Homili 10 Mei 2014

Hari Sabtu, Pekan Paskah III
Kis 9:31-42
Mzm 116:12-13.14-15.16-17
Yoh 6:60-69

Banyak orang percaya kepada Tuhan

Fr. JohnAda seorang misionaris yang membagi pengalaman misionernya. Ia sejak kecil bercita-cita untuk pergi ke daerah terpencil supaya bisa mewartakan Sabda Tuhan. Niatnya terwujud setelah diterima di dalam sebuah kongregasi misionaris. Ia kemudian ditahbiskan sebagai imam dan mewujudkan niatnya yang terpendam dalam hatinya sebagai misionaris di sebuah daerah terpencil. Ia mulai belajar bahasa daerah dengan tekun sehingga bisa merayakan sakramen-sakramen dan pengajaran gereja. Semua orang senang dengan karya misionernya dan mengakui bahwa dia adalah sosok imam yang mengumat. Pada perayaan 25 tahun sebagai misionaris, ia merayakan misa dan memberi kesaksian misionernya. Ia mengatakan rasa syukur dan terima kasihnya karena bisa melayani umat yang kini menjadi saudara dan saudarinya. Umat yang sederhana itu sudah mendewasakan imamatnya sehingga ia bisa melayani mereka selama dua puluh lima tahun. Ia merasa yakin dan percaya bahwa selama berkarya sebagai misionaris asing, ia memiliki prinsip “melakukan pekerjaan Tuhan” bagi sesamanya. Hingga saat ini dia tetaplah seorang misionaris yang setia di sebuah daerah terpencil.

Cita-cita untuk melayani Tuhan sebagai misionaris adalah sebuah amanat dari Tuhan sendiri. Sebelum naik ke surga, ia sudah berpesan kepada para muridNya: “Karena itu pergilah, jadikanlah segala bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus dan ajarilah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah bahwa Aku akan menyertai kamu hingga akhir zaman.” (Mat 28:19-20). Perintah Yesus ini diterima dan dilakukan oleh para muridNya. Petrus adalah sebagai pimpinan komunitas para rasul melakukan perintah Yesus ini dalam perjalanan misionernya dengan berkeliling dan berbuat baik. Ia mengunjungi orang-orang kudus di Lida dan berjumpa dengan Eneas yang delapan tahun lumpuh. Petrus menyembuhkannya dalam nama Yesus. Peristiwa ini menggemparkan Lida sehingga banyak orang kembali kepada Tuhan.

Selain Lida, tempat lain yang dikunjungi oleh Petrus adalah Yope. Di sana ada seorang wanita bernama Tabita atau Dorkas. Dia seorang yang suka bermurah hati. Ia sakit dan meninggal dunia. Semua orang yang mengenalnya merasa sedih dan kehilangan dirinya. Petrus dijemput dari Lida, dan di sana dalam nama Yesus, Petrus membangkitkan Dorkas dari kematian. Petrus memegang tangan Dorkas, membantunya berdiri disaksikan oleh para janda dan orang kudus di Yope. Peristiwa ini juga membantu banyak orang untuk menjadi percaya kepada Tuhan.

Kisah-kisah pelayanan Misioner St. Petrus ini menginspirasikan kita saat ini sebagai Gereja untuk setia kepada amanat Yesus untuk pergi, keluar dari diri kita supaya bisa menyapa saudara-saudara yang lain. Kita pun diutus untuk mewartakan Kristus kepada sesama. Hal yang penting di sini adalah, dalam pewartaan kita bertugas untuk membawa orang kepada Kristus bukan kepada diri kita sendiri. Petrus membuktikannnya ketika menyembuhkan Eneas dan membangkitkan Dorkas dalam nama Yesus Kristus.Kisah ini juga memanggil kita untuk percaya pada Yesus.

Iman dan kepercayaan kita kepada Yesus Kristus sebagai Roti Hidup yang turun dari Surga. Roti itu adalah Yesus sendiri yang berjanji untuk memberi dagingNya sebagai makanan dan DarahNya sebagai minuman supaya kita memiliki hidup abadi. Perkataan Yesus ini dinilai oleh para muridNya keras sehingga mereka merasa tidak mampu mendengarkannya. Banyak murid yang tidak percaya kepada perkataan Yesus, padahal perkataanNya adalah Roh dan Hidup. Banyak murid mengundurkan diri di Galilea. Maka kepada para muridNya, Yesus bertanya apakah mereka tidak mau pergi meninggalkanNya? Petrus mengakui imannya dengan berkata: “Tuhan kepada siapa kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal dan kami telah percaya an tahu bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.” (Yoh 6: 68-69).

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini membantu kita untuk bertumbuh dalam iman dan kepercayaan kepada Kristus. Kita bertumbuh secara pribadi dan secara komunitas. Artinya masing-masing kita memiliki panggilan luhur untuk membawa sesama kepada Kristus bukan kepada diri kita sendiri.Iman yang teguh kepada Yesus Kristus itu tahan uji. Tentu saja ada pengalaman yang keras, yang menyebabkan kita bisa mengalami krisis iman namun kasih Kristus Yesus itu lebih agung dari segalanya. Mari kita selalu setia dan bertahan dalam iman.

Doa: Tuhan, berkatilah kami semua supaya tetap setia dalam iman dan kepercayaan kepadaMu. Amen.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply