Homili Kenaikan Tuhan Yesus Kristus/B – 2015

Hari Raya Kenaikan Tuhan
Kis. 1:1-11
Mzm. 47:2-3,6-7,8-9
Ef. 4:1-13
Mrk. 16:15-20

Yesus mulia selamanya di Surga

Fr. JohnPada hari ini sebagian besar umat Katolik merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus Kristus. Di banyak tempat yang lain, perayaan ini dirayakan bersamaan dengan Hari Minggu Paskah VII. Perayaan Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus Kristus merupakan sebuah ungkapan iman Gereja Katolik untuk memuliakan Tuhan Yesus Kristus. Ia sudah wafat dan bangkit maka kini dimuliakan di surga, tempat Allah bersemayam. Ia duduk di sebelah kanan Allah Bapa Yang Mahakuasa dan diberi kuasa oleh Bapa atas surga dan dunia. Dengan kenaikan-Nya ke surga bukan berarti Ia tidak ada lagi bersama-sama dengan kita. Ia sendiri sudah menjanjikan Roh Kudus yang akan datang untuk mengajar dan mengingatkan kita sebagai Gereja. Yesus tetap hadir di dalam Gereja dalam tanda-tanda atau Sakramen, khususnya sakramen Ekaristi. Setelah perayaan ini kita menyiapkan diri untuk menyambut kedatangan Roh Kudus.

Katekismus Gereja Katolik (KGK, 659-667) mengajarkan bahwa melalui Yesus Kristus Putra-Nya, Allah dekat dengan manusia, dengan cara manusia. Dan, Yesus yang sulung di antara kita, telah masuk ke dalam rumah Bapa dan tinggal di sana selamanya. Ia sendiri berkata: “Dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.” (Yoh 12:32). Dalam dunia Perjanjian Baru, kenaikan Kristus menandai akhir masa 40 hari saat Tuhan yang bangkit berada bersama dengan murid-murid-Nya. Kristus dalam kemanusiaan-Nya lalu masuk ke dalam kemuliaan Allah. Bacaan-bacaan Kitab Suci menggambarkannya dengan adanya “awan” dan “surga” atau langit. Dampaknya bagi kita adalah sebagai bagian dari Kristus, maka kita juga bisa menemukan tempat di dalam Allah bersama Yesus Kristus yang mulia.

St. Lukas memulai Buku Kisah Para Rasul dengan sebuah kalimat yang bagus: “Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya.” (Kis 1:1-2). Lukas sudah melukiskan seluruh hidup Yesus dalam Injilnya. Yesus selama hidupnya sudah berkeliling dan berbuat baik untuk keselamatan semua orang (Kis 10:38). Ia juga memberi perintah kepada para rasul-Nya untuk melanjutkan semua karya-Nya di dalam Gereja yang didirikan-Nya. Ia telah menderita, wafat dan bangkit dari kematian. Selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri-Nya dan berbicara dengan para rasul-Nya tentang Kerajaan Allah. Ia juga meminta mereka untuk tetap berada di Yerusalem, sambil menantikan kedatangan Roh Kudus atau Penghibur yang dijanjikan-Nya. Roh Kudus itu yang akan memampukan mereka untuk bersaksi di Yerusalem, Yudea, Samaria bahkan sampai ke ujung bumi.

Di dalam Injil Markus diceritakan bahwa Yesus yang bangkit dengan mulia menampakkan diri-Nya dan memberi komando kepada para murid-Nya. Isi komando Yesus sebelum naik ke surga itu sangat indah karena menyangkut misi Gereja sepanjang zaman untuk melakukan evangelisasi. Artinya Gereja memiliki tugas mulia untuk mewartakan Injil kepada segala makhluk dan membaptis demi keselamatan orang yang sungguh-sungguh percaya. Para rasul bahkan dilengkapi dengan kemampuan untuk menjadikan orang lain memiliki kemampuan yang sama dengan mereka: mengusir setan demi nama Yesus Kristus, berbicara dengan bahasa-bahasa yang baru, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh. (Mrk 16: 15-18). Setelah Yesus naik ke Surga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa, para rasul-Nya pun melakukan semua komando yang mereka dengar dari-Nya. Tugas perutusan dari Yesus dilakukan oleh para rasul supaya semua orang juga boleh merasakan kemuliaan Tuhan.

Kita kembali ke St. Lukas dalam Kisah Para Rasul. Ia mengatakan bahwa Tuhan Yesus berkehendak untuk tetap bersatu dengan para Rasul-Nya, bersatu dengan Gereja-Nya. Itu sebabnya Ia menjanjikan Roh Kudus sebagai Penghibur bagi mereka. Namun demikian, Yesus juga menunjukkan diri-Nya masuk ke dalam kemuliaan bersama Bapa yang akan mengutus Roh Kudus. Gambaran kenaikan Yesus ke Surga adalah: Yesus naik ke surga disaksikan oleh para murid-Nya, awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Mata mereka tetap mengarah ke langit menandakan harapan yang besar dari para rasul untuk tetap bersatu dengan-Nya. Arah hidup setiap murid adalah hanya kepada Yesus yang mulia di Surga. Para malaikat mengingatkan para rasul-Nya bahwa Yesus akan datang kembali dengan cara yang sama seperti yang mereka lihat pada saat Dia naik ke surga.

Apa yang harus kita lakukan sebagai Gereja? St. Paulus dalam bacaan kedua memberikan kiat-kiat supaya kita bisa wujudkan di dalam hidup setiap hari sebagai murid Kristus:

Pertama, Setiap murid Kristus, dalam hal ini Gereja dipanggil untuk hidup sepadan dengan panggilan yang telah diberikan Yesus Kristus sendiri. Kebajikan-kebajikan yang harus dimiliki oleh setiap orang adalah rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Kedua, Setiap murid Kristus dipanggil untuk mewujudkan kasih dengan menolong sesamanya. Ketiga, Setiap murid Kristus membentuk Gereja dengan satu ikatan Roh dan ikatan damai sejahtera. Dengan demikian gereja memiliki semangat yang sama yakni satu tubuh, satu Roh, satu pengharapan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa kita sekalian yang mengatasi semua. Keempat, Setiap murid Kristus harus bersyukur karena kasih karunia diberikan kepadanya sesuai ukuran pemberian Kristus. Kelima, untuk bisa melayani Gereja denan baik maka Tuhan juga melengkapinya dengan adanya para rasulm nabi, pewarta Injil, gembala umat dan pengajar. Semuanya ini untuk mewujudkan sebuah Gereja yang bersatu karena memiliki kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang pribadi Yesus Kristus sendiri.

Kenaikan Yesus Kristus ke Surga mendorong kita sebagai Gereja untuk tetap sadar bahwa Ia masih hadir dalam Roh yang diutus-Nya untuk menghidupkan Gereja. Roh Kudus mendorong dan menjiwai Gereja untuk bersaksi dan menghadirkan wajah Yesus yang mulia dalam karya dan pelayanannya. Roh Kudus mendorong Gereja untuk tidak kenal lelah melakukan karya keselamatan bagi semua orang. Gereja harus hidup sepadan dengan panggilan yang sudah Tuhan anugerahkan kepadanya. Yesus naik ke Surga, Ia juga memberi wajah baru dalam Gereja yakni kesatuan. Gereja itu sifatnya satu. Inilah kehendak Yesus Kristus sendiri.

Yesus naik ke Surga, hidup baru diberikan-Nya kepada kita. Segala kelemahan dan dosa kita ditanggung-Nya dan ia juga mau memuliakan diri kita di hadirat Bapa di Surga. Ini menjadi sukacita istimewa bagi kita. Bersama Pemazmur, mari kita berdoa: “Hai segala bangsa bertepuk tanganlah, Elu-elukan Allah dengan sorak sorai. Sebab Tuhan, yang maha tinggi adalah dahsyat. Raja agung atas seluruh bumi. Allah telah naik diiringi soraksorai, Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala. Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, kidungkanglah mazmur bagi Raja kita, kidungkan mazmur. Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan nyanyian pengajaran! Allah memerintah sebagai raja atas bangsa-bangsa, Allah bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus.” (Mzm 47:2-3.6-9).

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply