Renungan 4 Mei 2012

Hari Jumat Pekan IV Paskah

Kis 13:26-33
Mzm 2:6-11
Yoh 14:1-6

Mengapa hatimu gelisah?



Kegelisahan adalah bagian dari kehidupan manusia. Setiap orang pasti mengalaminya terutama dalam kaitannya dengan relasi antar pribadi. Di samping gelisah, perasaan kehilangan juga menjadi bagian dari hidup manusia. Yesus memahami dan merasa bahwa para MuridNya pun akan merasa kehilangan dan gelisah apabila saatnya tiba di mana Ia berpisah dengan mereka. Untuk itu Ia berusaha meyakinkan mereka dengan berkata, “Jangan gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu. Di rumah BapaKu banyak tempat tunggal. Aku pergi kesana, menyiapkan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat Aku berada, supaya di tempat Aku berada, kamu juga berada”. Kata-kata Yesus ini bukan hanya sebagai kata-kata hiburan tetapi merupakan wujud kasihNya kepada manusia. Mengasihi sampai tuntas berarti tetap “ada” bersama selama-lamanya, apa pun situasinya.

Tentu saja perkataan Yesus ini menimbulkan persoalan, khususnya di dalam komunitasNya dengan para murid yang pemahamannya masih pada level manusiawi. Tidak heran kalau Thomas bertanya, “Tuhan kami tidak tahu kemana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan kesana?” Thomas adalah wakil dari manusia yang polos. Meski sudah tinggal bersama Yesus dan merasakan indahnya Kerajaan Allah tetapi mereka tetap pada level belum mengenal Yesus dengan sempurna karena belum mengerti Kitab Suci. Maka Yesus berkata, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku”. Logikanya adalah, Yesus sudah mengatakan bahwa Dia  datang dari Bapa, sekarang Dia kembali kepada Bapa untuk menyiapkan tempat supaya kita ada bersamaNya selama-lamaNya. Ini adalah sebuah komitmen kasih antara Tuhan dan manusia yakni ada bersama selama-lamanya.

Yesus adalah jalan karena melalui Dia kita dapat bersatu dengan Bapa. Yesus adalah kebenaran karena Ia menunjukkan Bapa, sumber kasih yang kekal kepada kita. Yesus adalah hidup, karena Dialah yang menebus kita, Dialah yang memberi hidup baru kepada kita. Betapa agung kasih Tuhan bagi kita semua.

Kasih yang agung dirasakan oleh Paulus sehingga ia juga berani mewartakan Kristus ke mana-mana. Pada pokoknya Paulus mewartakan bahwa Kristus telah wafat dan bangkit dari antara orang mati. Dialah yang masuk dalam sejarah kehidupan manusia karena Dia adalah Sabda yang menjadi Daging. Dalam rupa sebagai manusia, Ia merupakan bagian dari keturunan Daud. Itu sebabNya dalam Mazmur juga dikatakan, “Anak-Kulah Engkau! Pada hari ini Engkau Kuperanakkan.” 

Tak henti-hentinya kita patut bersyukur kepada Tuhan karena Ia mengasihi kita sampai tuntas. Ia menebus kita. Ia menjadikan diriNya sebagai jalan, kebenaran dan hidup di manakita dapat bersatu dengan Bapa yang menciptakan kita. Dimana Yesus berada, kita juga berada bersamaNya. Maka tugas kita sekarang adalah menyerupai Paulus yang tidak kenal lelah mewartakan Kristus. Anda mau?

PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply