Renungan 14 Mei 2013

St. Mathias, Rasul

Kis 1: 15-17.20-26

Mzm 113:1-2.3-4.5-6.7-8

Yoh 15:9-17

Tinggallah di dalam kasihKu!

Hari ini Gereja katolik merayakan Pesta St. Mathias, Rasul. Tuhan mendirikan GerejaNya di atas duabelas Rasul. Untuk itu Roh Kudus menginspirasikan Petrus dan teman-temannya untuk memilih salah seorang pengganti Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus. Di tengah para saudara yang hadir yakni sekitar seratus duapuluh orang, Petrus mengingatkan mereka untuk memilih seorang pengganti Yudas Iskariot. Petrus beralasan bahwa angka duabelas untuk kedua belas rasul adalah angka yang sudah diinspirasikan Roh Kudus kepada Daud yakni bahwa “biarlah jabatannya diambil orang lain”. Syarat untuk mengganti Yudas adalah dia adalah murid Yesus sejak awal Yesus tampil di depan umum yakni saat di baptis di sungai Yordan sampai Yesus naik ke surga. Tugas yang akan diberikan kepadanya adalah menjadi saksi kebangkitan Kristus. Dari dua nama yang diusulkan yaitu Yustus dan Mathias, akhirnya yang dipilih adalah Mathias. Menurut sejarahwan Eusebius dari Kaisarea, Mathias adalah salah seorang murid dari 72 murid yang diutus Yesus.  Sejak saat itu Mathias menjadi salah seorang dari duabelas rasul yang memberi kesaksian tentang kebangkitan Kristus mulai dari Yerusalem.


Mengapa Petrus berniat menambahkan salah satu murid untuk menjadi rasul? Bagi Petrus,

Tuhan sudah menyerahkan kunci Kerajaan Surga kepadanya maka ia bertugas untuk menguatkan para saudara.  Para rasul adalah dasar bagi Gereja karena kesaksian iman mereka akan Yesus Kristus. Mereka juga menjadi gembala bagi umat Allah yang dipercayakan Tuhan kepada mereka. Petrus juga menyadari bahwa tugasnya di dalam gereja perdana adalah melengkapi angka duabelas sebagai saksi akan kebangkitan Yesus Kristus. Mereka juga tetap menjadi tanda yang nyata sebuah Israel baru yang sebelumnya merupakan duabelas suku Israel. Sekarang keduabelas rasul itu diutus untuk menjadi rasul bagi semua orang. Mathias adalah simbol orang-orang yang dibaptis karena dengan sakramen pembaptisan, pribadi itu ditambahkan pada hidup para rasul untuk mewartakan Kristus yang bangkit.


Dalam mewartakan Kristus yang bangkit, para murid harus tetap berpegang teguh pada ajaran cinta kasih yang berasal dari Tuhan. Dalam amanat perpisahanNya, Yesus berkata: “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikian juga Aku telah mengasihi kamu, tinggallah di dalam kasihKu itu.” Yesus menekankan pentingnya cinta kasih persaudaraan. Bapa sangat mengasihi Putra sehingga Bapa dan Putra adalah satu (Yoh 10:30) dan memberikan kepadaNya segala kuasa (Yoh 3:35; 5:20; 17:24). Dengan kasih yang sama yang diterima dari Bapa, Yesus memberinya kepada setiap pribadi yang percaya kepadaNya. Cinta kasihNya sampai tuntas (Yoh 13:1). Penginjil Yohanes menggambarkan amanat kasih Yesus ini dalam bab 13-17, kasih Allah gratis. Cinta kasih itu bersumber dari Bapa tercurah kepada para murid melalui Yesus PutraNya.


Sukacita besar dimiliki oleh para murid karena ikatan yang kuat dengan Kristus sendiri. Para

murid menerima Yesus yang mewahyukan diriNya kepada mereka, menyucikan diri dari dosa-dosa dan berpartisipasi dalam persekutuan dengan Bapa sebagai sumber kedamaian dan sukacita abadi. Hal yang mendorong para murid untuk bersukacita selalu berhubungan dengan kehadiran Yesus dan karyaNya. Yesus adalah penampakan kasih Allah Bapa di dunia (Yoh 3:29; 4:36; 8:56; 11:15; 14:28). Yesus kemudian mempertegas amanatNya tentang kasih: “Hendaklah kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu”. Cinta kasih antara Yesus sang Putra dengan Bapa bukan hanya sekedar sebagai model tetapi lebih dari itu menjadi dasar bagi para rasul untuk saling mengasihi dan menyatu satu sama lain. Semua menjadi sahabat yang saling mengasihi.


Cinta kasih sebagai saudara membutuhkan pengorbanan diri. Yesus menunjukkan cinta kasihNya kepada kita dengan mengorbankan diriNya. Cinta kasih dengan pengorbanan diri hendaknya dilakukan juga oleh setiap murid Kristus dalam tugas pelayanannya setiap hari. Tuhan telah memilih kita untuk melayani dalam kasih maka lakukanlah pelayanan-pelayanan dengan kasih. Banyak orang bekerja hanya demi uang. Yesus sendiri berkata: “Seorang pekerja patut mendapat upahnya” (Luk 10:7). Semakin kita melayani dengan kasih, Tuhan juga membuka banyak pintu untuk mendapat upah dan upah yang paling besar adalah hidup kekal di surga.


Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita akan tugas dan panggilan sebagai orang yang dibaptis. Kita semua dipanggil dan dipilih oleh Tuhan untuk menjadi pekerja yang memberi kesaksian akan kasih Tuhan yang tiada batasnya bagi manusia.Dengan demikian Tuhan mengajak kita untuk tinggal di dalam kasihNya dan dengan demikian kita juga saling mengasih sebagai saudara. Apakah anda mampu mengasihi saudaramu?


Doa: Tuhan melalui santo Mathias kami memohon kekuatanMu untuk mampu memberi kesaksian tentang kebangkitan Yesus PutraMu kepada sesama lain. Amen


PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply