Homili 8 Januari 2015

Hari Kamis Penampakan Tuhan
1Yoh. 4:19 – 5:4
Mzm. 72:2,14,15bc,17
Luk. 4:14-22a

Kasih itu menyempurnakan

Fr. JohnAda sepasang suami istri yang sedang berjalan bersama-sama di Mall sambil bergandengan tangan. Banyak orang memandang mereka sambil tersenyum mungkin karena melihat pasutri itu berbeda ukuran fisiknya. Sang istrinya memiliki tubuh mungil, tingginya hanya sekitar satu meter. Suaminya memiliki tubuh yang langsing dan tingginya sekitar satu meter delapan puluh senti meter. Yah, bedanya delapan puluh senti meter. Ini adalah kenangan unik dari sepasang suami istri yang mereka ceritakan bersama pada saat merayakan Hari Ulang Tahun Perkawinan yang kelima.

Pada perayaan syukur kelima ini mereka memilih tema perayaan: “Kasih itu menyempurnakan.” Romo yang merayakan misa syukur itu bertanya kepada mereka alasan mengapa memilih tema perayaan syukur lima tahun seperti ini. Bagi mereka berdua, karena kasih itu menyempurnakan. Inilah penjelasan mereka: “Dilihat dari ukuran dan bentuk fisik maka orang mengatakan kami bukanlah pasangan yang ideal tetapi lain bagi kami berdua. Kami justru mengakui diri sebagai pasangan ideal. Ukuran fisik tidak menghalangi relasi kasih satu sama lain. Kami tetaplah menjadi pasangan yang sempurna karena Tuhan yang mempersatukan kami dalam kasihNya.” Semua orang bertepuk tangan. Kasih itu segalanya, kasih itu menyempurnakan.

St. Yohanes melanjutkan pengajaran kepada para muridnya. Kali ini ia menyadarkan para muridnya supaya mereka saling mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi mereka. Kasih itu berlawanan dengan kebencian. Ia berkata: “Jikalau seorang berkata: ‘Aku mengasihi Allah, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.” (1Yoh 4:20). Tuhan Yesus memberi perintah baru supaya kita mampu mengasihi, dalam hal ini kita mengasihi Allah dan mengasihi saudara-saudara kita.

Kasih itu tidak bisa berjalan sendiri. Kasih juga didukung oleh kebajikan yang lain yaitu iman dan harapan. Menurut Yohanes, setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga Dia yang lahir dari padaNya. Kuncinya adalah mengasihi Allah dan mengikuti perintah-perintahNya. Iman juga bisa mengalahkan dunia.

Kasih itu menyempurnakan hidup kita. Bagi mereka yang menikah, kasih itu bisa menyempurnakan satu sama lain. Masing-masing pribadi memiliki kelemahan dan kelebihan. Dari kelebihan-kelebihan pasangan, Tuhan akan memakainya untuk menyempurnakan yang masih kurang entah di dalam diri pasangannya atau di dalam diri sesama. Tuhan yang empunya rencana dan menggenapinya dengan kasih.

Penginjil Lukas mengisahkan perjalanan Yesus ke Nazareth. Ia seorang Yahudi tulen maka seperti biasa Ia mengikuti ibadat di dalam Bait Allah. Sebagai orang dewasa, Ia memiliki hak untuk bisa membaca perikop-perikop tertentu di dalam Alkitab selama ibadat. Pemimpin ibadat mengijinkan Yesus untuk membaca bacaan dalam ibadat itu. Ia menemukan nas dari Kitab Yesaya yang bunyinya: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” (Yes 61:1-2; Luk 4:18-19). Setelah membacanya, Ia mengembalikan Alkitab kepada pejabat. Ia duduk di tempatnya, suasana hening sambil mata semua orang tertujuh kepadaNya. Ia menggunakan kesempatan untuk mengajar banyak orang: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” (Luk 4:21). Semua orang di dalam rumah ibadah itu membenarkan Dia. Mereka juga terheran-heran karena kata-kata yang indah yang keluar dari mulutNya.

Tuhan Yesus hadir di kampung halamanNya untuk menyampaikan visi dan misiNya selama berada di dunia. Ia datang ke dunia untuk menyampaikan Injil kepada kaum miskin, memberitakan pembebasan kepada para tawanan, penglihatan kepada orang buta, orang tertindas di bebaskan dan bahwa tahun rahmat Tuhan sudah datang. Visi dan Misi Yesus ini masih aktual dalam perjalanan Gereja. Injil atau khabar sukacita dari Tuhan haruslah dirasakan oleh semua orang terutama mereka yang miskin. Sekurang-kurangnya mereka juga merasa dikasihi Tuhan dalam hidup mereka. Di dalam masyarakat sosial, masih banyak orang yang tertindas, masih dalam tawanan sehingga butuh orang yang meneguhkan dan membebaskan. Masih banyak orang yang memiliki mata tetapi tidak bisa melihat.

Semua visi dan misi dari Tuhan Yesus dipersingkat dengan satu kata saja yaitu kasih. Allah itu kasih dan Dialah yang menyempurnakan hidup kita. Kasih adalah segala-galanya.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply