Homili 12 Desember 2013

Hari Kamis, Pekan Adventus II

Yes 41:13-20

Mzm 145:1.9.10-11.12-13ab

Mat 11:11-25

 

Tuhanlah Penolong Kita

P. John SDBHari ini saya menguji diri saya untuk membuka Kitab Suci dan menemukan ayat pertama yang mengesankanku. Mata saya melihat ayat yang paling pertama saat kubuka Alkitabku yang berbunyi: “Dengarlah Tuhan dan kasihanilah aku, Tuhan, jadilah penolongku” (Mzm 30:11). Ayat merupakan bagian dari nyanyian dan doa syukur Daud karena selamat dari bahaya. Daud percaya bahwa Tuhan akan menariknya keluar dari bahaya karena musuh-musuh yang mengelilinginya. Oleh karena itu ia tidak malu untuk berteriak dan meminta tolong kepada Tuhan. Dari Mazmur ini kita belajar untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam seluruh hidup. Tuhan selalu menjadi penolong yang setia, Ia berkehendak untuk menyelamatkan orang yang berteriak minta tolong kepadaNya. Tentu saja satu hal yang penting adalah bagaimana orang belajar untuk menjadi rendah hati di hadirat Tuhan. Orang sombong akan mengandalkan dirinya sendiri. Tentang orang sombong, nabi Yesaya berkata: “Manusia yang sombong akan direndahkan dan orang yang angkuh akan ditundukkan dan hanya Tuhanlah yang mahatinggi pada hari itu” (Yes 2:11).

Pada hari ini Tuhan melalui nabi Yesaya menunjukkan diriNya sebagai penolong. Inilah nubuat Tuhan melalui nabi Yesaya: “Sebab Aku ini, Allahmu, memegang tanganmu dan berkata kepadamu: “Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau” (Yes 41:13). Nabi sedang bernubuat bagi umat Israel yang sedang mengalami penderitaan di Babel. Dalam situasi yang dirasa tidak menentu itu, nabi menghadirkann figur Allah Bapa yang mahabaik dan mahakuasa. Allah yang mahabaik menyapa umatNya untuk tidak boleh merasa takut karena Dialah yang memiliki kuasa dan kehendak untuk menolong mereka. Tuhan Yesus ketika tinggal bersama para muridNya, Ia selalu menguatkan mereka dengan kata-kata yang sama: “Jangan takut”. Kata-kata ini dilulangi oleh Beato Yohanes Paulus II ketika ia mengajak orang muda supaya jangan takut. Tuhan adalah penolong sejati! Tuhan mahakuasa karena dengan lenganNya yang perkasa, Ia memegang tangan umatNya dan menolong mereka. Dia berlaku seperti seorang Bapa yang melindungi anaknya.

Untuk mendapat pertolongan dari Tuhan, orang juga hendaknya bersikap rendah hati. Ia harus merasa membutuhkan Tuhan di dalam hidupNya. Di hadirat Tuhan, manusia itu seharusnya merasa diri kecil, lemah, tak berdaya. Tuhan menyamakan manusia yang berharap kepadaNya laksana cacing Yakub dan ulat Israel. Cacing dan ulat itu sebenarnya hewan yang lemah secara fisik karena tidak memiliki tulang belakang. Israel sedang berada di Babel juga lemah dan membutuhkan kekuatan dari Tuhan untuk keluar dari penderitaan mereka. Israel juga menderita karena kesengsaraan dan kemiskinan. Tuhanlah yang membantu mereka. Dialah yang Mahakudus, Allah Israel!

Belas kasih Tuhan bagi manusia itu besar. Ia tidak memperhitungkan dosa-dosa manusia tetapi memperhatikan iman dan kepercayaan mereka kepadaNya. Kehidupan orang Israel di Babel akan diubah menjadi hidup penuh kebahagiaan. Ibarat padang gurun yang tandus diubah menjadi hutan lebat dengan aneka pohon yang rindang, demikian janji Tuhan kepada Israel untuk menolong dan menguatkan mereka. Tangan Tuhan adalah simbol kekuasaaNya, dan Dialah yang melakukan segala sesuatu untuk membahagiakan manusia.

Setiap orang memiliki padang gurun tersendiri. Padang gurun itu simbol pergumulan manusia dengan dirinya dan dengan lingkungannya. Manusia yang bergumul itu hendaknya berusaha untuk keluar dari pergumulan dengan mengandalkan Tuhan sang Penciptanya. Tuhan selamanya hadir sebagai penolong karena Ia panjang sabar dan besar kasih setiaNya kepada manusia. Banyak kali dalam pergumulan hidup, manusia kurang sadar diri sehingga mengadili Tuhan bahkan menjauhkan dirinya dari Tuhan. Padahal Tuhan selamanya menolong manusia, Dialah Allah yang menciptakan kita. Dialah yang selamanya mengasihi kita.

Tuhan mengutus para nabi untuk bernubuat dan menunjukkan wajahNya sebagai Penolong sejati. Nabi terakhir yang diutus Tuhan sebelum PuteraNya adalah Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis dibanggakan Yesus sebagai pribadi yang istimewa. Yesus berkata: “Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis” (Mat 11:11). Apa yang istimewa dari Yohanes sebagai utusan Tuhan? Yohanes adalah suara yang berseru di padang gurun untuk mempersiapkan umat Allah menyambut kedatangan Mesias. Ia tampil dengan hidupnya yang sederhana, penuh dengan matiraga karena makanannya hanya belalang dan madu hutan. Pakaiannya juga sangat sederhana. Hidup Yohanes sudah mencerminkan keagungan Kerajaan Allah karena Tuhan hendak merajai kaum anawim untuk menjadi mulia di hadiratNya. Yohanes mewartakan seruan tobat dan membaptis dengan air. Pembaptisan Yohanes hanya menjadi simbol pertobatan supaya orang layak menerima Mesias.

Yohanes membaptis Yesus. Yesus menunjukkan solidaritasNya dengan manusia yang lemah. Ia menolong manusia dengan mengikuti antrian manusia lain untuk dibaptis oleh Yohanes, meskipun nantinya Ia akan membaptis dengan Roh Kudus. Yesus sendiri mengatakan bahwa “yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar dari Yohanes”. Yesus juga menyadari bahwa pewartaan Yohanes memang memiliki dampak transformatif yang besar bagi besar bagi banyak orang. Namun sejalan dengan itu banyak orang justru merong-rong Kerajaan Allah dan coba menguasainya. Hal ini bukan pertama kali terjadi karena sejak zaman para nabi di dalam Perjanjian Lama juga mereka mengalami penderitaan dan kemalangan. Hidup mereka sebagai pewarta Kerajaan juga dirong-rong oleh orang lain.

Apa makna “merong-rong Kerajaan Allah”? Pertama-tama, kita semua mengetahui akhir hidup dari Yohanes Pembaptis. Ia memperjuangkan kebenaran dan keadilan dan pada akhirnya wafat sebagai martir. Sejak saat itu banyak orang percaya juga mengalami penderitaan dan kemalangan. Yesus sendiri adalah martir agung yang wafat di kayu salib. Banyak orang  yang mengikuti Yesus juga dianiaya dan dibunuh karena mengimaniNya. Yesus berkata: “Barangsiapa ingin mengikuti Aku, Ia harus memikul salib dan mengikuti Aku” (Mat 16:24). Paskah Kristus adalah bukti nyata Tuhan menolong manusia ciptaan yang dikasihiNya.

Doa: Tuhan, terima kasih karena Engkau selalu hadir pada waktu yang tepat untuk menolong kami. Ajarilah kami untuk selalu bersyukur kepadaMu atas segala pertolongan yang Engkau berikan kepada kami. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply