Food For Thought: hatiku untukMu Tuhan

Hatiku untukMu Tuhan

P. John SDBKetika masih menjadi guru di sekolah, saya memiliki satu kebiasaan memeriksa buku-buku catatan fisika dari para siswa. Dengan memeriksa buku catatan mereka, saya bisa mengetahui lebih jauh kemampuan mereka secara intelektual, karakter mereka sesuai tulisan tangan, termasuk suka tidak sukanya mereka terhadap pelajaran dan hal lainnya. Saya sangat menikmatinya dan memberi nilai akhir sesuai hasil ujian dan kriteria lainnya. Di samping itu saya juga menikmati tulisan tangan anak-anak remaja dengan gejolak pribadinya: ada yang sangat duniawi karena penuh dengan cinta manusiawi kepada sesama terutama lawan jenis dan cinta kasih rohani kepada Tuhan.

Saya pernah menemukan sebuah tulisan dari seorang siswa, bunyinya: “Hati dan jiwaku untuk Tuhan saja”. Mungkin ungkapan ia terinspirasi dari St. Theresia dari Avila: “Solo Dio basta” atau mungkin juga dari Magnificat: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah Juruselamatku.” (Luk 1:46). Siswa yang hanya menulis dan tanpa menyadarinya, di kemudian hari masuk seminar dan menjadi seorang Romo. Itulah kehebatan Tuhan yang memanggil orang dengan cara yang istimewa, bukan pada saat sedang berdoa di gereja atau sedang berziarah tetapi hanya melalui tulisan tangan di lembaran kertas yang selalu mengingatkannya.

Bunda Maria menaikan syukurnya kepada Tuhan dalam Magnificat. Ia mempercayakan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Jiwa dan hati adalah totalitas hidup manusia di hadirat Tuhan dan merupakan tempat di mana Tuhan bersemayam di dalam diri setiap pribadi. Maria memberikan segalanya untuk Tuhan maka wajarlah ia juga diangkat ke surga dengan jiwa dan badan. Dialah model kekudusan kita.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply