Homili 30 Juni 2015

Hari Selasa, Pekan Biasa XIII
Kej. 19:15-29
Mzm. 26:2-3,9-10,11-12
Mat. 8:23-27

Badai Pasti Berlalu

Fr. JohnMembaca judul renungan hari ini: “Badai Pasti berlalu” mengingatkan banyak orang pada tiga hal berikut ini, pertama, ingatan pada novel berjudul “Badai Pasti Berlalu” karya Marga T. yang diterbitkan pada tahun 1974. Novel ini sangat inspiratif bagi masyarakat pembaca novel di Indonesia. Kedua, Novel karya Marga T. ini memunculkan ide bagi film layar lebar yang disutradarai oleh Teguh Karya pada tahun 1977. Ketiga, Chrisye sebagai salah seorang penyanyi legendaris Indonesia menerbitkan albumnya berjudul: “Badai Pasti Berlalu”. Album ini menjadi peringkat pertama dari daftar 150 Album Indonesia terbaik versi Rolling Stone pada tahun 2007 yang lalu. Setiap badai hidup, pengalaman keras dan penderitaan pasti akan berlalu. Tuhan tidak akan membiarkan anak-anak-Nya mengalami badai selama-lamanya. Badai kehidupan pasti berlalu karena Tuhan berserta kita.

Penginjil Matius mengisahkan di dalam Injil pengalaman kebersamaan Yesus bersama para murid-Nya di dalam satu bahtera yang sama. Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, perahu ditimbus gelombang. Para murid merasa panik, ketakutan luar biasa tetapi Yesus tidur dengan tenang. Reaksi para murid adalah membangunkan Yesus dengan berkata: “Tuhan tolonglah, kita binasa” (Mat 8:25). Tentu saja mereka membangunkan Yesus dengan berteriak. Yesus lalu berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” (Mat 8: 26). Yesus bangun, menghardik angin dan danau sehingga danau itu menjadi teduh sekali. Orang-orang menjadi heran dan bertanya: “Orang apakah ini sehingga angin dan danaupun taat kepadanya?” (Mat 8:27).

Gereja itu mirip sebuah bahtera, di mana ada umat Allah yang berkumpul dan Tuhan Yesus sebagai kepalanya. Dalam berjalan bersama-Nya, selalu ada badai pencobaan. Iman setiap umat diuji terus menerus, apakah ia tetap percaya bahwa Yesus hadir di dalam Gereja atau tidak. Banyak kali orang merasa akrab dengan Tuhan Yesus dalam hidup rohani sehingga lupa bahwa Yesus sungguh-sungguh ada. Mukjizat ini juga membuktikan bahwa iman kepada Tuhan akan mengatasi segala ketakutan di dalam hidup ini.

Sekarang mari kita pikirkan badai-badai yang sedang menerpa kehidupan kita. Banyak di antara kita yang mengalami sakit penyakit yang tidak diduga sebelumnya, banyak yang mengalami penolakan yang menyakitkan, kematian orang-orang dekat, bencana alam dan aneka malapetaka lainnya. Pengalaman-pengalaman ini memang patut kita alami sebagai bagian dari akibat dosa manusia di hadirat Allah, dan memampukan kita untuk bertumbuh menjadi matang dalam hidup setiap hari. Hal yang penting di sini adalah iman yang kuat kepada Yesus yang senantiasa hadir di dalam gereja. Badai itu pasti akan berlalu.

Di dalam bacaan pertama kita mendengar kisah tentang keluarga Lot ketika mengalami sebuah badai yang berat, yakni hancurnya kota Sodom dan Gomora. Tuhan masih mau menyelamatkan Lot sekeluarga maka Ia mengutus para malaikat untuk menyiapkan Lot dengan berkata: “Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini.” (Kej 19: 15). Para malaikat bahkan memegang tangan Lot sekeluarga dan mengantar mereka sampai ke luar kota. Inilah pesan para malaikat kepada keluarga Lot dalam menghadapi badai: “Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di manapun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap.” (Kej 19:17).

Lot menyatakan permohonannya kepada Tuhan dengan berkata: “Janganlah kiranya demikian, tuanku. Sungguhlah hambamu ini telah dikaruniai belas kasihan di hadapanmu, dan tuanku telah berbuat kemurahan besar kepadaku dengan memelihara hidupku, tetapi jika aku harus lari ke pegunungan, pastilah aku akan tersusul oleh bencana itu, sehingga matilah aku. Sungguhlah kota yang di sana itu cukup dekat kiranya untuk lari ke sana; kota itu kecil; izinkanlah kiranya aku lari ke sana. Bukankah kota itu kecil? Jika demikian, nyawaku akan terpelihara.” (Kej 19: 18-20). Tuhan menunjukkan diri-Nya sebagai Allah yang Mahabaik. Ia berbelas kasih kepada Lot dan keluarganya dan mau menyelamatkan mereka. Maka permohonannya pun dikabulkan Tuhan melalui malaikat-Nya.

Selanjutnya Tuhan menghancurkan Sodom dan Gomora dengan menurunkan hujan belerang dan api. Istri Lot sempat menoleh sehingga menjadi tiang garam. Abraham hadir di hadapan Tuhan dan memandang Sodom dan Gomora yang sudah dijungkirbalikan oleh Tuhan. Padahal lembah Yordan itu merupakan pilihan Lot. memilih yang baik belum tentu benar! Karena Abraham maka Lot mendapat keselamatan.

Badai pasti bisa berlalu ketika orang memiliki iman yang besar kepada Tuhan. Abraham adalah contoh orang beriman yang karena imannya bisa menyelamatkan Lot dari hujan belerang dan api. Iman kepada Tuhan akan mengubah seluruh hidup manusia dan lingkunganya.Iman kepada Tuhan akan meneduhkan seluruh badai hidup manusia.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply