Renungan 11 Februari 2013

Hari Senin, Pekan Biasa V

Kej 1:1-19

Mzm 104: 1-2a. 5-6. 10-12.24.35c

Mrk 6:53-56

Tuhan menciptakan semua baik adanya!


Setelah kita mendengar bacaan pertama dari Surat kepada Jemaat Ibrani dari hari Senin Pekan Biasa Pertama, Tahun I, mulai hari ini Senin Pekan Biasa kelima kita mendengar bacaan pertama dari Kitab Kejadian. Dalam Surat kepada Jemaat Ibrani, kita dibantu untuk mengenal Yesus sebagai Imam Agung yang menyelamatkan kita satu kali untuk selama-lamanya, bukan lagi dengan hewan korban tetapi dengan diriNya sendiri. Maka Yesus Kristus tetap sama baik kemarin, hari ini maupun selamanya. Yesuslah menebus kita menjadi ciptaan baru. St. Paulus mengatakan: “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu dan yang baru sudah datang” (2Kor 5:17). Pada awal Kitab Kejadian, kita mendengar kisah penciptaan dunia dan isinya yang menggambarkan bahwa Tuhan Allah mahabaik. Ia menciptakan segala sesuatu baik adanya.


Perikop kita hari ini dari bacaan pertama tentang kisah penciptaan 4 hari pertama. Tuhan Allah menciptakan segala sesuatu dengan “bersabda maka jadilah”. Sabda Tuhan memiliki daya yang luar biasa karena bisa menciptakan segala sesuatu. Pada hari pertama Tuhan menciptakan terang (Kej 1:3-5). Hari kedua Tuhan menciptakan cakrawala (Kej 1:6-8). Hari ketiga Tuhan menciptakan laut, darat dan tumbuh-tumbuhan (Kej 1:9-13). Hari keempat Tuhan menciptakan benda-benda penerang pada cakrawala yakni matahari, bulan dan bintang-bintang. Hal yang selalu diucapkan setelah mencipta adalah “Tuhan Allah melihat bahwa semuanya itu baik”. Ia menciptakan apa yang chaos (kacau) menjadi teratur (kosmos). Semuanya diciptakan dari ketiadaan,  sifatnya baik adanya. Dialah asal segala ciptaan.


Memahami kisah penciptaan kita membayangkan bahwa sang Pencipta memiliki rencana istimewa bagi setiap ciptaanNya. Ia melihat artinya Ia mencintai ciptaanNya apa adanya karena semuanya berasal dari pikiran dan karya tanganNya yang agung. Setiap ciptaan memiliki finalitas atau tujuan akhir yakni kembali kepada sang Pencipta yang telah menciptakannya baik adanya. Setiap ciptaan patut memiliki ketataan pada sang Pencipta dengan kehendakNya yang agung mulia. Mengapa taat? Karena Tuhan yang punya rencana bagi masing-masing ciptaan. Dialah yang menghendaki semuanya teratur dan baik. Segala yang kacau adalah ulah manusia yang menyalahgunakan kebebasannya di hadirat sang Pencipta.



Apakah dunia ini hasil dari suatu kebetulan? Ini adalah pertanyaan banyak orang untuk membantu memahami kreasionisme. Kreasionisme adalah ide bahwa Allah sendiri bertindak secara langsung dalam menciptakan dunia dan isinya dalam kurun waktu enam hari berdasarkan Kitab Kejadian. Dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) dikatakan bahwa penciptaan dunia bukanlah sebuah faktor kebetulan. Tuhan Allah sendiri bukan kebetulan. Allah menciptakan semuanya dengan fungsi dan maksud tertentu (KGK 295-301.317-318 dan 320). Allah sendirilah yang menciptakan dunia dari ketiadaan dan menyebabkan semua menjadi ada. Oleh karena itu setiap hal yang ada tergantung pada Allah dan meneruskan keberadaannya hanya karena Allah menghendakinya tetap ada (KGK, 290-292.316).


Penginjil Markus melaporkan bahwa Yesus tetap berkeliling dan berbuat baik. Banyak orang selalu mencari Dia karena membutuhkan jamahan tanganNya yang menyembuhkan. Ketika melihat Yesus, orang berlarian ke seluruh daerah untuk menjemput orang-orang sakit dan membawanya kepada Yesus untuk disembuhkan. Orang-orang sakit “seperti barang dagangan”, diletakkan di pasar karena orang berharap bahwa ketika Ia lewat di situ dengan hanya menjamah ujung jubahNya saja mereka dapat sembuh. Kita melihat iman dari orang-orang saat itu begitu luar biasa. Orang-orang yang sungguh percaya memang akan mengalami kebaikan Tuhan. Tuhan lewat di tengah-tengah mereka dan dengan kuasaNya, Ia menyembuhkan mereka.


Penginjil Markus mau menggambarkan bahwa dunia membutuhkan Yesus, Putera Allah. Dunia ini penuh dengan sakit penyakit maka manusia tidak dapat mengatasinya sendiri. Manusia butuh kuasa Yesus yang luar biasa untuk menyembuhkan. Daya penyembuhan Yesus adalah cara Ia menciptakan secara baru karena orang sakitnya menjadi sembuh dan sehat. Dengan kata lain daya penebusanNya adalah daya menciptakan manusia yang lama karena sakit penyakit dan aneka kelemahan menjadi ciptaan baru. Di dalam Yesus Kristus semua manusia yang percaya kepadaNya menjadi baru. Yesus mengubah situasi chaos (sakit penyakit, setan dan roh jahat) menjadi kosmos atau keteraturan mutlak. Yesus membawa damai, sukacita dan pengampunan bagi setiap orang.


Mari kita bersyukur kepada Tuhan karena kasihNya yang melimpah sehingga Ia telah menciptakan kita semua. Ia menciptakan kita baik adanya maka hendaknya kita juga menjadi orang  baik bagi sesama. Tuhan selalu memandang kita dengan penuh kasih maka hendaknya kita juga memandang sesama dengan kasih bukan dengan prasangka buruk atau mata dan wajah penuh kebencian. Tuhan baik, Dia menciptakan segalanya baik maka mari kita juga menjadi orang baik!


Doa: Tuhan, terima kasih karena Engkau sudah menciptakan aku. Semoga aku menjadi pribadi yang baik bagi sesama. Amen


PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply