Hari Kamis, Oktaf Paskah
Kis 3:11-26
Mzm 8:2ab.5.6-7.8-9
Luk 24:35-48
Baron de Rothschild adalah seorang pakar finansial yang kaya raya. Ia memiliki sebuah keunikan yaitu hidup sederhana. Pada suatu ketika ia meminta seorang pelukis untuk melukis dirinya. Ia berpakaian compang-camping dan memegang sebuah kaleng sambil meminta uang. Pelukis itu melukisnya seharian dan pada saat itu masuk juga seorang sahabat sang pelukis. Ia berpikir bahwa Baron de Rothschild adalah seorang pengemis sungguhan sehingga beberapa koin pun diletakkan di dalam kaleng yang ia pegang.
Yesus misalnya pernah memberi perintah baru kepada para murid: “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.” (Yoh 13:34). Ucapan Yesus ini kiranya seperti modal yang diinvestasikanNya kepada umat manusia. Tuhan lebih dahulu mengasihi kita maka marilah kita pun saling mengasihi. Pengalaman lain yang muncul adalah Petrus dan Yohanes menanam modal kasih kepada si lumpuh miskin. Ia disembuhkan oleh Yesus dalam kata-kata Petrus: “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Dalam nama Yesus Kristus orang Nazaret itu berjalanlah” (Kis 3:6). Sebagai ucapan syukur atas kesembuhan dalam nama Yesus itu maka ia rela mengikuti Petrus dan Yohanes.
Petrus dengan penuh kebanggaan menghadirkan figur Yesus kepada orang-orang Israel. Kuasa Yesus itu dirasakan nyata oleh orang lumpuh itu menandakan bahwa Yesus mengasihi dan menerimanya apa adanya. Yesus tidak menuntut hal lain selain keterbukaan iman kepadaNya. Mengapa? Karena di dalam diri Yesus Allah telah memuliakan diriNya. Yesus adalah Hamba, Yang Kudus dan Benar, Pemimpin kepada hidup. Dia telah bangkit dan para Rasul adalah saksiNya.
Penginjil Lukas menggambarkan Yesus yang bangkit mulia menampakkan diriNya kepada semua murid. Ketika para murid sedang bercakap-cakap tentang pengalaman bersama Yesus, tiba-tiba Ia hadir di tengah-tengah mereka dan menyapa: “Shalom. Damai sejahtera bagi kamu!” Kata-kata ini memang mengherankan para muridNya. Yesus menampakkan diriNya dengan Tubuh yang lengkap: “Lihatlah tangan dan kakiKu: Aku sendirilah ini. Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulang seperti apa yang kamu lihat.” Setelah mengatakan seperti itu, Yesus dengan tubuhNya yang mulia ini meminta kepada mereka ikan untuk dimakanNya.
kita bertobat dan percaya kepadaNya. Hal yang menarik perhatian kita terutama dari Injil hari ini adalah betapa pentingnya Tubuh Kristus bagi keselamatan kita semua. Untuk dapat menyelamatkan kita, perlu Inkarnasi atau Sabda Allah menjelma menjadi manusia, sama seperti kita. Untuk menunjukkan bahwa Ia sungguh-sungguh sudah bangkit, Ia muncul di hadapan para muridNya dengan menunjukkan TubuhNya: kaki dan tangan yang membedakanNya dengan hantu seperti dipikirkan para muridNya. Pada saat ini kita menerima keselamatan melalui Ekaristi kudus, Tubuh Kristus yang bangkit. Yesus menghendaki kita untuk mewartakan Injil dengan menghadirkan secara nyata Tubuh dan DarahNya. Apakah kita dapat menjadi pembawa warta suka cita, damai dan chanel keselamatan bagi sesama?