menemukan-Nya. Mereka bahkan berharap supaya Ia tinggal tetap bersama mereka. Reaksi Yesus adalah mengatakan apa adanya kepada mereka: “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” (Luk 4:42-43). Ia membutuhkan mitra kerja yang kita kenal dengan sebutan para rasul. Mereka menjadi mitra kerja-Nya, nantinya siap diutus untuk mewartakan Injil Kerajaan Allah.
Para murid perdana mendapatkan panggilan pemuridan dari Yesus, ketika mereka sedang bekerja di dalam perahu. Mereka adalah nelayan-nelayan yang serius bekerja di dalam perahu, namun ketika Tuhan Yesus memanggil mereka, merekapun segera mengikuti-Nya. Ia berjanji untuk menjadikan mereka sebagai Penjala Manusia. Penjala manusia itu artinya orang memiliki tanggung jawab terhadap sesamanya. Ia memberi dukungan dan peneguhan. Jadi tugas penjala bukan untuk duduk tenang tetapi untuk melayani.
Tuhan Yesus tidak hanya melayani dengan mulut melalui pengajaran-pengajaran-Nya. Ia juga melayani semua orang dengan optimism tanpa memandang suku, agama, ras dan jenis kelamin. Pengalaman penyembuhan hamba seorang perwira Romawi menunjukkan bahwa Yesus datang untuk menyelamatkan semua orang. Ia tidak memihak golongan tertentu, tetapi mengasihi semua orang. Sikap Yesus ini yang menjadi panutan bagi para rasul dan gereja masa kini. Gereja dalam perutusannya harus selalu menunjukkan kasih dan kebaikan Tuhan. Bagaimana dengan kita? Apakah kita berani diutus?
Maranatha,
PJSDB