Homili 16 April 2014

Hari Rabu, Pekan Suci

Yes 50:4-9a

Mzm 69:8-10.21bcd-22.31.33-34

Mat 26:14-25

Hamba Yahwe Masih Mendengar

Fr. JohnHamba Yahwe tidak hanya dipilih untuk menyelamatkan Israel dan menjadi seorang nabi. Ia juga menjadi murid yang masih mau mendengar, mewartakan kasih Allah kepada mereka yang miskin, bersikap lemah lembut dan rendah hati dan penuh dengan Roh Kudus. Himne Hamba Yahwe hari ini menggambarkan pribadi seorang murid yang mendengar banyak dan berbicara seperlunya. Yesaya bernubuat: “Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.” (Yes 50:4-5). Perhatikan bagaimana inisiatif Tuhan luar biasa. Ia yang menganugerahkan kepada hambaNya lidah seorang murid sehingga mampu menjadi pewarta Sabda yang baik. Dengan lidahnya ia dapat memberi motivasi yang benar kepada orang yang sedang berkesusahan, yang letih lesu dan berbeban berat.

Hamba Yahwe tidak hanya terpesona dengan tugas dan perutusan di dalam dirinya pada masa lalu. Mungkin saja ketika mendengar dengan telinga semuanya terasa enak. Tetapi ketika masuk di dalam hidup yang nyata maka akan mengalami banyak penderitaan. Hal yang menakjubkan adalah dalam derita ia tetap menunjukkannya kesetiaannya kepada Allah. Perhatikan kutipan berikut: “Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi.” (Yes 50: 6). Semua penderitaan Hamba Yahwe dialami kembali oleh Yesus Kristus melalui jalan salib hingga kematianNya. Semuanya dilakukan dengan kasih demi keselamatan manusia yang berdosa. Ini adalah bagian dari kehendak Bapa di Surga.

Hamba Yahwe yang menderita menjadi nyata di dalam diri Yesus Kristus. Hamba Yahwe yang menderita itu tetap berharap pada kasih dan pertolongan Tuhan.Hamba Yahwe berkata: “Namun demikian Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.” (Yes 50: 7). Jadi dalam situasi yang sulit Hamba Yahwe tetap siap untuk memikul beban deritanya dan melayani dengan sukacita. Ia percaya bahwa Tuhan pasti menolongnya. Hamba Yahwe adalah sosok orang yang menderita tetapi tetap mengharapkann pertolongan Tuhan. Ia tidak mengandalkan dirinya tetapi Tuhanlah satu-satunya yang diandalkan.

Kisah tentang Hamba yang menderita ini memang menarik perhatian kita. Banyak orang merasa hidupnya mirip dengan Hamba Yahwe yang menderita. Semua penderitaan dan kemalangan datang bertubi-tubi. Dalam situasi yang sulit dan ekstrim sekali pun ia tetap berharap pada pertolongan dari Tuhan. Tetapi ada juga orang yang mengaku beriman kepada Kristus tetap gampang meninggalkanNya di saat ada badai penderitaan. Tuhan Yesus berkata: “Tenanglah, Aku ini, Jangan takut!” (Yoh 6:20) tetapi manusia tidak sabar dalam pergumulan hidupnya. Manusia lebih menyukai dosa dan salah sehingga menjauh dari Tuhan. Artinya manusia tidak takut dengan Tuhan sehingga selalu jatuh dalam dosa yang sama.

Doa: Tuhan, semoga kami boleh tabah dalam memikul salib setiap hari. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply