Tidak perlu ada tanda!
Ada sepasang suami dan istri yang sudah hidup bersama selama 10 tahun. Pada suatu hari istri bertanya kepada suami apakah ia masih tetap mengasihi dirinya. Suaminya mengakui bahwa ia memang mengasihinya. Istrinya berkata, “Kalau memang masih mengasihiku, buktikanlah.” Suaminya kaget dengan perkataan istrinya itu. Ia mengatakan bahwa selama sepuluh tahun ia coba membuktikan dirinya sebagai suami terbaik, terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Segala pengurbanan dirinya hanya bertujuan supaya istrinya bisa bahagia. Ia sangat sedih tetapi masih bisa memaklumi istrinya. Banyak kali dalam membangun relasi selalu ada pertanyaan tentang alasan dan daya tahan relasi itu sendiri. Artinya ketika ada badai tertentu maka orang harus mengerti bahwa badai itu pasti berlalu. Tidak perlu mencari bukti-bukti atau meminta tanda dengan dalil memperkuat relasi.
Orang-orang Farisi menyaksikan semua karya dan mendengar setiap perkataan Yesus. Sayang sekali karena mereka memiliki mata tetapi tidak melihat. Mereka justru masih meminta tanda dari Surga yang bisa membuktikan bahwa Yesus juga memiliki kuasa ilahi, Yesus memiliki keilahian. Ketika mendengar permintaan itu Yesus merasa kecewa dan mengatakan tidak akan memberikan tanda. Ia bahkan pergi menjauhi mereka.
St. Yohanes Paulus II pernah mengomentari perikop ini dengan mengatakan bahwa Yesus juga mengundang kita untuk membedakan kesaksian dengan Kata-Kata dan Tindakan sebagai tanda datangnya Kerajaan Allah.” Kata-kata Yesus itu terungkap sempurna karena kuasa Bapa di dalam hidupnya. Pekerjaan Yesus adalah pekerjaan Allah sendiri. Ia menghadirkannya secara sempurna. Mari kita berusaha supaya tetap setia kepada Yesus tanpa harus banyak bertanya dengan pertanyaan atau pikiran yang bisa menyesatkan iman.
PJSDB