Homili 11 Juni 2015

Peringatan St.Barnabas
Kis. 11:21b-26; 13:1-3
Mzm. 98:2-3ab,3c-4,5-6
Mat. 10:7-13.

Namanya Barnabas…

Fr. JohnPada hari ini kita memperingati St. Barnabas. Nama aslinya adalah Yosef tetapi berubah menjadi Barnabas ketika ia bersatu dengan Paulus untuk melakukan perjalanan misioner bersama-sama. Barnabas berarti Putra Penghiburan, berasal dari Siprus, beragama Yahudi dari suku Lewi. Ia mengenal Paulus dan mempertemukannya dengan para rasul. Dia menjelaskan masa lalu Paulus hingga dipanggil Tuhan untuk menjadi murid-Nya. Para rasul menerima Paulus sebagai bagian dari mereka. Sesuai dengan namanya, ia memberi kontribusi yang besar sebagai Putra Penghiburan di dalam Gereja.

Apa yang dilakukan Barnabas? St. Lukas mengisahkan dalam Kisah Para Parasul bahwa Gereja perdana di diaspora berkembang. Banyak orang menjadi percaya dan bertobat kepada Tuhan. Kasih karunia benar-benar dirasakan oleh para murid Tuhan di diaspora. Perkembangan jumlah jemaat ini didengar oleh para rasul di Yerusalem sehingga mereka mengutus Barnabas ke Antiokhia untuk mencari tahu sekaligus menganimasi kehidupan jemaat. Apa yang dilihat Barnabas? Ternyata sangat mengagumkan dan hatinya bersukacita karena ia melihat kasih karunia Allah. Barnabas lalu menasihati jemaat supaya setia sebagai orang beriman kepada Tuhan. Barnabas juga dikenal sebagai orang yang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Karena melihat cara hidupnya ini maka banyak orang juga dibawa kepada Tuhan.

Dikisahkan juga bahwa Barnabas menjumpai Saulus di Tarsus dan membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama dan mewartakan Injil. Di tempat inilah orang-orang disebut Kristen atau Kristus kecil. Barnabas dan Saulus semakin aktif mewartakan Injil di Antiokhia sehingga banyak orang menjadi percaya. Di Antiokhia sendiri ada nabi-nabi dan pengajar yakni: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. Ketika mereka sedang beribadat dan berpuasa, Roh Kudus berkata kepada mereka: “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.” (Kis 13:2). Ini menjadi sebuah pengasan bagi Barnabas dan Saulus untuk menjadi rekan kerja dalam mewartakan Injil.Dari Antiokhia mereka berlayar ke Siprus dan di sana mereka dibantu Yohanes Markus. Ia juga menemani Paulus untuk menghadiri Konsili pertama di Yerusalem.

Barnabas tidak gentar untuk menunjukkan dirinya sebagai murid Yesus yang sejati. Ia sendiri tidak pernah masuk dalam bilangan keduabelas rasul, tetapi kesediaannya untuk melayani Tuhan sanat terlihat di Antiokhia. Banyak orang menjadi percaya bahkan mereka menamakan diri “Kristen”. Tuhan Yesus dalam bacaan Injil mengatakan: “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.” (Mat 10:7-8). Ini adalah sebuah komando yang bagus dan patut diikuti oleh para murid-Nya. Para murid nantinya menyadari bahwa apa yang mereka lakukan bukan pekerjaan sendiri melainkan pekerjaan Tuhan. Ini berarti dengan kuasa dari Tuhan mereka akan melayani dan membawa banyak orang bersatu dengan Tuhan sendiri.

Untuk bisa menjadi murid yang baik, butuh kesederhanaan hidup. Orang harus memiliki sikap lepas bebas supaya bisa melayani Tuhan dengan sempurna. Inilah nasihat Tuhan Yesus kepada para murid-Nya: “Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.” (Mat 10:9-10). Kesederhanaan hidup akan menunjang pelayanan-pelahan kepada Tuhan dan sesama. Kesederhanaan hidup akan menopang pelayan Tuhan untuk melayani lebih sungguh, dengan hati yang tidak terbagi.

Banyak orang baik biarawan, biarawati dan kaum awam berniat baik untuk menjadi misionaris. Ini suatu hal yang bagus dan Gereja memang membutuhkannya. Sayang sekali para misionaris ini belum cukup memiliki sikap lepas bebas. Ketika berlibur kelihatannya tidak berbeda dengan kaum borjuis baru padahal ia bekerja di tanah misi, di daerah terpencil. Harusnya misionaris itu menjadi semakin sederhana dalam hidupnya. Semangat injil ini dilupakan begitu saja.

Para murid Tuhan berperan membawa pesan Tuhan yakni pesan damai kepada semua orang. Sebagaimana Tuhan Yesus menampakkan diri dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu” demikian setiap pengikut-Nya membawa damai yang sama kepada semua orang. Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.” (Yoh 14:27). Dan dalam Kotbah dibukit Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” (Mat 5:9).

Kisah hidup Barnabas menginspirasikan kita semua untuk selalu bersatu dengan Tuhan. Barnabas tidak kenal lelah melayani Tuhan karena ia memang dikususkan oleh Tuhan untuk tugas istimewa. Kita pun mendapat tugas khusus sebagai orang yang dibaptis untuk melayani-Nya. Kitalah Barnabas saat ini, putera penghibur yang menghadirkan Injil sebagai khabar sukacita bagi semua makhluk.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply