Renungan 21 Februari 2013

Hari Kamis Prapaskah I

Est 4: 10a.10c-12.17-19
Mzm 138:1-2a.2bc-3.7c-8
Mat 7:7-12
Kuasa Doa
Ada seorang sahabat yang merasa bahagia dan puas karena doanya terkabul. Ia bercerita bahwa  setiap hari ia mendoakan seorang sahabatnya di kantor yang selalu bikin pusing banyak orang. Dia butuh waktu yang cukup lama supaya sahabatnya itu berubah menjadi baik karena ia memiliki potensi yang besar di kantor. Sahabatku ini pernah merasa lelah tetapi tetap berani untuk mendoakannya. Akhirnya pada suatu hari sahabatnya itu berubah, dan perubahannya radikal. Ia tadinya kelihatan pasif mulai berubah menjadi aktif dan menunjukkan semangat kebersamaan. Tadinya banyak orang tidak menyukainya, sekarang mereka  berpaling kepadanya. Doa memiliki kuasa untuk mengubah hati orang. Asal saja si pendoa itu memiliki iman, semua akan beres. 
Kadang-kadang kita memaksa Tuhan untuk mengabulkan doa-doa kita. Kita mau ini dan itu tetapi Tuhan tidak cepat menjawabinya. Dengan situasi seperti ini orang berpikir bahwa Tuhan sudah jauh dan tidak mengingat lagi. Padahal sebenarnya Tuhan itu memperhatikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita minta. Kita boleh meminta tetapi mungkin kita tidak butuh saat ini. Itu sebabnya Tuhan memberi apa yang kita butuhkan bagi hidup kita.
Bacaan-bacaan liturgi pada hari ini membantu kita untuk memahami kuasa sebuah doa. Ester dalam bacaan pertama mengingatkan kita bahwa kalau kita berdoa butuh iman kepada Tuhan. Tanpa iman kepada Tuhan maka sia-sialah doa kita. Ester seorang gadis Yahudi berdoa: “Ya Tuhan, Raja kami, Engkaulah yang tunggal. Tolonglah aku yang seorang diri ini”. Bagi Ester, iman itu berhubungan langsung dengan sejarah keselamatan: “Sejak masa kecilku telah kudengar dalam keluarga bapaku bahwa Engkau ya Tuhan telah memilih Israel dari antara sekalian bangsa, dan nenek moyang kami telah Kaupilih dari antara sekalian leluhurnya, supaya mereka menjadi milik abadi bagiMu.” Kita juga diingatkan bahwa doa baik pribadi mau pun kelompok memiliki kuasa tersendiri. Setiap pribadi atau kelompok mempersembahkan permohonan dan juga ucapan syukurnya kepada Tuhan. Ester berdoa: “Datanglah penolongku”. “Ingatlah kami”
Tuhan Yesus dalam Injil mengajak para muridNya untuk berani berdoa: “Mintalah maka kamu akan diberi, carilah maka kamu akan mendapat, ketoklah maka pintu akan dibukakan untukmu. Karena setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, setiap orang yang mengetuk, baginya pintu akan dibukakan”. Tuhan murah hati kepada setiap orang yang berharap kepadaNya. Sekali lagi iman sangat diperlukan dalam doa. Orang boleh meminta, mencari dan dan mengetok asal mengimani Tuhan. Mengapa? Karena Dia Mahabaik. Dia akan menganugerahkan segala yang baik bagi anak-anakNya. Bapa yang di bumi, para orang tua tahu memberi kepada anak-anak mereka apalagi Bapa yang di Surga, Dia lebih dari segalanya. Pada bagian terakhir dari Injil, kita diingatkan untuk menunjukkan iman dan kasih terhadap sesama: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka”
Yesus mengingatkan kita untuk mengerti tentang kebutuhan dan kuasa doa. Kita tidak mampu memahami hidup sebagai pengikut Kristus kalau kita tidak memiliki relasi yang akrab denganNya. Di samping akrab dengan Tuhan maka, dengan sendirinya akrab dengan manusia. Pertanyaan bagi kita: Apakah kita sungguh-sungguh merasakan kuasa doa? Apakah doa-doamu itu memiliki daya mengubah hidupmu. Saya akhir renungan ini dengan sebuah kutipan dari Filsuf Katolik, Soren Kierkegaard (1813-1855). Ia berkata: “Doa tidak mengubah Allah, tetapi doa mengubah orang yang berdoa.”
Doa: Tuhan, ajarlah kami berdoa. Amen
PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply