Renungan 1 Juni 2012

Hari Jumat, Pekan Biasa VIII – St. Yustinus Martir
1Ptr 4:7-13
Mzm 96:10.11-12.13
Mrk 11:11-26

Hasilkanlah Buah yang berlimpah!

Fr. JohnHari ini Seluruh Gereja Katolik memperingati Pesta St. Yustinus. Dia adalah seorang Filsuf kelahiran Nablus, Palestina. Keluarganya belum mengenal Tuhan. Ketika mengenal Yesus ia percaya bahwa ia mengenal Kebenaran sejati. Hasil pemikirannya dikumpulkan dalam dua karya besar yakni Apologie dan Dialog dengan Trifone. Dia mendirikan sebuah sekolah di Roma untuk mendiskusikan masalah-masalah iman. Ini juga menjadi kesempatan bagi Yustinus untuk memberi kesaksian iman. Dalam pemikirannya, ia juga menghendaki pemahaman yang mendalam tentang Ekaristi sebagai kenangan: “Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku”. Ia meninggal di Roma sebagai martir.

Perjuangan Yustinus dalam pengajaran-pengajarannya dan juga kekudusannya menghasilkan buah yang berlimpah. Banyak orang menjadi percaya kepada Kristus. Kita ingat  pesan Yesus kepada para muridNya, “Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap” (Yoh 15:16). Pesan Yesus ini sungguh-sungguh dihayati Yustinus hingga kemartirannya. Menghasilkan buah juga merupakan panggilan umum bagi semua pengikut Kristus. Semua orang yang percaya dan mengakui Yesus sebagai pokok anggur, memiliki tugas menghasilkan buah anggur yang melimpah.

Tuhan Yesus dalam Injil Markus, mengutuk pohon arah. Setelah meninjau Bait Allah, Ia bersama para muridNya pergi ke Betania. Keesokan harinya Yesus merasa lapar dan mendekati pohon ara. Karena tidak berbuah sebab bukan musimnya maka pohon itu dikutuk oleh Yesus. Pohon itu menjadi layu dan kering sampai akar-akarnya. Pertanyaan yang muncul adalah, mengapa Yesus mengutuk pohon ara? Bukankah Yesus tahu bahwa saat itu bukan musimnya? (Mrk 11:13). Pohon ara adalah simbol Israel yang lebih dahulu menerima Wahyu ilahi tetapi banyak yang tidak mengenal Kristus. Mereka ini tidak menghasilkan buah. Yesus membandingkannya dengan pohon ara yang daunya lebar, rimbun tetapi tidak menghasilkan buah. Hal yang akan terjadi dengan Israel adalah bahwa suatu saat mereka akan diadili. Fokus pengadilannya adalah, apakah mereka menghasilkan buah atau tidak menghasilnya.

Sikap Yesus ini tentu dikaitkan juga dengan perilaku orang-orang Yahudi yang menjadikan Bait Allah sebagai pasar. Maka Yesus pun mengusir para pedagang musiman di dalam Bait Allah. Ia berkata, “RumahKu adalah Rumah doa bagi segala bangsa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.” Pada akhir Injil Markus ini, Yesus mengajak para murid untuk tekun berdoa dan saling mengampuni.

Pengajaran Yesus ini nantinya menjadi inspirasi bagi Petrus ketika mewartakan Injil di Asia kecil. Ia mengingatkan Gereja di sana untuk menguasai diri dan tenang supaya dapat berdoa dengan baik. Di samping hal-hal ini, Petrus juga mengajarkan mereka untuk saling mengasihi karena kasih itu dapat menutup banyak dosa. Mereka juga diingatkan untuk bersukacita dalam penderitaan Kristus dan menantikan kemuliaanNya.

Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita pada banyak hal. Kita sebagai orang-orang yang dibaptis memiliki panggilan untuk menghasilkan buah-buah rohani yang baik yang bisa di akses sesama kita. Buah-buah yang dimaksud adalah ketenangan, kedamaian, cinta kasih, damai sejahtera dan sukacita.  Ini adalah kehendak Yesus bagi setiap muridNya.

Kita juga dipanggil untuk menguduskan Bait Allah. Ada dua pemahaman yang berbeda. Bait Allah sebagai Rumah Tuhan patut dikuduskan. Rumah Tuhan adalah Rumah doa bukan rumah untuk berbuat dosa. Sekarang pikirkanlah dosa-dosa yang sudah dilakukan di dalam Gereja sebagai Rumah Tuhan: ngobrol di dalam gereja, main gadget selama misa berlangsung, berpikiran negatif terhadap orang lain di dalam gereja. Pemahaman Bait Allah yang lain adalah Tubuh kita sebagai tempat tinggal Roh Kudus (1Kor 6:19). Ini adalah hal yang istimewa. Tuhan Allah Roh Kudus mau menjadikan diri kita tempat tinggalNya. Maka mohonlah selalu pengampunan dosa sehingga hati yang bersih dapat menjadi tempat tinggalnya Tuhan.

Hal lain yang dituntut oleh Tuhan bagi kita hari ini adalah mengikuti kehendakNya. Kehendak Allah adalah mencintai dengan tulus, berani bertahan dalam derita dan mengampuni dengan iklas hati.  Apakah kita berani melakukannya? Apakah kita juga dapat menjadi saksi Kristus dengan menghasilkan buah yang berlimpah.

Doa: Tuhan yang mahabaik, semoga kami mampu menghasilkan buah dalam ketekunan. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply