Homili 4 Desember 2014

Hari Kamis, Pekan Adven I
Yes 26:1-6
Mzm 18:1,8-9.19-21.25-27a
Mat 7:21.24-27

Melakukan kehendak Tuhan

Fr. JohnPada pagi hari ini saya mendapat pesan singkat dari seorang sahabat. Ia mengutip perkataan Beata Theresia dari Kalkuta, bunyinya: “True holiness consists in doing God’s will with a smile” (Kekudusan yang benar adalah melakukan kehendak Allah dengan senyum). Perkataan Beata Theresia dari Kalkuta bukan semata-mata berasal dari kata-kata saja melainkan berasal dari hidupnya yang nyata. Ia meninggalkan kampung halamannya, datang ke India untuk melakukan kehendak Allah dengan melayani kaum papa miskin sampai maut menjemputnya. Ia melayani orang miskin di Kalkuta dengan kasih yang besar. Mengapa ia mau melakukan kehendak Allah? Beata Theresia dari Kalkuta menemukan Allah yang terus menerus bersabda di dalam Kitab Suci, ia mendengar dan melakukan kehendakNya dalam karya-karya pelayanannya di antara orang miskin.

Raja Daud pernah mengatakan kesukaanNya untuk melakukan kehendak Tuhan. Ia berdoa: “Aku suka melakukan kehendakMu, ya Allahku, TauratMu ada di dalam dadaku.” (Mzm 40:8). Di bagian lain Daud juga berdoa: “Ajarlah aku melakukan kehendakMu, sebab Engkaulah Allahku! Kiranya RohMu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata.” (Mzm 143:10). Bunda Maria adalah figur yang setia melakukan kehendak Allah. Ia berkata: “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu.“ (Luk 1:38). Di dalam Injil Tuhan Yesus menegaskan: “Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibuKu.” (Mrk 3:35). Tuhan Yesus datang ke dunia untuk melakukan kehendak Bapa yakni menyelamatkan umat manusia. Hal ini sejalan dengan surat kepada umat Ibrani: “Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendakMu.” (Ibr 10:9). Apakah kita bisa menyerupai Raja Daud yang menyukai kehendak Allah dan seperti Yesus Anak Daud yang melakukan kehendak Allah sepanjang hidupNya.

Selama masa adven ini, kita semua dipanggil untuk belajar melakukan kehendak Allah mulai dari hal-hal yang kecil dengan kasih yang besar. Semangat pertobatan, perbuatan amal kasih merupakan jalan bagi kita untuk melakukan kehendak Tuhan.Ini tentu bukan hanya sekedar membangun niat tetapi harus terwujud dalam hidup yang nyata. Mungkin saja ada yang berpikir kita sudah dibaptis, sudah menerima sakramen-sakramen dan itu sudah cukup. Ternyata itu belum cukup. Kita harus melakukan kehendak Tuhan dalam hidup kita.

Pada hari ini pikiran kita dibuka oleh Tuhan Yesus dengan sebuah contoh: “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” (Mat 7:21). Perkataan Yesus ini mengoreksi cara pandang dan anggapan bahwa sudah cukuplah kita dibaptis di dalam Gereja. Ada yang berpikir sudah cukup kita datang ke Gereja setiap hari Minggu. Pertanyaannya adalah apakah kita sungguh-sungguh beriman kristiani? Apakah hidup kita sudah serasi dan selaras dengan Tuhan Yesus? Apakah kita melakukan kehendak Tuhan atau kehendak diri sendiri?

Satu hal lain yang juga penting dalam masa adven ini adalah kekuatan iman. Kita percaya bahwa Yesus adalah satu-satunya Juruselamat kita. Oleh karena itu hendaknya iman kita berakar pada Kristus sendiri. Iman yang serupa dengan rumah yang dibangun di atas wadas bukan di atas pasir. Nah, supaya iman kita benar-benar berakar pada Kristus maka kita harus mendengar perkataan Tuhan. Kita bersahabat dengan SabdaNya dan melakukannya di dalam hidup kita. Sabda adalah dasar yang kuat bagi iman kita.

Iman yang kuat membawa kita masuk dan tinggal bersama dengan Tuhan di dalam kotaNya yang kudus. Kota surgawi yang dikelilingi dengan tembok dan benteng. Kota yang hanya dihuni oleh bangsa-bangsa yang benar dan yang tetap setia kepadaNya. Nabi Yesaya mengajak kita hari ini: “Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal.” (Yes 26:4).

Sabda Tuhan pada hari ini mengajak kita untuk melakukann kehendak Tuhan. Dengan melakukan kehendak Tuhan kita beroleh iman yang teguh dan harapan yang kokoh untuk masuk dan tinggal bersama Tuhan selamanya.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply