Periksalah Bathinku Tuhan
Masa prapaskah menjadi indah karena ada semangat untuk bermetanoia. Pada awal masa tobat, Yoel berkata: “Koyakanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukumanNya.” (Yl 2:13). Banyak di antara kita berpikir bahwa masa prapaskah itu hanya identik dengan puasa dan pantang, pelayanan amal kasih dan doa. Bisa saja semua ini hanya bersifat lahiria saja. Hal terpenting bagi Yoel adalah perubahan radikal dalam hati karena hanya dengan demikian kita boleh bermetanoia.
Saya mendapat sebuah pesan dari salah seorang sahabat yang mengatakan bahwa ia barusan mengaku dosa. Ia merasa legah karena Tuhan Yesus sudah mengambil beban dosanya. Saya bertanya kepadanya, apa yang paling mengesankan ketika mengakui dosa-dosanya. Ia mengatakan bahwa di hadapan Tuhan, ia sudah membiarkan Tuhan memeriksa bathinnya dan Tuhan sendiri menemukan banyak dosa yang sudah diakuinya dalam sakramen tobat. Saya merasa kaget, mengapa justru Tuhan yang memeriksa bathinnya bukan dia sendiri yang memeriksanya di hadirat Tuhan. Ia berkata: “Saya percaya bahwa Tuhan lebih mengenal aku dari pada aku mengenal Tuhan.”
Ucapan sahabat ini megingatkan saya pada Daud yang berdoa: “Ya Tuhan, ujilah dan selidikilah jalanku. Periksalah batinku dan bimbinglah aku di jalan menuju hidup abadi.” (Mzm 139:23-24). Daud berpasrah kepada Tuhan dan membiarkan Tuhan menyelidiki bathinnya. Daud rendah hati di hadapan Tuhan dan memintaNya untuk mengubah hidupnya supaya layak memperoleh hidup kekal.
Apakah kita semua juga terbuka untuk membiarkan Tuhan menyelidiki bathin kita supaya mampu mengoyakannya di hadiratNya?
PJSDB