Homili Pembaptisan Tuhan Yesus Kristus/B

Pesta Pembaptisan Tuhan 2015
Yes 55:1-11
Mzm (Yes) 12:2-3.4bcd.5-6
1Yoh 5:1-9
Mrk 1:7-11

Yesus lebih berkuasa!

Fr. JohnSaya mengingat sebuah pengalaman yang bagus pagi ini. Ketika mengadakan kuis Kitab Suci di sebuah lingkungan, peserta kategori para bapa diminta untuk membuka Kitab Suci, membaca sebuah ayat yang pertama kali mereka lihat dan coba menjelaskannya secara singkat. Ada seorang bapa yang saat membuka Kitab Suci langsung menemukan kalimat: “Mereka kehabisan anggur.” (Yoh 2:3). Semua orang tertawa karena bapa itu terkenal sebagai seorang peminum dan pemabuk. Ada seorang bapa lain yang berambut gondrong, wajah serem menemukan ayat ini: “Sangkamu aku ini penyamun.” (Mat 26:55). Semua orang tertawa dan berkata satu sama lain, “Kog mirip ya?” Ada seorang bapa menemukan ayat ini: “bertekuk lutut” (Flp 2:10). Semua orang tertawa karena kalau berdoa di dalam Gereja ia selalu berlutut dan menerima komuni juga berlutut. Ia menjelaskan ayat tersebut: “Bertekuk lutut” sangat bermakna bagiku. Saya percaya bahwa Yesus lebih berkuasa dan saya harus mentaati kehendak dan perintah-perintahNya.”

Pada hari ini kita merayakan pesta pembabtisan Tuhan. Dengan merayakan pesta ini, masa natal pun berakhir. Pohon natal, kandang natal dan segala pernak-pernik natal akan kembalikan ke dalam dosnya hingga akhir tahun ini. Secara liturgis, kita juga kembali ke masa biasa. Apakah berakhirnya masa natal maka semangat natal juga ikut berakhir? Apakah semangat natal juga ikut masuk ke dalam dosnya sampai akhir tahun? Selama masa natal ini permenungan kita adalah “Berjumpa dengan Yesus di dalam keluarga.” Kita percaya bahwa Yesus Anak Allah juga lahir di dalam keluarga manusia. IbuNya bernama Maria dan ayahNya bernama Yusuf. Para gembala yang datang ke Betlehem untuk melihat keluarga kudus ini, kembali ke tempat kerja mereka dengan sukacita dan memuji Allah karena apa yang mereka dengar dari malaikat Tuhan sama dengan apa yang mereka lihat di Betlehem. Para majus dari Timur menjumpai bayi Yesus dan ibuNya Maria. Setelah perjumpaan itu, mereka kembali ke negeri asalnya melalui jalan lain. Saya yakin bahwa itu adalah jalan Tuhan bukan jalan manusia yang jahat seperti Herodes Agung.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini mengarahkan kita untuk merasakan kuasa Tuhan Yesus yang lebih dari segalanya. Penginjil Markus mengisahkan peristiwa pembaptisan Tuhan dengan sederhana. Yohanes pembaptis berada di tepi sungai Yordan untuk mempersiapkan orang supaya menyambut kedatangan Yesus. Mereka dibaptis dengan air sebagai tanda pertobatan supaya layak menyambut kedatangan Mesias. Yesus, Putera Allah, Mesias juga berada di tengah-tengah banyak orang yang datang kepada Yohanes. Yohanes Pembaptis berkata: “Sesudah aku akan datang Dia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasutNya pun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus” (Mrk 1:7-8).

Yohanes mengisyaratkan kepada kita dua hal penting. Pertama, Yesus, Putera Allah lebih berkuasa bagi manusia. Ia berkuasa untuk menyelamatkan manusia, Yohanes hanya menyiapkan orang supaya bertobat dan layak menerima keselamatan dari Yesus Kristus. Yesus membaptis dengan Roh Kudus, sedangkan Yohanes membaptis dengan air sebagai tanda pertobatan. Kedua, Yohanes adalah pribadi yang rendah hati. Ia mengerti tugasnya yaitu mengantar orang kepada Yesus. Orang yang rendah hati bisa mengenal kelebihan dan kekurangannya di hadirat Tuhan.

Markus juga mengisahkan proses pembaptisan Yesus. Ia masuk ke dalam air untuk dibaptis oleh Yohanes. Ketika keluar dari air, Yesus melihat langit terkoyak, Roh seperti burung merpati turun ke atasNya. Ada juga suara dari surga berkata: “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan.” (Mrk 1:11). Peristiwa ilahi ini luar biasa. Yesus menyatakan solidaritasNya dengan manusia ketika masuk ke dalam air untuk dibaptis oleh Yohanes. Ia dibaptis dengan Roh Kudus. Pada saat yang sama Bapa di surga menguduskan, menjadikanNya Kristus atau Yang Diurapi. Bapa berkenan padaNya sebagai Anak. Sejak dibaptis di sungai Yordan, Yesus penuh dengan Roh Kudus dan mulai menghadirkan Kerajaan Allah, mewartakan Injil, menyerukan tobat dan melepaskan segala penyakit dan kelemahan.

Sambil merayakan pesta pembaptisan Tuhan ini, kita sebagai pengikut Kristus dibantu untuk merasakan kuasaNya. Di dalam bacaan pertama, Yesaya menghibur umat Israel yang perlahan-lahan menempati tanah terjanji kembali. Mereka harus menata diri dengan baik dan menyadari kasih Tuhan. Untuk itu Yesaya mengajak mereka untuk menikmati keselamatan dan hidup dalam berkat Allah. Hal penting yang harus mereka lakukan adalah bertobat dari segala perbuatan salah dan dosa serta mengandalkan Tuhan dalam iman.

Di samping menikmati keselamatan yang datang dari Tuhan, Yesaya juga mengingatkan kita untuk mengikuti kehendak Tuhan dan mendengarkan Sabda serta melakukannya di dalam hidup setiap hari. Tentang hal ini Tuhan berfirman: “Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” (Yes 55: 9-11).

Dalam suratnya, Yohanes memperteguh iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Yohanes mengatakan bahwa setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga Dia yang lahir dari pada-Nya. (1Yoh 5:1). Sebagai anak-anaNya, kita dipanggil Tuhan untuk mengasihiNya dan melakukan segala perintahNya. Apakah kita sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus Kristus? Percaya kepadaNya berarti siap untuk melakukan segala perintahNya. Dan perintah baru yang diajarkan Yesus adalah kasih. Sebagai orang yang dibaptis, tugas kita adalah mengasihi seperti Tuhan sendiri. Mari kita wujudkan kasih Tuhan di dalam hidup kita setiap hari. Mari kita menyadari bahwa Tuhan Yesus lebih berkuasa di dalam hidup kita. Kita pun bertekuk lutut di hadiratNya Yang Mahakudus.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply