Homili 24 Desember 2014 (Pagi)

24 Desember 2014 (Pagi)
2Sam 7:1-5.8b-12.16
Mzm 89: 2-3.4-5.27.29
Luk 1:67-79

Semuanya dari Tuhan!

Fr. JohnPada suatu kesempatan, saya diundang untuk merayakan misa syukur peberkatan sebuah kantor dan gudang. Pada saat homili saya bertanya sekaligus meminta kesaksian dari pemilik usaha. Saya bertanya kepadanya tentang apa yang ia rasakan dalam hati setelah menyelesaikan pembangunan kantor dan gudang serta isinya. Ia menjawab dengan singkat: “Saya bersyukur karena semuanya berasal dari Tuhan.” Saya merasa bahwa ini sebuah jawaban yang sederhana, singkat tetapi sangat mendalam. Setiap orang hendaknya merasa bahwa semua yang kita miliki berasal dari Tuhan. Dengan perasaan seperti ini maka orang tersebut akan tetap berpasrah kepada Tuhan. Orang tua misalnya berani berkata: “Anak-anak berasal dari Tuhan.” Dengan perasaan seperti ini maka orang tua akan mendidik dan membesarkan anak sesuai kehendak Tuhan.

Tuhan menyapa kita pada hari ini melalui bacaan-bacaan Kitab Suci untuk menata kembali iman dan kepercayaan kepada Tuhan dan bahwa semua yang kita miliki berasal dari Tuhan. Dalam bacaan pertama kita berjumpa dengan sosok raja Daud. Pada saat itu ia sudah menjadi raja yang terkenal. Ia baru sadar bahwa sudah cukup lama ia menempati rumah yang bagus dan megah, sedangkan Tabut Perjanjian ditempatkan di dalam kemah yang sederhana. Ia lalu berbicara dengan nabi Nathan rencanannya untuk membangun rumah Tuhan dan pada saat itu Nathan setuju. Namun Tuhan memiliki rencana yang lain. Daud dan Nathan lupa bahwa semuanya berasal dari Tuhan. Inisiatif untuk membangun rumah Tuhan tetaplah berasal dari Tuhan bukan dari manusia.

Apa yang terjadi selanjutnya? Tuhan mengingatkan Nathan supaya berbicara lagi dengan Raja Daud tentang rencanannya untuk membangun rumah Tuhan. Inilah perkataan Tuhan: “Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami?” (2Sam 7:5). Perkataan Tuhan ini mengoreksi Nathan, Raja Daud dan kita semua saat ini yang berpikir bahwa segala sesuatu itu bisa kita selesaikan sendiri. Raja Daud berpikir bahwa dengan kuasanya sebagai raja maka ia akan melakukan segalanya terutama kuasanya untuk membangun rumah bagi Tuhan. Inilah gaya manusia yang rapuh, yang lebih banyak mengandalkan dirinya dari pada Tuhan. Anda dan saya juga banyak kali bertindak gegabah seperti Daud yang mengandalkan kuasa manusiawinya dan lupa bahwa segalanya berasal dari Tuhan.

Tuhan tidak tinggal diam. Tuhan selalu siap untuk mengoreksi dan memanggil kembali mereka yang tersesat. Apa yang Tuhan lakukan bagi Daud? Ia mengingatkan kembali Daud seluruh ziarah hidupnya: dari profesinya sebagai gembala sederhana, dipanggil dan diurapi oleh Samuel, segala musuh Daud dikalahkan Tuhan, Tuhan melindungi umat yang mendiami tempat yang sudah ditentukanNya, hakim-hakim diangkat oleh Tuhan untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Pesan terakhir sangat kontekstual dengan masa adventus kita: “Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.” (2Sam 7:15-16).

Tuhan tetap menguatkan Kerajaan Daud dengan mengangkat anak kandung Daud. Dalam kacamata kristiani pikiran kita tertuju kepada Yesus Kristus yang kita nantikan kedatanganNya. Kedatangan Yesus dipersiapkan oleh Yohanes Pembaptis. Dia suara yang berseru, mengarahkan semua orang kepadaNya untuk menikmati keselamatan kekal. Dialah yang menyiapkan murid-muirdNya dan ketika berjumpa dengan Yesus, ia mengatakanNya sebagai Anak Domba Allah.

Bacaan Injil pada pagi hari ini adalah nyanyian yang dilantunkan Zakharias, ayah Yohanes Pembaptis. Ia memuji Tuhan Allah Israel karena Ia melawati umatNya, membawa kelepasan, menumbuhkan tanduk keselamatan di dalam keluarga Daud. Hal ini kiranya tepat dengan nubuat Tuhan melalu Nathan bahwa Tuhan sendiri akan mengangkat seorang anak kandung Daud untuk menguatkan Kerajaannya. Tuhan memiliki rencana indah untuk melepaskan kita dari musuh, dari usaha iblis untuk menghancurkan hidup kita supaya kita benar-benar menjadi orang bebas yang memasrahkan seluruh hidup hanya untuk Tuhan. Yohanes adalah pilihan Tuhan yang akan berjalan mendahului Tuhan untuk menyiapkann jalan bagiNya. Ia akan menyerukan pertobatan sehingga dosa-dosa manusia bisa diampuni. Tuhan akan menjadi cahaya yang menerangi orang yang meringkuk dalam kegelapan maut dan dengan demikian semua orang akan menikmati damai sejahtera.

Nyanyan pujian Zakharias ini merupakan tanda kepasrahannya kepada Tuhan. Sebagai imam di dalam bait suci, ia yakin bahwa Tuhan memiliki rencana untuk menyelamatkan manusia. Tuhan akan datang sendiri untuk menyelamatkan manusia. Untuk itu butuh Yohanes untuk menyiapkan umat dengan seruan tobat dan pembaptisan serta hidup askesis. Tidak ada seorang pun yang bisa melebihi Yohanes.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply