Renungan 25 April 2013

Hari Kamis Paskah IV

Kis 13:13-25

Mzm 88 2-3.21-22.25.27

Yoh 13:16-20

Terimalah Tuhan dalam hidupmu!
Mengasihi sampai tuntas! Ini adalah warta sukacita Yesus Kristus dalam Injil Yohanes bab ketigabelas. Ketika itu Yesus sebagai Tuhan harus berlutut di depan manusia yang berdosa yaitu para rasulNya, membasuh kaki mereka sebagai wujud cinta kasihNya sampai tuntas. Setelah selesai membasuh kaki para murid, Ia mengajak mereka untuk melakukan semua yang sudah dilakukanNya bagi mereka kepada sesama yang lain. Untuk mempertegas pelayananNya bagi manusia Yesus berkata: “Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, atau pun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya.” (Yoh 13:16)
Meskipun Yesus mengatakan sebelumnya bahwa “Aku dan Bapa adalah  satu” (Yoh 10:30), namun Ia sebagai Putera tetap melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa. Para murid juga dituntut untuk menunjukkan sikap sebagai hamba yang melayani dan utusan yang melakukan tugas perutusan. Pada akhir perikop kita, Yesus mempertegas lagi identitasNya: “Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, Ia menerima Aku dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku” (Yoh 13:20).
Yohanes mengajak kita untuk memusatkan perhatian hanya kepada Yesus. Dialah satu-satunya utusan Bapa yang datang untuk menyelamatkan kita. Tugas kita adalah mengambil segala sesuatu yang Yesus miliki terutama semangat melayani sebagai tanda kasih sampai tuntas untuk kita dihayati dalam hidup setiap hari. Yesus adalah Tuhan tetapi menunjukkan diriNya sendiri sebagai Hamba dan Utusan. Inilah cara Tuhan merendahkan diriNya bagi kita. Gereja saat ini yakni semua orang percaya harus mengambil nilai-nilai hidup Yesus ini dan dihayati dalam pelayanan setiap hari.
Di dalam sejarah Gereja semangat pelayanan dan perutusan diwujudkan dalam kerelaan
misioner. Para rasul seperti Paulus dan Barnabas dikhususkan oleh Roh Kudus untuk tugas kerasulan. Mereka melakukan perjalanan misioner dengan penuh sukacita. Mereka meninggalkan Pafos ke Perga di Pamfilia, kemudian ke Antiokhia di Pisidia. Di Pisidia mereka masuk ke dalam Bait Allah dan Paulus mengajar di sana. Ia menceritakan semua kisah dalam Perjanjian Lama berupa karya Agung yang dilakukan Yahwe bagi nenek moyang mereka. Yahwe adalah Allah yang menyelamatkan. Ia membawa mereka keluar dari tanah Mesir, melewati padang gurun hingga masuk ke tanah terjanji. Tuhan juga memberi hakim-hakim dan nabi-nabi hingga nabi yang terakhir adalah Yohanes Pembaptis. Tuhan yang digambarkan Paulus adalah Tuhan yang membebaskan, menuntun dengan setia, berbicara kepada umatNya melalui para nabi dan menjadi raja bagi mereka.

Sabda Tuhan hari ini menuntun kita untuk menyadari kehadiran Tuhan yang tiada hentinya dalam perjalanan hidup kita. Allah yang mengasihi tanpa batas dan tanpa perhitungan apapun. Sikap Yahwe inilah yang patut kita ikuti dalam hidup dan pelayanan kita yaitu membebaskan, menuntun, berbicara satu sama lain, menjadi nabi dan raja karena pembaptisan. Mari kita wujudkan semuanya ini di dalam hidup kita setiap hari.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menjadi pelayan-pelayan yang baik. Amen
PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply