Hati yang Transparan
Food For Thought hari ini berjudul “Hati yang Transparan”. Sumber inspirasinya adalah perkataan Yesus dalam Sabda Bahagia: “Berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka akan melihat Allah.” (Mat 5: 8).
Di dalam Kitab Suci, hati dipandang sebagai pusat kediaman hidup pribadi, kedalaman dari sang aku yang hidup, menyatu dengan nurani di mana dari sana bertumbuh akar-akar hidup religius yang otentik. Hati itu menyatakan totalitas hidup manusia (Ams 7:23), hati sebagai pusat perasaan (Rat 2:11), pusat pikiran (Kej 49:6). Hati yang suci itu merupakan hati yang tembus pandang atau transparan terhadap kehendak ilahi dan merupakan suatu anugerah mesianis kepada orang-orang benar, dalam hal ini orang-orang sederhana, tulus, rendah hati, mereka yang dikehendaki Yesus untuk mengambil bagian dalam Kerajaan Allah.
Yesus mengatakan bahwa orang yang memiliki hati yang tembus pandang ini dapat melihat Allah. Melihat Allah bukanlah sebuah pengalaman mistik atau pengalaman kontemplasi tetapi merupakan pengalaman persekutuan hidup dengan Tuhan Allah, partisipasi eskatologis sebagai orang benar di dalam Kerajaan Allah. jadi jelas di sini bahwa melihat Allah berarti bersatu dengan Allah dan merasakan kemuliaanNya.
Memang di dalam Kitab Perjanjian Lama dikatakan bahwa orang tidak dapat melihat secara langsung kemuliaan Tuhan Allah karena pasti orang itu tidak dapat bertahan di depan kemuliaan Tuhan. Hanya Musalah yang dapat mengkontemplasikan kemuliaan Tuhan Allah, itu pun karena belas kasihan dari Tuhan sendiri (Kel 33:19). Dalam dunia Perjanjian Baru, Tuhan Yesus menjanjikan kepada orang-orang benar yang memperoleh hidup kekal bahwa mereka akan melihat Allah secara langsung. Melihat Allah berarti mengalami keselamatan total.
Apakah anda juga memiliki hati yang tembus pandang atau transparan?
PJSDB