Homili 19 Januari 2015

Hari Senin, Pekan Biasa II
Ibr. 5:1-10
Mzm. 110:1,2,3,4
Mrk. 2:18-22.

Engkau adalah imam untuk selamanya!

Fr. JohnAnton Bruckner adalah seorang penggubah lagu terkenal dari Vienna, Austria. Pada tanggal 28 April 1885, keuskupan Linz merayakan 100 tahun maka ia menggubah sebuah antifon sebuah lagu berjudul: “Ecce Sacerdos magnus” dan dipentaskan pada tanggal 21 November 1885. Antifonnya berbunyi: “Ecce sacerdos magnus, qui in diébus suis plácuit Deo: Ideo jure jurando fecit illum Dóminus crescere in plebem suam. Benedictiónem ómnium géntium dedit illi, et testaméntum suum confirmávit super caput ejus. Ideo jure jurando fecit illum Dóminus crescere in plebem suam. Gloria patri et filio et spiritui sancto.” (Lihatlah sang imam agung, yang menyenangkan hati Tuhan dalam hari-hari hidupnya: Oleh karena itu dengan bersumpah Tuhan akan membesarkannya di antara umat-Nya. Tuhan memberikan berkatNya kepada segala bangsa melalui dia dan mengukuhkan perjanjian-Nya di atas kepalanya. Oleh karena itu dengan sumpah Tuhan membesarkannya di antara umat-Nya. Kemuliaan bagi Bapa dan Anak dan Roh Kudus). Antifon ini bisanya dinyanyikan pada saat perarakan untuk tahbisan seorang imam atau uskup dan kedengarannya sangat meriah.

Ecce Sacerdos Magnus (Lihatlah sang imam agung). Mazmur Tanggapan pada hari ini diambil dari Mazmur 110: 1-4 dengan antifon berjudul “Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek.” Membaca antifon Mazmur Tanggapan ini, pikiran kita semua tentu tertuju pertama-tama kepada Tuhan Yesus sebagai Imam Agung di dalam Gereja. Pikiran kita juga tertuju pada para wakil Kristus yang masih melayani Gereja yakni para gembala yakni kaum tertahbis yang membaktikan dirinya sampai tuntas karena kasih kepada Kristus dan GerejaNya.

Daud, dalam doa dan pujiannya ini sudah memiliki penglihatan tentang tuannya yang akan mulia dan jaya yakni Yesus Anaknya. Inilah perkataan Daud: “Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: ‘Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu.’” (Mzm 110:1). Yesus Putera Allah duduk di sebelah kanan Allah Bapa dan segala kuasa Bapa diserahkan kepadaNya. Segala musuh tunduk kepadaNya. Tuhan juga memberikan tongkat kekuatan untuk memerintah di antara para musuh (Mzm 110:2). Tongkat adalah simbol kuasa yang diberikan oleh Tuhan yang lebih berkuasa kepada seorang raja atau pemimpin masyarakat.

Tuan Daud yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa dan memiliki kuasa yang besar adalah Sacerdos Magnus. Dialah Yesus Kristus yang mengurbankan diriNya satu kali untuk selama-lamanya. Yesus sang Sacerdos Magnus bukan menggunakan hewan kurban, bukan dengan barang fana, bukan juga dengan perak dan emas melainkan dengan mengurbankan tubuh dan darahNya yang mahal (1Ptr 1:18-19). Sacerdos Magnus memberi diriNya secara total untuk penebuan yang berlimpah dari umatNya.

Penulis Surat kepada umat Ibrani melukiskan kehidupan sang Sacerdos Magnus. Menurutnya, setiap imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa (Ibr 5:1). Sifat-sifat sang Sacerdos Magnus di kalangan umat adalah: mengerti orang-orang yang jahil dan sesat karena ia sendiri penuh kelemahan, mempersembahkan persembahan korban karena dosa bagi umat dan dirinya sendiri, tidak mencari hormat bagi dirinya tetapi melayani Allah. Sang Sacerdos Magnus ini mengikuti Yesus Kristus dari dekat.

Yesus adalah Sacerdos Magnus yang kekal selamanya. Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan (Ibr 5:7). Sebagai Anak, Yesus belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritaNya. Dialah pokok keselamatan, Dialah imam Agung panggilan Allah menurut peraturan Melkisedek.

Yesus adalah Sacerdos Magnus yang juga menjadi mempelai bagi para muridNya. Selagi Ia masih berada bersama para muridNya, hanya ada sukacita dan kebahagiaan. Ketika Dia sebagai mempelai diambil dari para muridNya untuk mempersembahkan diri sebagai Imam Agung, maka saat itu juga para murid berpuasa, berduka cita. Yesus adalah mempelai yang membawa kebaruan di dalam hidup setiap umat beriman.

Bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini membantu kita untuk memahami sifat kegembalaan Yesus. Sebagai Imam Agung, Ia banyak mengorbankan diri sampai tuntas bagi gerejaNya. Kita berdoa bagi para gembala untuk memiliki sikap rela berkorban dalam melayani Gereja sampai selama-lamanya. Tuhan Yesus Kristus selalu dan senantiasa menyertai Gereja sebagai Imam Agung sampai akhir zaman.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply