Homili 12 Mei 2015

Hari Selasa, Pekan Paskah VI
Kis. 16:22-34
Mzm. 138:1-2a,2bc-3,7c-8
Yoh. 16:5-11

Percayalah Kepada Yesus!

Fr. JohnSaya pernah mengantar komuni kudus kepada seorang ibu yang sedang sakit keras. Bersama seluruh keluarga, kami berdoa bersama memohon anugerah kesembuhan dari Tuhan. Setelah selesai berdoa, salah seorang anaknya berkata: “Mami, percayalah kepada Tuhan Yesus maka mami akan sembuh.” Ibu itu hanya mengangguk dan berbisik, “Saya percaya bahwa Ia akan menyembuhkanku.” Setelah seminggu, dokter merasa heran karena penyakit ibu itu bisa sembuh secara ajaib. Ia kembali ke rumah untuk melanjutkan proses pemulihan lebih lanjut. Sampai saat ini ibu itu tetap bersyukur karena keajaiban penyembuhan dari Tuhan yang ia rasakan. Mukijzat itu nyata!

St.Lukas melanjutkan kisahnya tentang kehidupan para rasul Yesus Kristus. Paulus dan Silas juga Timotius masih dalam perjalanan misioner yang kedua. Posisi mereka berada di Filipi. Mereka sudah membaptis Lidia sekeluarga, seorang hamba yang dirasuki roh jahat pun disembuhkan Paulus. Perbuatan baik Paulus dan rekan-rekannya ini tidak mengubah hidup orang-orang di Filipi. Ini merupakan ancaman serius sehingga mereka ditangkap dan dihadapkan ke pada penguasa kota Filipi di pasar. Alasan penangkapan adalah bahwa Paulus dan rekan-rekannya adalah orang Yahudi yang mengacaukan kota Filipi dengan ajaran-ajaran yang melawan adat istiadat orang Rum. Pakaian Paulus dan rekan-rekannya dikoyakan, mereka didera dan dimasukan ke dalam penjara.

Para penguasa kota Filipi memerintahkan kepala penjara itu untuk menjaga Paulus dan Silas dengan ketat. Mereka dibelenggu dengan pasungan yang kuat. Meskipun sangat menderita tetapi Paulus dan Silas tetap bersyukur kepada Tuhan. Pada malam itu mereka manaikan syukur kepada Tuhan dalam doa dan puji-pujian sehingga orang-orang lain di dalam penjara mendengar mereka. Terjadilah suatu keajaiban yang luar biasa. Gempa bumi yang hebat, sendi-sendi penjara pun goyah. Semua pintu penjara terbuka dan belenggu-belenggu terlepas. Kepala penjara menyadari situasi itu dan mau membunuh diri tetapi Paulus melarangnya karena semua tahanan masih berada di dalam penjara. Kepada kepala penjara Paulus berkata: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.” (Kis 16:31). Mereka pun dibaptis setelah mendengar Sabda Tuhan yang diwartakan Paulus.

Menjadi misionaris bukan berarti melarikan diri dari situasi yang tidak nyaman ke situasi nyaman. Menjadi misionaris bukan berarti bermentalitas hidup gampang dan enak. Misionaris yang bekerja di daerah miskin berarti sang misionaris itu juga harus sehati dan sejiwa dengan kaum miskin. Jangan sampai misionaris menjadi orang borjuis di tengah rakyat miskin. Misionaris sejati itu selalu siap untuk menderita, ditolak, dianiaya, dipenjara. Ia akan tetap setia kepada janjinya untuk mencintai Tuhan Yesus sampai tuntas. Kesaksian hidup misionaris ini akan membuat orang semakin percaya kepada Kristus.

Pada hari ini, kita semua mendapat pengajaran dari Tuhan tentang realitas kenaikan-Nya ke Surga. Pada hari Raya Paskah, Tuhan Yesus mengatakan kepada Maria Magdalena supaya jangan menyentuh-Nya sebab Ia belum pergi kepada Bapa (Yoh 20:17). Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus berkata kepada para murid-Nya: “Tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorangpun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita.” (Yoh 16:5-6). Yesus harus naik ke Surga untuk duduk di sebelah kanan Allah Bapa Yang Mahakuasa, meskipun Ia sendiri juga berjanji untuk menyertai hingga akhir zaman.

Adalah sangat mengherankan dan sulit untuk memahami pernyataan di atas: “Yesus meninggalkan kita tetapi tetap menyertai kita hingga akhir zaman.” Paus Emeritus Benediktus XVI pernah berkata: “Allah telah memeluk dan menyokong seluruh kosmos ciptaan-Nya maka kenaikan Yesus ke surga berarti Yesus Kristus tidak pergi jauh dari hidup kita, tetapi syukur kepada Tuhan karena nyatanya saat ini, Ia bersatu dengan Bapa, Ia juga terbuka kepada kita semua hingga akhir zaman”.

Harapan kita hanya di dalam nama Yesus Kristus. Ia telah menaklukan kematian dan memberi kepada kita hidup abadi yang tidak dapat dihancurkan oleh kematian karena jasa-Nya. Kebangkitan-Nya menunjukkan relitas bahwa kehidupan rohani-Nya juga nyata. Tidak ada suatu apa pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. Tak ada sesuatu apa pun juga yang manghalangi harapan kita. Hal-hal negatif di dunia tidak menghancurkan hal-hal positif dari Tuhan Yesus Kristus.

Yesus pergi kepada Bapa dan Ia akan tetap menyertai kita dengan Paracleitos yang diutus-Nya untuk bersaksi. Ini menandakan bahwa Yesus amat mengasihi kita dan tidak menghendaki kita tinggal sendirian. Roh Penghibur yang dijanjikan Yesus itu akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.” (Yoh 16:8-11).

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini memampukan kita supaya rela memiliki semangat rela berkorban dalam mewartakan Yesus Kristus dan Injil-Nya. Tuhan sendiri akan tetap menyertai dan menyelamatkan kita dalam segala situasi hidup kita. Allah adalah kasih, penyertaan-Nya tetap selamanya. Syaratnya adalah percayalah kepada Yesus.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply