Renungan 2 Mei 2013

Hari Kamis Paskah V

Kis 15:7-21

Mzm 96:1-2a.2b-3.10

Yoh 15:9-11

Tinggalah di dalam kasihKu!
Hari ini seluruh Gereja merayakan pesta St. Atanasius. Dia adalah Uskup dan Pujangga Gereja. Ia lahir di Alexandria, Mesir pada tahun 297. Masa hidupnya diisi dengan membela ajaran gereja katolik tentang Inkarnasi, Tritunggal mahakudus. Ia juga ditugaskan khusus untuk melawan ajaran Arianisme yang menyangkal keAllahan Yesus. Ia meninggal pada tanggal 2 Mei 373. Dalam sejarah gereja ada banyak kisah yang melukiskan orang-orang yang setia pada Gereja, tinggal di dalam Yesus dan setia selamanya. Ada juga yang tidak setia dan memilih untuk melawan Tuhan di dalam gereja.
Kemarin Tuhan Yesus mengingatkan para muridNya bahwa Dialah pokok anggur yang benar, Bapa surgawi sebagai pengusaha. Kita sebagai orang percaya, gereja, komunitas mesianis adalah ranting-ranting yang menyatu dan menerima segalanya dari pokok anggur. Ranting-ranting menyatu dengan pokok anggur sebab di luar Yesus sebagai pokok anggur kita tidak dapat berbuat

apa-apa. Kita ingat beberapa episode seperti ketika para murid berlayar sendirian tanpa Yesus maka ada angin sakal. Mereka ketakutan tetapi ketika Yesus berjalan di atas air dan masuk ke dalam perahu maka danau menjadi tenang karena angin reda (Mat 14: 22-33; Mrk 6:45-52; Yoh 6:16-21). Atau  setelah Yesus wafat dan bangkit, Petrus mengatakan kepada teman-temannya bahwa ia pergi menangkap ikan dan teman-temannya juga mau ikut menangkap ikan. Tetapi semalaman bekerja, mereka tidak menangkap apa-apa. Pada pagi hari Yesus menampakkan diriNya dan memerintahkan untuk membuang jala di sebelah kanan perahu maka mereka mendapat banyak ikan (Yoh 21:3-11).

Pada hari ini Yesus melanjutkan amanat perpisahanNya. Ia berkata kepada para muridNya: “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikian juga Aku telah mengasihi kamu, tinggallah di dalam kasihKu”.  Perkataan Yesus ini sangat mendalam. Yesus sebagai Putera bersatu dengan Allah Bapa. Yesus adalah Sabda Bapa, pribadi yang tidak dapat dipisahkan dari Bapa karena menyatu dalam Roh Kudus. Relasi Yesus dan Bapa adalah relasi kasih yang ilahi dan kekal dalam Roh Kudus. Pengalaman kasih Tritunggal ini mau ditunjukkan Yesus kepada manusia. Itu sebabnya Ia berkata “Aku telah mengasihi kamu maka kamu tinggal dalam kasihKu”. Barang siapa tinggal bersama Yesus, Ia tinggal bersama Bapa juga. Roh Kudus sebagai Penghibur yang dijanjikan Yesus mempersatukan manusia dengan manusia dan manusia dengan Tuhan sendiri. St. Atanasius yang pestanya kita rayakan hari ini pernah berkata: “Oleh Roh kita mengambil bagian dalam Allah. Oleh karena kita mengambil bagian dalam Roh maka kita telah diilahirkan”.
Persatuan yang intim antara Tuhan dan manusia, antara Yesus Kristus dan manusia ditandai dengan  usaha untuk melakukan perintah-perintah Tuhan. Tentu saja perintah yang dimaksudkan Yesus adalah perintah Baru yakni “saling mengasihi” karena Yesus sendiri yang sudah mengasihi manusia. Yesus sendiri melakukan perintah Bapa dengan mempersembahkan diriNya secara total untuk keselamatan manusia. Mengapa kasih adalah perintah baru yang harus dilakukan untuk tinggal di dalam Tuhan? Karena Allah sendiri adalah kasih (1Yoh 4:8.16). Pengalaman kasih ini menjadi sukacita yang penuh dalam diri setiap orang.
Lukas melaporkan di dalam Kisah Para Rasul situasi gereja purba. Ada banyak hal yang harus dibenahi bersama supaya gereja betul-betul bertumbuh menjadi matang. Ketika orang-orang Yudea dan beberapa orang Farisi mengatakan bahwa supaya ada keselamatan maka orang harus disunat dan melakukan hukum Taurat maka diadakan di Yerusalem musyawarah para penatua bersama para rasul. Inilah Konsili pertama di

Yerusalem untuk membicarakan kaum sunat dan tidak bersunat. Setelah bermusyawarah maka diperoleh kata sepakat bahwa segala sesuatu yang diatur dalam perjanjian Lama adalah sebagai persiapan untuk kedatangan Kristus dan semuanya sudah berlalu. Oleh karena itu Petrus dan Yakobus mewakili para rasul menegaskan bahwa hukum Taurat tidak akan dipaksakan bagi orang-orang bukan Yahudi. Konsili pertama di Yerusalem mau menekankan bahwa Tuhan menyelamatkan semua orang dalam Yesus Kristus.

 

Sabda Tuhan hari ini membangkitkan kesadaran kita bahwa Tuhan mengasihi kita apa adanya. Kita perlu berbangga karena Tuhan menghendaki supaya kita tinggal di dalam kasihNya. Bagaimana supaya bisa tinggal di dalam kasihNya? Kita harus mengasihi karena

Tuhan lebih dahulu mengasihi kita. Cinta kasih itu universal, menembus bahkan meruntuhkan tembok-tembok pemisah. Cinta kasih mempersatukan semua orang. Tidak ada lagi kaum sunat dan tidak bersunat, tetapi semua adalah satu, sebagai anak-anak yang dikasihi Allah dalam Yesus Kristus.

 

Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena hari ini Engkau mengingatkan kami untuk bangga dan tinggal di dalam diriMu. Bantulah kami untuk menjadi tanda dan pembawa kasihMu kepada sesama. Amen
PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply