Homili 2 Desember 2014

Hari Selasa, Pekan I Adven
Yes 11:1-10
Mzm 72:2,7-8.12-13,17
Luk 10:21-24

Hidup oleh Roh Kudus

Fr. JohnPada pagi hari ini saya mendapat pesan singkat dari salah seorang sahabat berupa kutipan Kitab Suci: “Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.” (Gal 5:25). Saya membaca perkataan Paulus ini beberapa kali dan menjadikannya sebagai inspirasi Sabda bagi saya pada hari ini. Selama masa adven ini, Roh Kudus memiliki peran besar untuk membantu kita memahami misteri Inkarnasi, Sabda Bapa yang menjelma menjadi daging dan tinggal di antara kita (Yoh 1:14). Ketika Maria menerima khabar sukacita, Malaikat Gabriel berjanji kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau.” (Luk 1:35). Kita juga selalu mendoakannya dalam doa Angelus: “Bahwa ia (Maria) akan mengandung dari Roh Kudus.” Bunda Maria bersatu dengan Roh Kudus dari awal hidup Yesus sampai hari Raya Pentekosta di mana Gereja lahir dan dipimpin oleh Roh Kudus. Sambil memandang Bunda Maria yang penuh dengan Roh Kudus dan sebagai mempelai Roh Kudus, kita juga boleh memandang diri kita sebagai orang yang dikuduskan pada hari pembaptisan. Kita semua dikuduskan oleh Roh Kudus, hidup dan dipimpin oleh Roh Kudus. St. Yakobus mengatakan bahwa tubuh tanpa Roh itu mati (Yak 2:26).

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini mengajak kita untuk sadar diri bahwa kita seharusnya hidup dan dipimpin oleh Roh Kudus. Tuhan Yesus sendiri bergembira dalam Roh Kudus sehingga mengucapkan syukurNya kepada Bapa. Apa yang mau Tuhan Yesus syukuri? Ia bersyukur kepada Bapa Tuhan langit dan bumi karena misteri keselamatan itu dinyatakan kepada para muridNya yang boleh dikatakan sebagai orang-orang kecil. Orang-orang kecil pilihan Tuhan ternyata melampaui orang-orang bijak dan pandai di mata manausia. Para pilihan Yesus ini dianggapNya layak di hadirat Bapa.

Yesus melanjutkan rasa syukurNya dengan mengatakan bahwa semua orang kecil ini telah diserahkan Bapa kepadaNya. Konsekuensi dari penyerahan adalah saling mengenal dan mengasihi. Bapa mengasihi Anak dan Anak mengasihi Bapa dalam Roh. Tiga pribadi ilahi ini mengasihi manusia sampai tuntas dan manusia pun diharapkan mengasihi Allah dengan seluruh totalitas hidupnya (Kel 6:5). Relasi kasih ini merupakan kekuatan bagi para murid atau saat ini bagi Gereja untuk selalu berbangga karena memiliki Yesus. Para murid mengenalNya sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup. Gereja bangga mengimaniNya sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamat. Dialah Yehosua, Allah yang menyelamatkan.

Perikop Injil hari ini mengajak kita untuk menyadari bahwa kita juga hidup dan dipimpin oleh Roh Kudus. Orang yang hidup dalam Roh Kudus akan selalu bersyukur kepada Tuhan atas segala anugerah yang Tuhan berikan kepadanya. Orang yang hidup di dalam Roh akan mengenal Allah, mengasihi dan memasrahkan diri kepadaNya sampai tuntas. Nah, pertanyaan bagi kita adalah apakah kita sadar diri bahwa Tubuh kita adalah tempat tinggal Roh sehingga kita juga mau menjadi kudus? Masa adventus menjadi masa di mana kita menyadari diri sebagai tempat tinggal Roh Kudus, dengan demikian kita berusaha mewujudkan kekudusan tubuh kita.

Nabi Yesaya menubuatkan kedatangan Mesias, sang Raja Damai seumpama tunas yang akan keluar dari tunggul Isai dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah (Yes 11:1). Bagi Yesaya, yang terjadi pada sang Raja damai adalah: Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat, dan pengertian, roh hikmat dan roh keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan (Yes 11:2). Sang Raja damai yang akan datang itu akan bertindak sebagai hakim yang adil dan jujur bagi orang kecil dan lemah dan tertindas. Raja damai itu akan menata alam semesta menjadi harmonis. Manusia, hewan dan tumbuhan akan menjadi saudara, bukan musuh. Seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan.

Masa adventus menjadi kesempatan untuk kita menata keharmonisan relasi pribadi kita dengan Tuhan, sesama dan lingkungan hidup kita. Tuhan sendiri merencanakan sebuah lingkungan yang harmonis, semua makhluk boleh hidup berdampingan satu sama lain. Masalahnya kembali kepada setiap pribadi untuk berelasi dengan Tuhan, sesama dan lingkungan. Nah di sinilah kita membutuhkan Roh Kudus untuk menolong dan menghibur kita. Roh Kudus yang akan mempersatukan setiap pribadi yang berbeda supaya hidup berdampingan sebagai saudara. Ingatlah bahwa kita juga hidup dan dibimbing oleh Roh Kudus.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply