Renungan 18 Februari 2013

Hari Senin, Prapaskah I

Im 19: 1-2.11-18

Mzm 19:8.9.10.15

Mat 25:31-46

Kasihilah Tuhan Allahmu lebih dari…

Kita berada di hari Senin pekan pertama prapaskah. Tema kedua bacaan Kitab Suci pada hari ini adalah tentang hukum cinta kasih. Mengasihi Tuhan berarti mengasihi sesama seperti diri sendiri! Apa itu kasih? Menurut YoucatIndonesia atau Katekismus Populer art. 309, “Kasih adalah kekuatan yang dengannya, kita yang telah lebih dahulu dikasihi Allah, dapat memberikan diri kepadaNya sehingga kita bersatu dengan Dia, dan dapat menerima sesama kita tanpa syarat seperti kita menerima diri kita sendiri.” St. Paulus menulis, “Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia, dan memiliki seluruh pengetahuan, dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna” (1Kor 13:2). Meister Echart pernah menulis: “Jam terpenting adalah selalu saat ini; orang terpenting adalah selalu orang yang duduk di paling dekat denganmu saat ini; pekerjaan yang paling perlu adalah selalu kasih”. Kasih adalah segalanya!


Di dalam Kitab perjanjian Lama kita mengenal hukum kasih. “Kasihilah Allah melebihi segala sesuatu dan kasihilah sesama seperti dirimu sendiri” (Ul 6:4-5; Im 19:18). Hukum kasih ini merupakan pedoman bagi semua orang. Kita mengatakan mengasihi Tuhan kalau kita mengasihi sesama. Kalau tidak mengasihi sesama berarti kita juga tidak mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan. Ada orang merasa puas mengasihi sesama dengan memberi segala sesuatu kepada sesama yang lain. Mengapa? Karena sesama adalah bagian dari diri kita sendiri. Maka konsekuensinya adalah kita harus berusaha untuk mengasihi  karena Tuhan sudah lebih dahulu mengasihi kita.


Pengalaman kasih tentu akan berbeda dalam konteks relasi antara Tuhan dan manusia. Tuhan Allah tahu keadaan setiap pribadi dalam menghayati perintah-perintahNya. Untuk itu berlaku ketetapan-ketetapan yang dimulai dengan kata:  “Janganlah”. Misalnya dalam bacaan pertama dari Kitab Imamat tertulis: “Tuhan berbicara kepada Musa untuk menyampaikannya kepada umat Israel supaya mereka menjadi kudus. “Kuduskanlah kamu, sebab Aku, Tuhan Allahmu, kudus.” Nah, untuk mencapai kekudusan ini Israel perlu memperhatikan hukum-hukum Tuhan. Ternyata semua perintah Tuhan sudah diketahui tetapi mudah dilanggar oleh Israel dan manusia masa kini. Untuk memulihkan mereka supaya kembali menjadi kudus maka Tuhan menggunakan kata “janganlah”.


Kita membaca dalam Kitab Imamat di bacaan pertama tentang hukum kekudusan: Janganlah mencuri, janganlah berbohong, janganlah berdusta, janganlah bersumpah dusta demi nama Tuhan, janganlah melanggar kekudusan namaKu, janganlah memeras sesama, janganlah merampas, janganlah menahan upah pekerja harian, janganlah kaukutuki orang tuli, janganlah kautaruh batu sandungan, janganlah kamu berbuat curang, janganlah membela orang kecil yang tidak wajar, janganlah engkau terpengaruh dengan orang besar,  janganlah memfitnah, janganlah mengancam, janganlah membenci saudaramu, janganlah engkau mendatangkan dosa, janganlah engkau menuntut balas, janganlah menaruh dendam. Semua kata “janganlah” menunjuk pada aspek positif yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh setiap orang sebagai tanda kasihnya kepada Tuhan dan Gereja.


Bagaimana dengan kita? Mari kita Kita belajar untuk mengasihi Tuhan dan sesama. Penginjil Matius hari ini memberi kesaksian bahwa mengasihi Tuhan menjadi nyata dalam mengasihi sesama. Yesus sang Raja berkata, “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan  untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu lakukan untuk Aku”. Siapakah orang-orang yang hina? Mereka adalah orang-orang lapar, haus, tidak punya tumpangan, orang asing, telanjang dan sakit. Mereka-mereka ini adalah Kristus yang kelihatan yang patut dikasihi. Mengasihi mereka berarti mengasihi Kristus sendiri. Jadi di sini Yesus memberi gambaran  tentang pengadilan terakhir di mana Tuhan akan mengadili kita berdasarkan perbuatan kasih yang kita lakukan untuk sesama terutama yang cacat dan menderita.


Sabda Tuhan hari ini memfokuskan kita pada kasih kepada Tuhan yang sudah terlebih dahulu mengasihi kita. Tuhan Yesus bahkan rela merendahkan diri sebagai hamba sahaja supaya memampukan kita mengasihiNya dengan benar. Tuhan Yesus selalu hadir dalam kehidupan kaum miskin dan yang tidak diperhatikan. Belajarlah selalu dari Tuhan untuk mengasihi!


Doa: Allah Tritunggal, bantu dan berkatilah aku untuk mampu mengasihi Engkau dan sesama. Amen


PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply