Renungan 4 Pebruari 2012

1Raj 3:4-13; Mzm 119:9-14; Mrk 6:30-34 

Tergerak hati oleh belas kasihan… 

Masih segar ingatan kita akan kisah cinta antara Daud dan Batsyeba (2Sam 11:3-5). Ini adalah salah satu dosa Daud dan sangat memalukan karena ia menyalahgunakan kekuasaannya sebagai raja. Dari perkawinan ini lahirlah putera mereka Salomo (2Sam 12:24). Di kemudian hari Salomo dipilih oleh Tuhan menjadi raja menggantikan Daud ayahnya. Sebagai ucapan syukur kepada Tuhan karena terpilih menjadi raja maka Salomo mempersembahkan seribu korban bakaran di Gibeon. Kesempatan ini menjadi istimewa karena dalam mimpi Tuhan bersabda kepada Salomo: “Mintalah apa yang kauharapkan dari padaKu!” Salomo bersyukur karena kasih sayang Tuhan kepada Daud ayahnya dan dirinya yang kini menjadi raja. Maka yang dia minta kepada Tuhan adalah: hati yang paham menimbang perkara untuk menghakimi umat dengan tepat, yang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat. Sikap Salomo membuat Tuhan tergerak hati oleh belas kasih untuk memberikannya hati yang penuh hikmat dan pengertian dan semua yang tidak diminta oleh Salomo pun dicukupkan oleh Tuhan. 

Belas kasih juga dimiliki oleh Yesus tatkala melihat sejumlah orang yang berdatangan mencari Dia. Mereka ingin mendengar pengajaranNya dan memperoleh kesembuhan lahir dan bathin. Di mata Yesus, orang banyak ini laksana domba tanpa gembala. Dengan demikian muncul rasa belas kasih yang besar. Belas kasih ini menunjukkan cinta kasih yang total, suatu sikap empati terhadap sesama. Meskipun seharusnya menjadi saat untuk beristirahat bersama para muridNya tetapi Ia menggunakannya sebagai saat berpastoral. 

Ada dua hal yang selalu diinginkan di dalam hidup ini yakni mendapatkan apa yang kita inginkan dan menikmati apa yang sudah kita peroleh. Hanya orang bijak yang dapat memperoleh kedua-duanya. Raja Salomo tidak memohon umur panjang, kekayaan dan kemampuan menaklukan musuh tetapi ia meminta kebijaksanaan sebagai pemimpin. Baginya segala sesuatu akan dicukupkan oleh Tuhan. Kebijaksanaan Yesus terletak pada pilihanNya untuk tetap melayani manusia dalam segala situasi hidup. Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga memiliki semangat Salomo dan Yesus dalam karya pelayanan kita? 

PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply