Homili 9 Februari 2015

Hari Senin, Pekan Biasa V
Kej. 1:1-19
Mzm. 104:1-2a,5-6,10,12,24,35c
Mrk. 6:53-56.

Pujilah Tuhan, Pujilah KaryaNya!

Fr. JohnAda seorang sahabat membagi pengalaman imannya. Ia merasa dekat dengan Tuhan karena iman yang ditanamkan oleh orang tua pada dirinya. Pada suatu malam mereka berada di pantai. Cuacanya bagus sehingga kelihatan bulan dan bintang menghiasi langit. Ibunya berkata: “Bukalah matamu, pandanglah ke langit. Lihatlah, betapa indah langit yang biru dihiasi oleh bulan dan bintang. Lebih hebat lagi Dia yang menciptakan dan meletakannya begitu teratur.” Ia bertanya kepada ibunya: “Siapakah yang membuatnya begitu teratur.” Ibunya menjawab: “Tuhan, dialah yang men-design segalanya sehingga semuanya menjadi teratur.” Dialog sederhana, berbau teologis ini tetap diingat oleh sahabat itu hingga saat ini. Ia mengakui selalu melihat kehadiran Tuhan dalam segala ciptaan dan memuji Tuhan dan segala karyaNya.

Ini adalah sebuah sharing sederhana yang bisa membantu kita menyadari kehadiran Allah dalam segala ciptaanNya. Allah diyakni sebagai designer utama atau aktor intelektual yang merancang segalanya di atas bumi sehingga semuanya menjadi baik adaanya. Terlepas dari argumen berdasarkan desain (design), realitas membuktikan bahwa semua keteraturan di atas bumi ini berasal dari seorang Pengatur yang hebat. Dialah yang mengendalikannya. Dialah yang kita yakini sebagai Tuhan pencipta.

Dalam bacaan pertama dari Kitab Kejadian, kita mendengar kisah Penciptaan dunia dan isinya selama empat hari pertama (Kej 1:1-19). Apa saja yang Tuhan ciptakan selama empat hari pertama? Hari pertama, Ia menciptakan terang (Kej 1:3-5). Hari kedua, Ia menciptakan cakrawala (Kej 1:6-8). Hari ketiga, Ia menciptakan laut, darat dan tumbuh-tumbuhan (Kej 1:9-13). Hari keempat, Ia menciptakan benda-benda penerang pada cakrawala yakni matahari, bulan dan bintang. Semua ini Tuhan ciptakan dari ketiadaan (creation ex nihilo). Ia menciptakan semua baik adanya. Ia juga memisahkan misalahnya terang dari gelap, darat dan laut. Semuanya menjadi teratur!

Mazmur Tanggapan hari ini diambil dari Mazmur 104, dengan refrain: “Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.” Dari refrain ini kita memiliki gambaran bahwa Allah melakukan karya-karya agung yakni karya keselamatan bagi manusia. Tugas kita adalah mewartakannya kepada segenap makhluk. Daud yang mendoakan mazmur ini berkata kepada Tuhan: “Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sungguh besar! Engkau berpakaian keagungan dan semarak berselimutkan terang ibarat mantol.” (Mzm 104:1-2). Daud memandang kemuliaan Allah dan memuji serta memuliakanNya di dalam hatinya. Allah sungguh besar dan agung baginya.

Daud berkata: “Engkau telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyah untuk selama-lamanya. Dengan samudera raya bumi ini Kauselubungi, air telah naik melampaui gunung-gunung.” (Mzm 104:5-6). Daud yakin bahwa Tuhan meletakkan bumi pada porosnya yang tepat dan menyelubunginya dengan air. Memang orang-orang Yahudi itu trauma mendengar kata “air” karena mereka memikirkan tentang bencana air bah yang pernah dialami nenek moyang mereka. Namun air yang menyelubungi bumi sebenarnya merupakan simbol Roh Kudus yang menguasai bumi dan menguduskannya. Roh Allah yang melayang di atas air dalam kisah penciptaan untuk menguduskan dunia dan segala isinya.

Tuhan juga memberikan kepada kita lembah-lembah yang membualkan air yang mengalir, burung bersiul. Semuanya ini menandakan sebuah keteraturan yang luar biasa. Daud berkata: “Di lembah-lembah Engkau membualkan mata air yang mengalir di antara gunung-gunung, burung-burung di udara bersarang di dekatnya, bersiul-siul dari antara dedaunan.” (Mzm 104:12) Daud juga mengaku bahwa semua karya Tuhan dibuat dengan kebijaksanaan sehingga di atas bumi ini penuh dengan ciptaanNya.

Mazmur 104 ini membantu kita untuk mengimani Allah sebagai satu-satunya Pencipta alam semesta. Dia memberikan keteraturan dalam ciptaanNya. Oleh karena itu sambil memandang segala ciptaanNya, kita merasakan kemuliaan dan keagungan Tuhan. Tugas kita adalah memuji dan memuliakan Tuhan. Apakah anda sudah memuji dan memuliakan Tuhan pada hari ini?

Tuhan Yesus menghadirkan Kerajaan Allah dengan seruan tobat dan menyembuhkan banyak sakit penyakt. Ia sendiri berkeliling dan berbuat baik. Semua orang sakit yang datang kepadaNya berasal dari daerah-daerah sekita Galilea. Mereka hanya menyentuh ujung jubahnya dan menjadi sembuh. Kita diciptakan mulia di hadapan Tuhan, tetapi sebagai manusia yang lemah, kita butuh kekuatan dari Tuhan. Dialah yang menunjukkan kuasaNya, bahkan ujung jubah saja masih meneruskan power yang dahsyat. Kita membutuhkan Tuhan dan kehadiranNya di dalam dunia yang kita huni dan di dalam hidup kita secara pribadi. Tugas kita adalah mengabdikan diri kepadaNya, memuji dan meluhurkan segala karyaNya.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply