Renungan 4 Desember 2012

Hari Selasa, Pekan I Adven
Yes 11:1-10
Mzm 72: 2.7-8.12-13.17
Luk 10:21-24

Mari membangun dunia yang baru dan harmonis

imageHari Selasa, Pekan I Adven. Kemarin Hari Senin Pekan I Adven, Yesaya mengajak kita untuk mengenal Tuhan sebagai terang yang menarik perhatian banyak orang sehingga mereka datang kepadaNya (Yes 2:5). Banyak orang berbondong-bondong datang kepada Tuhan karena mereka mau mendengar SabdaNya dan menikmati terang yang tidak lain adalah kehadiranNya sendiri. Orang juga merasa nyaman di hadirat Tuhan ketika berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepadaNya di dalam BaitNya yang kudus di Yerusalem.

Hari ini Yesaya dengan nubuatnya menjanjikan seorang pemimpin para bangsa dari keuturunan Daud. Yesaya menamakannya “tunas yang akan keluar dari tunggul Isai” (Yes 11:1) dan “taruk yang akan tumbuh dari pangkal Isai” (Yes 11:1) akan berbuah dan buahnya berlimpah-limpah. Apa yang kiranya istimewa dari “tunas yang keluar dari tunggul Isai ini?” Ada banyak hal seperti: “Roh Tuhan menaunginya yakni roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenal dan takut akan Tuhan. Ia akan menghakimi orang lemah dengan keadilan dan dengan kejujuran akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri (Yes 11: 2-3.4). Di sini kelihatan jelas rencana Allah untuk menata dunia menjadi baru di mana ada keharmonisan. Tentu saja yang dibutuhkan di sini leader yang tangguh seperti Daud dan bijaksana seperti Salomo. Leader yang baik tentu akan menganimasi semua kegiatan yang patut di jalankan untuk kebaikan bersama.

Tatanan dunia baru yang di dambakan adalah tanda kehadiran dan penyertaan Tuhan sendiri. Yesaya menggambarkannya dengan contoh-contoh praktis seperti ini: “Pada waktu itu serigala akan tinggal bersama domba, dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembuh dan anak singa akan merumput bersama-sama dan seorang anak kecil akan mengiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anak-anaknya akan sama-sama berbaring. Singa akan makan jerami seperti lembu. Bayi akan bermain-main di liang ular tedung. Anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak” (Yes 11:6-8). Gambaran dunia yang teratur dan penuh kedamaian ini menjadi harapan dan cita-cita semua orang. Tuhan juga merencanakan dan menciptakan dunia yang teratur tetapi manusia meruntuhkannya ketika menyalahgunakan kebebasan mereka sehingga jatuh dalam dosa.

Rencana keselamatan terus menerus disampaikan Tuhan. Tidak ada yang berbuat jahat atau berlaku busuk karena semua orang mengenal Tuhan. Pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri tegak dan segala suku bangsa mencarinya, tempat kediamannya menjadi mulia. Semua yang dinubuatkan Yesaya menjadi sempurna dalam dunia Perjanjian Baru dengan hadirnya Tuhan Yesus Kristus.Yesus Kristus satu-satunya utusan Bapa untuk menyelamatkan dunia. Di dalam Dia semua diciptakan menjadi baru.

Yesus Kristus yang sama bersyukur atas perutusanNya sehingga dalam Roh Kudus ia berkata, “Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan pandai tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa itulah yang berkenan di hatiMu. Semua telah diserahkan kepadaKu oleh BapaKu dan tidak ada seorang yang tahu siapakah Anak selain Bapa dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang oleh Anak diberi anugerah mengenal Bapa” (10:21-22). Nada syukur Yesus kepada Bapa terungkap setelah 72 murid yang diutus kembali dan melaporkan perutusan mereka. Mereka mengakui bahwa semua kuasa Yesus sungguh-sungguh terlaksana dan banyak orang mengalami keselamatan. Dunia mereka pun menjadi baru dan sukacita Tuhan Yesus menaungi mereka.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini membantu kita untuk bertumbuh secara rohani dengan memusatkan perhatian kita hanya kepada Yesus. Dia yang telah dinubuatkan Yesaya dalam Perjanjian Lama dan diserahi kuasa dari Bapa untuk menghidupi sebuah dunia baru, dunia yang diselamatkan sehingga nyaman, tenang, tertib untuk dihuni. Ada sebuah keharmonisan yang bagus antara manusia dengan lingkungan hidupnya.

Sabda Tuhan juga membantu setiap pribadi untuk bertumbuh dalam semangat “senantiasa bersyukur” kepada Tuhan. Yesus yang adalah Tuhan, Putera Allah saja bersyukur kepada Bapa atas segala kuasa yang dilimpahkan kepadaNya. Apakah kita juga memiliki rasa syukur yang terus menerus? Banyak kali orang lupa bersyukur, hanya tahu meminta saja. Anak Tuhan yang baik adalah Dia yang selalu bersyukur atas segala situasi hidupNya. Tentu saja di sini dibutuhkan kerendahan hati, sederhana dan merasa membutuhkan Tuhan di dalam hidupNya. Orang yang sombong tidak akan bersyukur atas apa yang dimilikinya.

Saya akhiri RenHar ini dengan sebuah pengalaman ketika mengunjungi sebuah keluarga. Ada seorang anak yang berulang tahun ke-5 maka saya membawa Rosario sebagai hadianya. Ketika saya memberi Rosario kepada anak itu, ia menerimanya dengan senang hati tapi lupa berterima kasih. Ibunya mengambil dan mengembalikannya kepadaku sambil berkata, “You have to say thank you to Fr. John”. Saya memberinya kembali dan anak itu dengan sopan dan tenang berkata, “Thank you Fr. John”.

Rasa syukur itu dialami mulai dari dalam keluarga! Bangunlah habitus “selalu bersyukur”. Masa adventus menjadi saat di mana kita mewujudkan dunia ini menjadi baru dan banyak orang semakin bersyukur dan memuliakan Tuhan.

Doa: Tuhan, ajarilah kami untuk tahu bersyukur kepadaMu. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply