Homili 28 Oktober 2014

St. Simon dan Yudas Tadeus, Rasul
Ef 2:19-22
Mzm 19:2-3.4-5
Luk 6:12-19

Dia memanggil dan memilih!

Fr. JohnPada hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan pesta St. Simon dan Yudas Tadeus. Perayaan ini dilakukan bersamaan, mungkin karena di dalam Injil nama mereka disebutkan berurutan (Mat 13:55; Mrk 3:18 dan 14:3;Luk 6:16). Konon mereka berdua juga sama-sama wafat sebagai martir di Persia. Simon dikenal sebagai saudara sepupu Yesus, dikenal juga sebagai saudara rasul Yakobus Muda dan Yudas (Mat 13:55). Ia disebut orang Zelot artinya orang yang rajin atau orang yang semangatnya tinggi. Orang-orang Zelot pada zaman Yesus merupakan kelompok para griliawan yang senantiasa berusaha melawan penjajahan orang Romawi. Yudas dikenal dengan nama lain Tadeus artinya sang pemberani. Dia merupakan saudara rasul Yakobus Muda. Namanya muncul dalam Injil Yohanes tepatnya dalam malam perjamuan terakhir (Yoh 14:22-23).

Bacaan-bacaan kitab Suci pada hari ini sangat inspiratif. Di dalam bacaan Injil, Yesus muncul sebagai pribadi yang sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia. Di satu pihak Ia menunjukkan diriNya sebagai Tuhan dan di lain pihak sebagai manusia yang membutuhkan mitra kerja sehingga tugas perutusan Bapa di dunia ini dapat terlaksana dengan baik. Sifat-sifat kemanusiaan Yesus ditunjukkan dengan ketekunanNya dalam doa dan discerniment dalam hidupNya. Penginjil Lukas mengisahkan bahwa sebelum Yesus mengambil keputusan untuk memilih para rasulNya, Ia berdoa semalam-malaman kepada Allah. Sebagai pembaca Kitab Suci, kita semua pasti merasa heran bercampur malu. Yesus adalah Tuhan berdoa semalam-malaman sebelum mengambil keputusan untuk memanggil dan memilih dari ribuan otrang yang mengikutiNya dan Ia hanya akan memilih duabelas orang menjadi rasul atau utusanNya.

Mengapa saya mengatakan kita harus merasa malu di hadapan Yesus? Karena banyak di antara kita masih belum berdoa dengan baik, ada yang berdoa karena terpaksa atau karena jadwal saja. Banyak di antara kita yang pergi ke Gereja untuk mengikuti Ekaristi tetapi selalu mengeluh karena misanya terlalu lama dan membosankan. Memang sangat sulit untuk mengungkapkan jenis orang Katolik seperti ini. Tuhan Yesus berdoa semalam-malaman kepada Allah, umat atau pengikut yang menamakan dirinya kristiani mengeluh karena misanya satu setengah jam. Inilah keunikan hidup para pengikut Yesus Kristus.

Setelah berdoa dan membuat discerniment, Yesus memanggil dan memilih dua belas orang menjadi utusanNya. Inilah nama-nama mereka: “Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. (Luk 6:14-16). Yesus tidak hanya memanggil dan memilih tetapi Ia juga selalu tinggal bersama-sama dengan mereka. Para rasul melihat segala sesuatu yang dikerjakan Yesus.

Hal yang menarik dalam kebersamaan dengan Yesus adalah orang-orang berdatangan kepada Yesus dari berbagai daerah untuk merasakan keselamatan. Dari dalam tubuh Yesus, keluar kekuatan yang luar biasa dan langsung menyembuhkan mereka. Kuasa menyembuhkan ini juga yang nantinya diberikan Yesus kepada setiap rasulNya untuk pergi dan menyembuhkan orang-orang sakit serta mengusir setan-setan.
Panggilan dan pilihan orang-orang untuk menjadi rasul Yesus juga masih actual hingga saat ini. Yesus masih membutuhkan para mitra kerja di kebun anggurNya. Ia masih memanggil dan memilih orang-orang muda, anak-anak remaja dan keluarga-keluarga untuk menjadi rasulNya di dalam dunia modern ini. Ia berjanji untuk senantiasa menyertai GerejaNya hingga akhir zaman. Inisiatif panggilan dan pilihan ini adalah Yesus sendiri. Ia tidak memandang hebat atau tidaknya, suci atau tidaknya para pilihanNya ini. Mereka ternyata adalah orang-orang biasa yang dipilihNya untuk bekerja sama menyelamatkan manusia.

Dua orang rasul yakni Simon orang Zelot dan Yudas Tadeus adalah anggota geriliawan yang berjuang untuk mengusir kaum Romawi. Mereka melihat Yesus sebagai tokoh yang patut memimpin mereka untuk mengusir para penjajah Romawi. Ternyata harapan mereka itu kandas karena Yesus bukanlah pejuang politik. Yesus justru mengajar mereka untuk mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menganiaya. Cara hidup Yesus dan segala perkataanNya merupakan berhasil mengubah hidup banyak orang hingga saat ini.

St. Paulus dalam bacaan pertama misalnya, mengatakan bahwa karena jasa Yesus Kristus maka kita menjadi satu, kita bersaudara dalam namaNya yang kudus. Berkaitan dengan semangat ini, Paulus berkata: “Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.” (Ef 2:19-20). Yesuslah yang mempersatukan semua orang dari berbagai suku dan bahasa.

St. Paulus juga mengatakan bahwa hanya di dalam Yesus Kristus, kita semua bisa bertumbuh laksana sebuah bangunan yang utuh dan menjadi tempat tinggal Allah dalam Roh Kudus. Nah, Paulus mengingatkan kita bahwa tubuh kita itu hendaknya kudus tanpa cela supaya layak menjadi tempat tinggal Roh Kudus (Ef 2:22; 1Kor 6:19). Anda dan saya juga dipanggil dan dipilih Yesus menjadi tempat tinggal Roh Kudus.

Doa: St. Simon dan Yudas, doakanlah kami. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply