Homili 18 Februari 2013

Hari Selasa, Pekan Biasa VI

Yak 1:12-18;

Mzm 94:12-13a,14-15,18-19;

Mrk 8:14-21

Bertahanlah dalam Pencobaan

Fr. JohnAda seorang pemuda yang membagikan pengalamannya bekerja disebuah kantor.Ia mengatakan banyak kali dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab selalu ada hal-hal yang melawan suara hatinya. Misalnya ketika membuat laporan keuangan ia harus mengikuti aturan main di dalam perusahan. Ia menghendaki membuat sebuah laporan keuangan yang jujur tetapi situasi membuatnya jatuh dalam dosa tidak jujur. Ia harus memainkan angka-angka itu sesuai petunjuk dari atasan. Ia merasa selalu ada dalam pencobaan. Pemuda ini adalah salah satu orang yang mewakili banyak orang yang mau berlaku jujur tetapi harus menipu mulai dari hal kecil sampai ke hal-hal yang besar. Saya teringat pada doa yang setiap hari kita ucapkan yakni doa Bapa Kami, di mana kita mengucapkan: “Jangan masukkan kami ke dalam pencobaan”. Kita memang mengucapkan kalimat doa ini tetapi sadar atau tidak sadar kita memasukkan diri ke dalam pencobaan, bukan hanya sekali tetapi berkali-kali.

Kata pencobaan dalam bahasa Yunani disebut πειρασμος  (peirasmos) atau dalam bahasa Inggris “temptation” yang berarti pencobaan atau godaan. Pencobaan itu selalu berhubungan dengan dosa. St. Yakobus dalam suratnya menulis: “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah.” (Yak 1:12). Tantangannya adalah orang sulit untuk bertahan dalam pencobaan karena situasi. Sebagaimana sharing pemuda yang bekerja di perusahan, ia memang mau bekerja jujur, lurus tetapi situasi yang membuatnya harus melakukan kebohongan tertentu. Orang yang bertahan dalam pencobaan, tidak melakukan perbuatan dosa dipuji Tuhan.

Yakobus juga mengatakan bahwa ketika seseorang mengalami pencobaan, janganlah ia menganggap bahwa pencobaan itu berasal dari Tuhan Allah. Tuhan Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Setiap orang justru dicobai oleh keinginannya sendiri. Keinginan yang tidak teratur akan membawanya kepada dosa dan akibat dari dosa adalah maut. Contoh pencobaan yang konkret: ada seorang bapa yang berjanji kepada istri dan anak-anaknya untuk tidak merokok. Dengan merokok, ia tidak hanya menyusahkan keluarga secara ekonomis tetapi sangat berbahaya bagi kesehatannya. Setiap kali berkumpul bersama rekan-rekannya ia berusaha untuk mengontrol diri terhadap rokok, tetapi pencobaan selalu datang pada saat yang tidak ditentukan. Ketika ia sedang mengisap rokok barulah ia menyadari kembali janjinya kepada keluarga. Jadi Tuhan sebenarnya tidak pernah menciptakan pencibaan bagi manusia. Manusialah yang memasukkan dirinya ke dalam pencobaan.

Di dalam bacaan Injil kita melihat bagaimana para murid Yesus menghadapi sebuah pencobaan. Ketika mereka melakukan perjalanan ke seberang danau Galilea, mereka lupa membawa roti. Konon hanya ada satu roti di dalam perahu padahal mereka harus makan siang. Roti adalah makanan pokok bagi mereka saat itu. Oleh karena hanya ada satu roti maka Yesus menasihati mereka untuk berjaga-jaga dan berwaspada terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes. Para murid salah tanggap maka mereka berpikir bahwa Yesus mengatakan demikian karena mereka tidak sempat membawa roti. Padahal Yesus mau mengatakan kepada mereka untuk waspada terhadap pencobaan karena ulah kaum Farisi, para ahli Taurat dan Herodes sebagai penguasa wilayah. Ragi orang Farisi adalah kemunafikan mereka. Mereka mengajarkan banyak hal tetapi tidak melakukannya di dalam hidup mereka. Ragi Herodes adalah nafsu untuk berkuasa dan lalai dalam memperjuangkan kasih dan keadilan. Herodes memiliki krisis moral tersendiri terutama ketika merebut istri saudaranya Filipus bernama Herodias, sehingga ditegur oleh Yohanes Pembaptis. Krisis moral seperti ini adalah ragi!

Pada zaman ini masih banyak ragi Farisi dan Herodes yang menguasai manusia. Belakangan ini kita mengenal figur Tri Rismaharini atau bu Risma, wali kota Surabaya. Dalam wawancara dengan Najwa Shibab kelihatan sikap religiositasnya yang alamiah. Bagiku, ia bersikap takut akan Allah. Profesor Sarlito Wirawan Sarwono, Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia memuji perilaku Ibu Risma. Boleh dikatakan Bu Risma adalah seorang anawim yang berpasrah kepada Tuhan Allah, diperlawankan dengan birokrat lain yang seolah-olah membuat suatu kebaikan ternyata itu adalah ragi yang membahayakan.

Profesor Sarlito mengatakan: “Religiositasnya sangat berbeda dari religiositas Wali Kota Bengkulu Helmi Harun, yang menjanjikan umrah dan haji gratis serta hadiah mobil Kijang Innova dan Honda CRV buat masyarakat yang paling rajin salat subuh berjamaah di masjid. Spontan keesokan harinya masjid dipenuhi oleh calon-calon peserta umrah/haji bermentalmatre (apalagi buat PNS diwajibkan datang, dicatat kehadirannya dan kena sanksi kalau tidak hadir). Religiositas Risma nampak dari intuisinya yang kuat, yang menurut Risma sendiri merupakan petunjuk Tuhannya. Tuhan setiap hari memberitahu kemana dia harus pergi hari itu, ke barat atau ke utara, maka dia pun pergi ke arah itu, dan selalu dia menemukan warganya yang sedang bermasalah, seperti anak telantar di pinggir jalan yang membutuhkan bantuan Dinas Sosial, pelacur berumur 60 tahun yang masih praktek dengan langganan anakanak SD (karena ia mau menerima bayaran Rp1.000-2.000), atau banjir yang ketika ditelusuri penyebabnya adalah pagar orang yang membuat air mampat (maka spontan dia suruh bongkar pagar itu)”.

Risma adalah salah satu contoh orang yang tidak mau ragi Farisi dan Herodes. Ia mau menujukkan sikap religiositasnya sebagai orang yang takut akan Tuhan Allah. Kita sebagai Gereja patut belajar dari banyak orang entah seiman atau tidak seiman  tetapi mereka tulus hati di hadirat Tuhan untuk memberikan diri bagi Tuhan dan sesama. Pada hari ini kita diingatkan oleh Tuhan melalui sabdaNya bahwa ada banyak pencobaan di dalam hidup ini. Kita berdoa agar Tuhan membebaskan kita dari segala pencobaan sepanjang hidup ini. Tuhan, “Jangan masukan kami ke dalam pencobaan”. Apakah kita bertahan dalam pencobaan?

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menjauhkan diri dari berbagai pencobaan yang dapat membuat kami jauh dari padaMu. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply