Homili Hari Minggu Paskah III/B – 2012

Hari Minggu Pekan Paskah III/B
Kis 3:13-15.17-19
Mzm 4:2.4.7.9
1Yoh 2:1-5
Luk 24:35-48

Mesias harus menderita dan bangkit!

Fr. JohnHari Raya Pentekosta memiliki pengaruh yang amat luas bagi para Rasul. Mereka benar-benar on fire! Mereka bergerak cepat dan menguasai Yerusalem dengan pengajaran serta kotbah-kotbah yang membuat banyak orang terpukau dan percaya.  Apalagi ketika Petrus dan Yohanes menyembuhkan seorang lumpuh (Kis 3:6). Dengan memanfaatkan situasi yang ada, Petrus coba menceritakan misteri Kristus. Ia menunjukkan motivasi mendasar penolakan orang-orang Yahudi terhadap kedatangan Kristus. dia juga mengakui bahwa kuasa Allah memenuhi seluruh bumi sehingga dapat mengubah kehinaan hambaNya yang menderita menjadi mulia.

Petrus berkata, “Allah Abraham, Allah Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan hambaNya yaitu Yesus yang telah kamu tolak.” Kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar. Ia pemimpin kepada hidup telah dibunuh tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Petrus bahkan mengakui, Kami adalah saksi. Pada akhirnya ia meminta mereka untuk sadar dan bertobat sehingga dosa-dosa mereka dapat dihapuskan. Hal terpenting di sini adalah perkataan Petrus bahwa mereka adalah saksi mata. Apa yang dikatakan berasal dari pengalaman nyata bersama Yesus. Pewartaan Petrus ini menunjukkan bahwa Kristus hidup dan terus menerus bekerja melalui tindakan dan perbuatan para rasul.

Mencintai seseorang berarti menerima orang tersebut seadanya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Demikian Tuhan mengasihi kita seadanya dan kita imani. Kita juga mewartakan kebangkitan Kristus dengan iman yang kuat. Pertanyaan yang patut direfleksikan adalah apa makna hidup beriman? Hidup beriman berarti hidup dengan menghayati semua ajaran Kristus, dengan melakukan kebenaran dan menuruti perintah-perintahNya. Yohanes menyapa anak-anak di dalam komunitasnya supaya jangan berbuat dosa. Kalaupun ada yang berbuat dosa, Yesus tetaplah menjadi perantara kepada Bapa. Dialah yang mendamaikan dosa seluruh dunia. Oleh karena itu diharapkan setiap orang menuruti perintah-perintah Tuhan. Barang siapa melakukan perintah-perintah Tuhan dia hidup dalam kesempurnaan di hadirat Allah.

Pengalaman bersama Yesus ini oleh penginjil Lukas disebut pengalaman akan “Dia yang tersalib”. Ketika para murid berkumpul bersama sebagai satu komunitas, dalam suasana ketakutan, mereka mencoba membagi pengalaman kesaksian mereka akan kebangkitan Yesus. Petrus memberi kesaksiannya demikian juga kesaksian dua murid yang tadinya pergi ke Emaus. Pada saat ada kebersamaan, meskipun ada situasi ketakutan atau sukacita karena berita kebangkitan, Yesus muncul ditengah-tengah mereka dan berseru, Damai sejahtera bagi kamu.

Para murid merasa terkejut, takut dan ragu karena mereka menyangka bahwa Dia adalah hantu. Mereka mendengar suaraNya dan melihat TubuhNya tetapi Yesus berusaha untuk menunjukkan diriNya sebagai “Dia yang tersalib. Oleh karena itu Ia menunjukkan kaki dan tanganNya. Untuk memperkuat iman mereka, Yesus meminta makan dan diberikanNya sepotong ikan goreng untuk di makan. Dalam tradisi Gereja dipakai ikan sebagai sebuah lambang. Orang Yunani menyebutnya ichtus: Iesous Christos, Theou (h) Uios, Soter (Yesus Kristus, Putera Allah, Juru Selamat).

Setelah memakan ikan, Ia menjelaskan identitasNya sebagaimana sudah ditulis di dalam Kitab Suci, mulai dari Taurat, para Nabi dan Mazmur-Mazmur. Yesus membuka pikiran mereka dan merekapun mengerti Kitab Suci terutama tentang penderitaan, wafat dan kebangkitanNya. Konsekuensinya adalah pertobatan dan pengampunan dosa perlu diwartakan dan dialami oleh semua makhluk. Kita pun dipanggil untuk berkumpul bersama dalam Ekaristi untuk mengenang paskah Kristus. Dia telah datang ke tengah-tengah kita dan kita pun bersatu denganNya dalam Ekaristi kudus.

Sabda Tuhan hari ini mengarahkan kita untuk mengimani Yesus Kristus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat kita. Ini adalah sebuah perjalanan iman. Ia telah menderita, sengsara dan wafat. Ia juga telah bangkit dan menampakan diriNya. Dari situ Ia menjadi pusat pewartaan para rasul dan diwariskan turun-temurun kepada di dalam Gereja. Yesus menjadi pusat pewartaan Gereja pada masa kini dengan tetap berusaha untuk menghadirkan InjilNya. Seluruh umat Allah diharapkan melakukan perintah-perintahNya sebagai jalan menuju kesempurnaan.
Kita juga diajak untuk terus menerus memandang Yesus. Ia berkata, “Lihatlah tangan dan kakiKu” (Luk 24:39-40). Menandang “Dia yang tersalib” membuat kita memandang hidup kita dengan aneka pergumulan yang kita alami. Dengan memandang Dia yang tersalib kita menimba kekuatan untuk tetap berjuang. Untuk menimba pengalaman memandang Yesus tersalib ini maka kita tetap membutuhkan Dia untuk membuka pikiran kita supaya mengerti isi Kitab Suci.

Doa: Tuhan, terima kasih karena Engkau telah membaharuiku! Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply