Homili 16 Maret 2015

Hari Senin Pekan Prapaskah IV
Yes. 65:17-21
Mzm. 30:2,4,5-6,11-12a,13b
Yoh. 4:43-54

Bergembira dalam Tuhan

Fr. JohnSaya pernah diundang untuk mengikuti perayaan ulang tahun ke-80 seorang opa. Anak-anak, cucu-cucu dan para kerabatnya datang untuk bergembira bersamanya. Pada waktu it saya memperhatikan aneka hadiah yang diberikan kepadanya. Mata saya tertujuh pada sebuah bungkusan yang unik dari cucunya yang paling besar. Ketika opa membuka bungkusan untuk dari sang cucu, ada hadiah sebuah kaos, bergambar hati, ada juga aneka tulisan berupa judul lagu rohani kegemaran opanya. Ada juga tulisan yang lebih besar: “Hatiku penuh nyanyian”. Saya melihat wajah opa itu penuh sukacita, serasa hatinya juga penuh nyanyian. Diusia senja, sukacita bisa menjadi sebuah anugerah untuk memperpanjang usianya.

Pada Pekan Prapaskah ke-IV ini Gereja mengundang kita untuk selalu bersukacita di dalam Tuhan. Minggu Prapaskah ke-IV atau Hari Minggu Laetare memiliki kekhasan yakni orgel dan alat-alat musik dapat dimainkan di Gereja, altar bisa dihiasi dengan aneka bunga yang indah. Busana bagi para pelayan liturgi boleh menggunakan warna merah muda. Suasananya menjadi lebih hidup, tanda kegembiraan umat Tuhan.

Bacaan-bacaan liturgi pada hari ini mengajak kita untuk bersyukur dan bergembira di dalam Tuhan. Nabi Yesaya dalam bacaan pertama misalnya memberikan harapan dan sikap optimis yang harus dimiliki oleh setiap orang di hadapan Tuhan. Tuhan berkata: “Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati.” (Yes 65:17). Tuhan menunjukkan kemurahan hatiNya yang luar biasa kepada kita semua. Ia berkehendak untuk menciptakan langit dan bumi yang baru. Ini berarti akan ada generasi baru yang hidupnya hanya berkenan kepada Tuhan. Generasi lama akan berlalu dan generasi baru akan muncul. Generasi baru hidupnya akan mengikuti kehendak Tuhan. Tuhan berjanji untuk melupakan dosa dan salah yang sudah dilakukan oleh manusia. Artinya Ia tidak akan menghitung-hitung dosa dan kesalahan manusia.

Tuhan berkehendak untuk membaharui segala sesuatu. Ia mau memberikan sukacita besar bagi umat kesayanganNya. Nah, hidup baru adalah hidup penuh sukacita di dalam Tuhan. Ini adalah sebuah harapan dari pihak manusia kepada Tuhan. Melalui nabi Yesaya Tuhan bersabda: “Tetapi bergiranglah dan bersorak-sorak untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan, sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorak dan penduduknya penuh kegirangan. Aku akan bersorak-sorak karena Yerusalem, dan bergirang karena umat-Ku; di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan dan bunyi erangpun tidak.” (Yes 65:18-19). Hidup baru ditandai dengan berakhirnya penderitaan dan berkembangnya sukacita di dalam hidup setiap orang beriman.

Daud merasakan hidup baru karena pertolongan dari Tuhan. Ia berseru kepadaNya dan Tuhan mendengarkannya. Tuhan juga mendengar teriak minta tolong dan Ia sendiri juga yang menyembuhkan orang yang berteriak minta tolong kepadaNya. Sikap selalu bersyukur kepada Tuhan itu sangat berarti sepanjang hidup. Daud juga berdoa: “Dengatlah, Tuhan, dan kasihanilah aku! Tuhan, jadilah penolongku! Aku yang meratap telah kauubah menjadi orang yang menari-nari. Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagimu” (Mzm 30:11-12).

Dalam bacaan Injil, kita mendengar bagaimana Tuhan Yesus membagikan sukacitaNya kepada seorang pegawai istana yang anaknya sedang sakit. Dikisahkan bahwa Tuhan Yesus mengalami penolakan di Nazareth. Ia lalu berangkat dari Samaria ke Galilea. KedatanganNya ke Galilea menjadi sebuah kerinduan tersendiri bagi orang-orang di sana karena segala tanda heran yang sudah dilakukanNya juga pengajaran-pengajaran kepada banyak orang. Ada seorang pegawai istanah di Kapernaum. Anaknya sedang sakit keras dan membutuhkan pertolongan Tuhan Yesus. Ia tanpa ragu datang kepada Yesus dan memohon supaya Yesus bisa menyembuhkan anaknya yang sedang sakit. Ia percaya bahwa Yesus bisa melakukan yang terbaik. Yesus melihat imannya dan mengatakan bahwa anaknya pasti sembuh. Pegawai itu pun percaya bahwa Tuhan Yesus telah menyembuhkan anakNya. Ini adalah mukjizat kedua yang dilakukan Yesus di Galilea.

Sabda Tuhan membantu kita untuk menyadari bahwa Tuhan senantiasa memiliki kehendak untuk membaharui segala sesuatu. Langit dan bumi akan dibaharui oleh Tuhan. Tuhan Yesus juga menghadirkan Kerajaan Allah di mana penderitaan dan kemalangan akan berubah menjadi sukacita. Unsur-unsur yang memperkuat sukacita kita adalah iman, harapan dan kasih kepada Tuhan dan sesama.

Saya mengakhiri homili hari ini dengan mengutip Mazmur: “Aku berharap padaMu, ya Tuhan. Aku hendak bersorak dan bergembira atas kerahimanMu, sebab Engkau mengindahkan kehinaanku.” (Mzm 31:7-8).

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply