Homili 14 Januari 2015

Hari Rabu Pekan Biasa I
Ibr 2:14-18
Mzm 105: 1-2.3-4.6-7.8-9
Mrk 1: 29-39

Bersyukurlah kepada Tuhan!

Fr. JohnPada pagi hari ini saya dibangunkan oleh sebuah lagu d Masiv berjudul “Jangan Menyerah” dari sebuah stasiun radio swasta. Saya tertarik dengan reff lagu tersebut yang berbunyi: “Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah. Tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik.” Ada dua hal yang masuk dalam pikiran saya setelah mendengar lagu ini. Pertama, banyak kali saya sendiri lupa bersyukur kepada Tuhan atas segala yang sudah diberikanNya kepadaku, pada hal hidupku adalah sebuah anugerah. Saya juga dipanggil oleh Tuhan untuk berbuat yang terbaik bagi sesamaku. Kedua, saya mengingat seorang sahabat yang sedang mengalami pergumulan. Ia merasa ditinggalkan semua orang termasuk Tuhan sendiri. Pergumulan bermula dari orang yang dikasihinya ternyata mendapat jodoh lain dan sudah siap untuk menikah. Ia pun hanya mendapat berita di saat-saat indah kekasihnya itu melakukan foto prewedding di sebuah tempat wisata. Ia kehilangan harapan.

Kedua hal yang saya pikirkan pagi ini mungkin saja merupakan bagian dari hidup banyak di antara kita. Banyak di antara kita lupa bersyukur kepada Tuhan atas semua anugerah yang diterima setiap hari. Ada yang bisa bersyukur hanya setelah bergumul dengan hidupnya. Ada yang tidak pernah puas dengan hidup ini maka mereka hanya selalu mencari, meminta tetapi lupa bersyukur dan berbagi. Banyak juga orang yang bergumul karena penolakan, pengalaman ditinggalkan orang yang dikasihi. Pergumulan ini membawa kepada sikap meragukan Tuhan dan tidak bersyukur kepadaNya. Pengalaman hidup anda dan saya ini nyata di hadirat Tuhan. Kita berpikir bisa mengatur Tuhan padahal Dia yang memiliki rencana dan kehendak bagi kita. Kita tidak bersyukur kepadaNya tetapi kasihNya tiada batas bagi kita semua. Kita boleh melupakan Tuhan, tetapi Ia sendiri tidak melupakan kita.

Mazmur Tanggapan pada hari ini diambil dari Mazmur 105 ayat 1-4 dan 6-9. Dalam Mazmur ini kita semua diingatkan bahwa apa pun situasi hidup kita saat ini, rasa syukur kepada Tuhan harus selalu ada. Pemazmur mengajak kita untuk bersyukur kepada Tuhan, menyerukan namaNya, memaklumkan perbuatanNya di antara bangsa-bangsa. Rasa syukur yang dipikirkan sang Pemazmur adalah doa sebagai kesempatan untuk mengarahkan hati dan pikiran kita kepada Tuhan. Doa merupakan komunikasih kasih antara manusia dan Tuhan, ekspresi dari kebutuhan batiniah kita. Hanya melalui doa kita dapat memperoleh kekuatan rohani, bimbingan, kebijaksanaan, sukacita dan kedamaian batiniah (Mzm 118:5-6; Mzm 138:3; Yes 58:9-11; Flp 4:6-7; 1Ptr 5:7).

Apa sajakah aspek-aspek penting dari sebuah doa? (1) Kita mengekspresikan iman dan kepercayaan kepada Tuhan Allah. (2) Kita mengakui dosa dan salah kita di hadirat Tuhan (3) Kita memuji dan memuliakan perbuatan-perbuatan Tuhan (4) Kita bersyukur kepada Tuhan atas segala kebaikan yang kita terima. (5) Kita berkehendak untuk mendedikasikan diri kepada Tuhan dan sesama. (6) Kita memohon segala sesuatu yang kita butuhkan baik untuk diri kita sendiri mau pun untuk sesama kita. Keenam aspek ini bagi Pemazmur, kita bisa ungkapkan kepada Tuhan dengan bernyanyi, bermazmur dan mempercakapkan segala perbuatanNya yang ajaib sepanjang hidup kita.

Orang-orang yang bisa bersyukur kepada Tuhan, mereka yang tekun dan setia dalam doa-doanya akan bermegah di dalam nama Tuhan yang kudus. Mereka semua akan bersuka hatinya dan tetap memiliki hasrat yang besar untuk mencari dan menemukan Tuhan. Mengapa kita tetap berhasrat untuk mencari dan menyerukan nama Tuhan? Karena Tuhan kita itu baik. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjianNya, firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan, yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.

Mazmur Tanggapan hari ini sangatlah aktual dengan kehidupan kita. Masing-masing orang memiliki kesusahannya sendiri (Mat 6:34) oleh karena itu kita harus selalu memiliki harapan kepada Tuhan. Harapan itu nyata dalam doa sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan karena Ia tidak akan mengingkari janji-janjiNya. Ia selamanya ingat akan perjanjianNya.

Mazmur Tanggapan hari ini juga membantu kita untuk memahami maksud Tuhan dalam surat kepada jemaat Ibrani dan penginjil Markus. Penulis kepada umat Ibrani mengingatkan kita bahwa kita bahwa sebagai orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah anak-anak dari darah dan daging. Ini berarti masing-masing kita masih memiliki kecenderungan tertentu untuk berbuat dosa. Nah, kita membutuhkan Yesus sejauh doa untuk membantu kita memusnahkan kuasa iblis dan meluputkan kita dari kematian. Yesus sudah menderita karena pencobaan maka Ia juga dapat menolong mereka yang dicobai yaitu anda dan saya.

Dalam bacaan Injil, Yesus menunjukkan teladan baikNya kepada kita yakni Ia berdoa. Ia memang sibuk melayani manusia dengan mewartakan Injil kemana-mana, menyembuhkan banyak orang sakit. Ia bahkan mengatakan “Untuk itulah aku datang” maka Ia tidak kenal lelah menghadirkan Kerajaan Allah. Ada satu hal yang luar biasa yakni Yesus memang sibuk tetapi selalu mencari waktu untuk berdoa. Waktu doanya adalah pada pagi-pagi buta dan tempatnya sunyi. Kadang Ia berdoa semalam-malaman. Doa itu bisa menyembuhkan dan membantu kita untuk melayani Tuhan dan sesama.

Sabda Tuhan pada hari ini memberi semangat bagi kita untuk tekun berdoa dan mengucap syukur kepada Tuhan karena Ia setia pada janji-janjiNya. Jadikanlah rasa syukur itu sebag Habitus Baru sehingga banyak orang tetap bersyukur, memuji dan memuliakan nama Tuhan.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply