Renungan 20 September 2012

St. Paulus Kim Taegon (Imam)

St. Paulus Chong Hasang dkk (Martir)
1Kor 15:1-11
Mzm 118: 1-2.16ab-17.18
Luk 7:36-50
The Power of Forgiveness!
Hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan pesta para kudus dari Korea. Paulus Kim Taegon adalah imam pribumi pertama dari Korea. Paulus Chong Hasang adalah seorang awam. Mereka berdua gugur bersama 101 orang Korea yang lain karena mengimani Kristus. Di kisahkan bahwa pada akhir abad XVIII para sarjana dari Korea sudah membaca buku-buku tentang Kristianitas yang diselundupkan dari Beijing. Mereka begitu terpesona dengan buku-buku baru itu. Karena tertarik dengan buku-buku itu maka pada tahun 1874 mereka mencoba mencetak buku-buku tertentu tentang iman katolik dalam bahasa Korea. Banyak orang yang dibunuh karena mengimani Yesus Kristus. Pada tahun 1968 para martir Korea di beatifikasi oleh Paus Paulus VI dan 6 Mei 1984 103 martir ini digelari santu oleh Paus Yohanes Paulus II. Darah para martir Korea adalah benih kristianitas di negeri itu!
Kita kembali ke Bacaan-bacaan liturgi hari ini. 

Penginjil Lukas melanjutkan lukisannya tentang Yesus. Sebelumnya Ia menggambarkan bagaimana Yesus kecewa dengan orang-orang Yahudi yang belum matang imannya sehingga menolak kehadiran Yohanes Pembaptis karena dianggap kerasukan roh jahat dan menolak dirinya karena dianggap pelahap dan sahabat kaum pendosa. Anggapan orang-orang Farisi ini tidak mematikan semangat Yesus untuk menunjukkan diriNya sebagai Tuhan yang datang untuk mencari orang berdosa supaya diselamatkan (Luk 5:32). Para pemungut cukai dan orang berdosa selalu datang dan mendengar Yesus (Luk 15:1-2). Mereka semua terbuka kepadaNya karena mereka mau memiliki martabat sebagai anak Allah.
Semangat ini dibuktikan dalam Injil hari ini. Yesus bertamu ke rumah seorang Farisi bernama Simon untuk makan bersama. Ada seorang wanita berdosa di kota itu datang juga ke rumah Simon. Ia menangis di kaki Yesus, mengeringkan dengan rambutnya dan meminyaki dengan minyak wangi. Orang-orang Farisi berprasangka dalam hati: “Seandainya Dia ini nabi, mestinya Ia tahu siapakah dan orang apakah wanita yang menjamahNya. Ia seharusnya tahu bahwa wanita ini adalah orang berdosa”. Wanita pendosa adalah simbol orang-orang yang terbuka kepada Tuhan. Ia mengenal diri dan menyatakan penyesalan dengan menangis di hadapan Tuhan. Ia menginginkan belaskasih dari Tuhan.  Dengan sikapnya seperti ini maka Tuhan Yesus pun berkata kepadanya, “Dosamu sudah diampuni!” Tuhan punya kuasa mengampuni dosa orang berdosa yang terbuka hatinya kepadaNya.
Untuk membangun pemahaman yang positif dari kaum Farisi dan Simon sebagai tuan rumah, Yesus menggunakan perumpamaan tentang dua orang yang memiliki utang. Ada seorang berutang lima ratus dinar dan yang lainnya lima puluh dinar. Karena mereka tidak mampu membayarnya maka utang mereka dihapus. Dari contoh kasus ini, Yesus lalu bertanya kepada Simon, “Siapa di antara mereka yang akan lebih mengasihi tuannya” Simon menjawab bahwa orang yang memiliki utang lebih besar. Contoh kasus ini sebenarnya menggambarkan keberadaan wanita pendosa dan orang-orang Farisi sendiri. Contoh ini juga membuka pikiran kita bawa sebesar atau sebanyak apa pun dosa kita Tuhan memiliki kuasa untuk mengampuni. Semakin besar dosa orang itu diampuni, semakin ia merasa bermartabat di hadirat Tuhan an mencintai Tuhan.
Tuhan tidak pernah memperhitungkan dosa-dosa tetapi memperhatikan iman kita. Pemazmur pernah berdoa, “Sejauh Timur dari Barat demikian dijauhkanNya dari pada kita pelanggaran kita” (Mzm103:12). Dialah Tuhan yang melempar segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut (Mi 7:19). Pengampunan dapat dirasakan oleh orang-orang yang percaya pada kerahiman Tuhan. Iman yang menyelamatkan wanita ini membuat ia memiliki martabat baru sebagai anak Tuhan. Demikian kita yang beriman, dengan sakramen tobat kita dapat merasakan kerahiman dan belaskasih Allah.
Perasaan gembira karena pengampunan yang berlimpah dari Tuhan, harus memiliki dampak yang positif dalam hidup. Wanita yang diampuni dosa-dosanya memiliki cinta kasih besar kepada Tuhan Yesus. Paulus juga mengalami pertobatan yang radikal dan memiliki martabat baru sebagai rasul. Sebelumnya Saulus adalah seorang pendosa tetapi ketika menjadi Paulus, ia merasa berharga di mata Tuhan. Maka ia menulis kepada jemaat di Korintus, “Saya telah menerima sendiri warta ini: Kristus telah wafat karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; ia telah dimakamkan  dan pada hari ketiga telah dibangkitkan, sesuai dengan ajaran Kitab Suci. Ia telah menampakkan diriNya kepada Kefas kemudian kepada keduabelas muridNya. Ia juga menampakkan diri kepada limaratus  saudara, kepada Yakoubus dan para rasul dan yang terakhir kepada saya seperti seorang anak yang lahir sebelum waktunya”.
Paulus memberi kesaksian tentang paskah Kristus. Ia telah wafat dan bangkit dengan berbagai bukti penampakan diriNya. Paulus sebagai mantan pendosa mengatakan, “Aku adalah yang paling hina dari semua rasul dan tak layak disebut rasul, sebab aku menganiaya jemaat Allah”. Hal yang menjadi kekuatan bagi Paulus adalah kasih karunia Allah yang berlimpah kepadanya.
Sabda Tuhan hari ini membantu kita untuk merasakan pertobatan sebagai saat indah untuk memperoleh kerahiman dan belaskasihNya yang besar. Betapa bahagianya hati ketika diampuni dan memiliki martabat baru sebagai anak-anak Tuhan. Hal yang patut dibangun di dalam hidup adalah selalu menyadari bahwa hidupmu selalu dikelilingi dosa, tangisilah dosa-dosamu dan dengan iman bertobatlah! Apakah anda masih memiliki rasa bersalah dan berdosa? Atau rasa salah dan dosa sudah hilang dari hidupmu? Apakah anda merasakan manfaat sakramen tobat?

Kita juga diarahkan untuk memahami makna pengampunan. Pengampunan memiliki kuasa yang besar yang dapat mengubah seluruh hidup pribadi tertentu secara radikal. Paulus sendiri mengalaminya.  Para kudus seperti Santo Agustinus, St. Fransiskus dari Asisi dan St. Ignasius Loyola mengalami kerahiman Tuhan yang berlimpah. Pertobatan radikal mereka menunjukkan betapa Tuhan itu maharahim bagi semua orang. Ia mengampuni dan melupakan dosa-dosa kita. Bagaimana dengan kemampuanmu untuk mengampuni, apakah anda juga melupakan dosa-dosa orang terhadapmu? Ingat, mengampuni berarti melupakan!
Doa: Tuhan sadarkanlah kami sebagai orang berdosa supaya dapat bertobat. Amen
PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply