Renungan 23 Februari 2013

Hari Sabtu, Prapaskah I

Ul 26: 16-19

Mzm 119:1-2.4-5.7-8

Mat 5:43-48

Kasih dan doa menyempurnakan hidup!

Fr. JohnPada suatu kesempatan datanglah seorang anak muda untuk berbicara denganku. Ia mengatakan bahwa ia memiliki banyak musuh. Ia juga sulit untuk mengampuni. Saya bertanya kepadanya, “Siapakah musuh yang paling dekat denganmu?” Ia dengan jujur  berkata, “Orang tua adalah musuh yang paling dekat karena banyak kali mereka tidak memahamiku”. Saya bertanya kepadanya, “Apakah anda mendoakan orang tuamu?” Ia menjawab, “Kalau saya sempat soalnya lebih banyak kesalnya”. Ini sebuah pengalaman sederhana di dalam keluarga. Saya lalu menyadari bahwa ternyata musuh tidak harus jauh dari diri kita, orang-orang dekat sekali pun dapan dianggap musuh. Orang tua, pasutri, anak-anak bisa saling bermusuhan. Itulah realitas hidup manusia akibat dosa.

Tuhan Yesus dalam bacaan Injil hari ini mengajak kita untuk menjadi sempurna seperti Bapa di Surga sempurna adanya. Bapa di Surga sempurna karena Dia baik, Dia mengasihi semua orang apa adanya. Matahari dan hujan diberikan kepada semua orang tanpa membedakan mana orang baik dan mana orang jahat. Dia mengetahui semua orang dengan hidup pribadinya di hadapaNya yang Mahakudus. Tetapi Ia peduli dan mengerti setiap orang yang diciptakanNya sewajah dengan Dia. Itulah sebabnya Ia mengasih manusia apa adanya, yang baik dan jahat dikasihiNya.

Tuhan yang menciptakan kita sewajah denganNya begitu baik dengan semua orang, mengapa sebagai manusia kita masih memiliki musuh? Mengapa masih ada kebencian, sulit sekali mengampuni, ada penolakan dalam diri terhadap orang-orang tertentu. Hari ini Tuhan mau supaya kita juga menjadi serupa denganNya. Dalam hal ini menjadi kudus, tak bercacat di hadiratNya. Menjadi orang yang sempurna menyerupai Tuhan berarti semua kebajikan dari Tuhan patut kita hayati secara nyata.

Apa yang harus kita lakukan? Ada dua jalan yang ditawarkan Yesus di dalam perikop Injil hari ini.

Pertama, kita harus mengasihi. Kasih adalah kebajikan universal. Mengasihi bukan milik orang tertentu tetapi milik semua manusia karena Dia yang menciptakan adalah Kasih. Tentang kasih yang universal, Yesus bersabda: “Kasihilah musuh-musuhmu”. Cinta kasih mampu merubuhkan tembok-tembok pemisah dan pribadi yang bermusuhan didamaikan. Mengasihi bukan hanya terhadap orang yang menyukakan hati tetapi mengasihi musuh-musuh, orang yang menyusahkan dan membuat kita terluka. Dengan berlaku demikian kita menyerupai Tuhan yang mengasihi semua orang. Tuhan hanya satu tetapi oang yang berdosa terhadapNya adalah seluruh umat manusia. Tetapi kasih dan kesetiaan Tuhan itu kekal dan abadi.

Kedua, berdoa. Doa juga sifatnya universal karena Tuhan adalah pencipta segalanya. Berdoa berarti berbicara dan bersatu dengan Tuhan. Banyak kali kita berpikir bahwa berdoa berarti berbicara kepada Tuhan. Tuhan masih teralu jauh jadi manusia berbicara kepadaNya. Doa kita harus berkembang menjadi berdoa bersama Tuhan. Tuhan hadir, mengajar kita untuk berdoa bersamaNya. Doa berarti kasih. Karena Tuhan adalah kasih maka tingkatan yang paling tinggi adalah doa itu kasih. Tuhan Yesus berkata: “Berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”. Kalau orang beriman masih menyadari doa kepada Tuhan maka ia masih sakit hati karena orang menganiaya atau menyakitinya. Kalau orang beriman sudah menyadari doa bersama Tuhan, dan doa adalah kasih maka orang-orang yang menganiayanya akan tetap didoakan supaya orang itu menjadi baik. Kita belajar dari Yesus: “Bapa ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”

Dengan mengasihi dan berdoa kita akan menyerupai Bapa yang sempurna di Surga. Dia akan tetap menjadi Allah kita dan kita menjadi umat kesayanganNya. Sampai kapan? Sampai selama-lamanya kita memiliki Allah yang kekal, Allah yang selalu mengasihi. Pengalaman umat Perjanjian Lama di padang gurun telah membuktikan bahwa Allah sungguh-sunggu mengasihi mereka. Banyak kali mereka jatuh dalam dosa, melawan dan bersungut-sungut kepada Tuhan tetapi Ia tetap setia kepada mereka. Bagi mereka percaya kepadaNya, mereka akan menjadi umat yang kudus. Tentu saja dengan melakukan segala perintahNya.

Sabda Tuhan hari ini patut kita renungkan dan hayati. Pikirkanlah sekarang siapa yang selalu menyakitimu sehingga menjadi musuh. Siapa yang sering menganiayamu secara fisik dan verbal. Bayangkan wajah mereka dan katakanlah: Aku mengasihimu! Aku berdoa supaya engkau menjadi baik.

Doa: Tuhan, bantulah aku untuk menjadi sempurna seperti Engkau sendiri. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply