Uomo di Dio

Apalah arti sebuah nama

 

P. John SDBPertama-tama kita mengucap puji dan syukur kepada Tuhan untuk tahun yang baru 2014 ini. Bersama Penulis Kitab Ratapan kita berseru kepada Tuhan di awal tahun ini: “Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmatNya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaanMu! Tuhan adalah bagianku oleh karena itu aku berharap kepadaNya” (Rat 3:22-24). Sepanjang tahun 2013 kita merasakan kasih setia dan penyertaan Tuhan. Mungkin saja ada banyak kegagalan tetapi lebih banyak kebaikan dan kesuksesan yang kita alami. Satu hal yang selalu kurang dari kehidupan kita adalah belum sepenuhnya bersyukur kepada Tuhan. Rahmat sebagai anugerah cuma-cuma dari Tuhan juga tidak berkesudahan. Ia selalu memberinya kepada kita yang berharap kepadaNya dan semuanya serba baru setiap hari. Cara Tuhan mengasihi inilah yang perlu kita syukuri pada awal tahun ini dan menatapnya dengan penuh sukacita.

Permenungan kita pada awal tahun ini adalah tentang apa artinya sebuah nama. William Shakespeare pernah berkata: “What’s in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet” (Apalah arti sebuah nama? Sekiranya anda memberikan nama lain untuk bunga mawar, wanginya akan tetap harum). Perkataan ini berasal dari pembicaraan antara Romeo dan Juiet saat membahas cinta kasih mereka. Romeo bertanya tentang apa artinya nama Capulet (nama keluarga) yang membuat perselisihan.

Bagi kaum Yahudi, pemberian nama itu memiliki makna yang sangat penting bagi seorang anak. Ketika para orang tua memberi nama kepada seorang anak maka nama itu menunjukkan jati diri anak termasuk masa depannya. Kalau nama anak itu tidak jelas maka orang juga akan bingung dan meragukan masa depan dari anak tersebut. Apabila seseorang tidak mengakui nama seorang anak maka hal itu sama saja dengan menghancurkan hidup anak tersebut; anak itu tidak memiliki masa depan yang cerah. Jadi nama seseorang menunjukkan realitas hidup atau jati diri orang tersebut.

Di dalam masyarakat sosial kita mengenal nama, nama keluarga dan nama baptis. Nama selalu menjadi sapaan setiap hari. Orang merasa lebih percaya diri ketika disapa dengan namanya. Nama keluarga membuat pribadi itu dikenal berasal dari keluarga, suku atau daerah tertentu. Biasanya ada nama nenek moyang, nama suku. Nama baptis adalah nama orang kudus yang diberikan kepada seorang baptisan baru. Diharapkan supaya nama orang kudus itu menjadi model bagi orang yang menggunakannya untuk menjadi kudus. Nama orang kudus sendiri memiliki makna tertentu. Misalnya nama Yohanes berasal dari nama Yohanes Pembaptis artinya Allah berbelas kasih. Orang yang menggunakan nama ini bisa menjadi kudus dengan menghayati belas kasihan Tuhan dalam hidupnya dan bagi sesama.

Pada awal tahun ini kita belajar dari figur St. Yusuf dan Maria sebagai orang tua yang bertanggung jawab terhadap bayi Yesus anak mereka. Sesuai dengan adat istiadat Yahudi maka pada hari ke delapan Yesus disunat dan diberinya nama Yesus (Luk 2:21). Nama ini disampaikan oleh malaikat kepada Bunda Maria dan Yusuf. Nama Yesus atau Yehosua berarti Tuhan Allah menyelamatkan (The Lord saves). Nama Yesus ini menunjukkan jati diri dan masa depan Yesus sebagai Juru Selamat dunia. Melalui Yesus Kristus, Tuhan Allah menyelamatkan umat manusia dari segala dosanya (Mat 1:21). Petrus di dalam Kisah Para Rasul berkata: “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat di selamatkan” (Kis 4:12). Nama Yesus adalah nama yang menyelamatkan kita semua.

Saya pernah diundang untukj memberikan sakramen perminyakan kepada seorang ibu yang dalam keadaan sekarat. Setelah selesai upacara itu, ketua lingkungannya membisikkan nama Yesus ke telinga si sakit: “Sebutlah saja nama Yesus…Yesus…Yesus” Berkali-kali nama Yesus diucapkan maka semua anggota keluarga juga menyebut nama Yesus. Orang itu mengalami kesembuhan total dan ajaib. Sungguh ini sebuah mukjizat agung dengan menyebut nama Tuhan Yesus.

Pada awal tahun baru ini marilah kita mengingat nama kita masing-masing. Nama yang kita miliki menunjukkan jati diri dan masa depan kita terutama dalam hubungannnya dengan Tuhan. Kita juga disadarkan untuk selalu memanggil nama orang di rumah dengan nama yang diberikan. Kurangilah sapaan: he, oi, bego atau nama hewan yang lazim ada di mulut kita untuk anak, suami atau istri dan saudara-saudara serta sesama kita pada umumnya.

Pria katolik hendaknya merasakan rahmat Tuhan di tahun baru dan membaharui diri dalam berelasi dalam sapa menyapa orang-orang di sekitar kita. Jadilah pria katolik yang terbaik. Selamat tahun baru.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply